Bab 7 - Menang Telak

370 68 3
                                    

Hidup itu bukan hanya sekedar hidup saja. Bangun, makan, melakukan kegiatan seadanya, lalu tidur lagi. Jika begitu, Sakura yakin hidupmu hanya akan stagnan di tempat dan perlahan-lahan akan hancur.

Oleh karena itu, hidup itu haruslah memiliki tujuan dan pendirian. Tanpa pendirian, tujuan pun tak akan pernah bisa tercapai. Begitu juga sebaliknya, tanpa tujuan, hidup akan berjalan dengan berantakan tanpa pendirian.

Hidup tanpa pendirian itu layaknya kapal yang terombang-ambing di tengah lautan. Terkena ombak sedikit, akan oleng dan apabila tidak bisa mempertahankan dirinya ia akan tenggelam ke dasar lautan.

Begitu juga dengan hidup. Tanpa pendirian, dia akan mudah digoyahkan. Entah digoyahkan karena ego sendiri, ucapan orang lain, maupun lingkungan hidup mereka. Oleh karena itu dulu walaupun hidup penuh keterbatasan, Sakura memiliki tujuan untuk hidup. Biarkan orang-orang mengatakannya jahat, biarkan orang-orang membencinya. Tapi ambisi untuk menang selalu berkobar sejak dirinya kecil. Pun cara yang dilakukannya selalu jujur, bukan melalui orang dalam maupun uang yang berujung kenikmatan instan.

Rasanya lebih puas saat menikmati kekayaan dan kekuasaan benar-benar pure hasil dari kerja kerasnya. Apa yang dikorbankan seimbang, apa yang dibutuhkan selalu tersedia(relasi), dan bukankah lebih membahagiakan dan tentram jika hidup dalam kejujuran?

Tak ayal Sakura pernah memasukkan sedikit bumbu kelicikan yang membuat lawannya tumbang. Namun bumbu tersebut kan hasil dari otak dan usahanya sendiri, bukan bantuan dari orang dalam ataupun berunsur memaksa. Jenis kelicikan yang selalu digunakan Sakura itu sering dia gunakan saat bernegosiasi. Dengan otak cerdasnya, ia mampu dengan mudah memojokkan dan menutup semua jalan pilihan sang klien dan tak menyisakan jalan lain selain untuk menyetujui usulannya. Bukannya apa, negoisasi yang ia gunakan pun jenis negosiasi sehat, yang juga masih menguntungkan kedua belah pihak. Sakura bukanlah tipe orang egois dan terburu-buru yang memburu hal-hal yang instan.

Orang-orang harus mengingat, apa yang didapat dengan instan, mereka juga akan kehilangannya secara instan juga.

Dan Sakura janji, Hyuuga yang akan merasakannya.

"Aku jahat?? Kau bercanda Temari?? Tak ingat bagaimana mereka memperlakukanku dan ayahku dulu??" Sakura pun tertawa. Kembali meminum minuman berenergi yang berhasil ia buat menggunakan racikan dari orang desa yang tadi ia temui.

Jam sekarang telah menunjukkan pukul 10 malam, baru satu jam tadi Sakura pulang dari perusahaan Uchiha untuk melanjutkan pengerjaan proyek Scv-Speed mereka. Proyek yang membuat seluruh ruangan panas karena cekcok dirinya dengan Sasuke. Namun entah bubuk ajaib apa yang ia gunakan, debat tersebut diakhiri dengan Sasuke yang setuju dengannya.

"Ck! Kau mabuk ya?? Dengar ucapanku tidak?? 'Orang jahat sudah berubah menjadi orang baik? Baca kisah menarik soal Haruno Sakura! Wanita tangguh yang berhasil naik ke posisi tiga teratas di majalah bisnis ternama!' itu judul terbaru dari artikel yang kubaca!"

Sakura mengibaskan tangannya. Matanya kembali bergulir ke ponselnya untuk mengecek email dari perusahaan Ritec—perusahaan luar negeri kontruksi yang sedang menanyakan beberapa poin tentang pengajuan kerja sama mereka.

"Biarkan orang berkata apa. Hanya heran, memang mereka kenal aku ya sampai menyebutku jahat?"

Temari tiba-tiba terkekeh pelan. Wanita itu berjalan mendekat, membawa air lemon di tangan kanannya sebelum mengambil posisi duduk di sebelah Sakura.

"Perlu kusebutkan? Kau mencoba mengambil alih dinasti bisnis di negeri A, menggoda anak kaisar, mencoba merebut suami orang, lalu apa lagi ya? Oh! Bukankah kau juga berniat untuk membasmi para kepa*at itu?! Astaganaga! Kau harus mengaca betapa jahatnya dirimu, Sakura!" ujar Temari hiperbola.

AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang