a/n ; gais maaf banget baru bisa update sekarang karena kesibukan ku di rl yang lagi banyakk poll :(
harusnya ini part aku up semalem sesuai janji, tapi lupaa
so soryyyy
happy reading all ✨️🫶
oo00oo
Claudine melangkah menyusuri salah satu lorong sepi yang ada di kediaman Herhardt. Karena sunyinya suasana membuat ketukan heels milik Claudine yang beradu dengan lantai jadi terdengar cukup nyaring.
Claudine berhenti melangkah saat melihat Hessen--sekretaris sekaligus asisten pribadi Matthias--tengah berdiri di depan salah satu ruangan.
"Lady, anda sudah di tunggu oleh tuan Duke didalam." Hessen membungkuk sopan pada Claudine. Kemudian ia mempersilahkan Claudine masuk ke dalam.
Saat di dalam, pandangan Claudine menyapu seluruh ruangan ini. Ini adalah pertama kali baginya memasuki ruang kerja Matthias. Ruangan ini sangat luas dan sangat rapih, Claudine sendiri cukup mengagumi dekorasinya.
Tatapan Claudine lantas tertuju pada Matthias yang terlihat begitu fokus pada pekerjaan nya.
"Tuan Duke." Claudine bersuara lembut, memberi tahu kedatangan nya disini.
Atensi Matthias sontak teralihkan. Ia mendongak menatap Claudine yang berdiri tak jauh darinya. Tatapan yang Matthias berikan begitu tajam sampai-sampai membuat Claudine merasa takut.
"Pelayan bilang anda memanggil saya, ada apa tuan Duke?" tanya Claudine berusaha bersikap tenang. Lalu matanya tak sengaja melihat ke arah tangan Matthias.
Melihat tangan pria itu yang penuh luka, Claudine sedikit terkejut. Parahnya lagi nampaknya Matthias sama sekali tidak mengobati lukanya itu.
"Tuan Duke, tangan anda terluka. Apa anda tidak mengobati luka itu?" Tersirat sedikit ke khawatiran dalam ekspresi Claudine. Hal itu membuat senyum tipis Matthias terbit di wajahnya.
"Untuk apa aku mengobati luka ini?" balas Matthias dengan ekspresinya yang sudah kembali ke setelan awal.
"Untuk apa? Tentu saja agar tidak infeksi tuan," jawab Claudine bingung akan perkataan Matthias barusan.
Dasar Matthias pria aneh.
"Kalau begitu obati luka ku," perintah Matthias tiba-tiba yang membuat Claudine cukup terkejut.
"Saya?" tanya Claudine memastikan lagi.
"Memang ada siapa lagi disini selain aku dan kau, Lady?" balas Matthias dengan seringai tipis yang terpatri di wajah tampannya.
Claudine termangu. Benar juga, hanya ada dirinya dan Matthias di ruangan ini. Hessen? Pria itu berjaga di depan ruang kerja Matthias.
Tapi kenapa Matthias malah menyuruh nya untuk mengobati luka di tangannya itu? Memang dia pikir siapa dia sampai berani menyuruh Claudine?
"Saya tidak mau," tolak Claudine lugas. Sebelah alis Matthias sontak terangkat sebelah.
Apa barusan Claudine menolak perintah nya? Tidak tahukah gadis itu sedang berbicara dengan siapa?
Matthias berdiri dari tempatnya, berjalan mendekati Claudine lalu berdiri tepat di depan gadis itu. Matthias sedikit menunduk, menatap Claudine dengan tatapan penuh intimidasi yang membuat siapa saja takut.
Kecuali Claudine.
Entah mendapat keberanian dari mana, gadis bersurai coklat itu mendongak dan membalas tatapan Matthias tak kalah tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
A SECOND CHANCE
Fanfiction"Jika aku tidak bisa memiliki mu, maka orang lain pun tidak bisa." - Matthias Von Herhardt "Claudine, aku menyukai mu. Ku harap, kau juga memiliki perasaan yang sama." - Riette Von Lindman "Harusnya tidak serumit ini? Tapi mengapa semuanya jadi rumi...