Bab 5 - Egoisme

308 52 1
                                    

"Ulang tahunmu tinggal dua minggu lagi. Kau ingin apa?" tanya Rey dengan suara khas bangun tidurnya.

Setelah seminggu tak bertemu, pria itu dengan kekeh memintanya untuk menginap. Sepulang dari acara peresmian gedung kemarin, Rey bahkan sampai bersumpah akan menyeretnya ke rumah apabila Sakura menolak. Walaupun akan pergi untuk mengurus pekerjaan lagi, Rey berkata lebih baik Sakura menginap di rumahnya. Selain untuk melepas rindu ya sekalian bermesraan.

"Aku tidak menginginkan apapun," balas Sakura di tengah kantuknya. Jam masih menunjukkan pukul lima pagi. Dan ia masih memiliki waktu satu jam untuk bersantai di pelukan seorang Rey Kyoto.

Mendengar jawabannya, alis merah Rey mengerut. Sedari dulu, ia akan bertanya apa yang diinginkan oleh wanita berambut merah muda di pelukannya itu. Dan setiap tahunnya Sakura akan menjawab antusias. Begitu pun sebaliknya. Namun bedanya Sakura tak akan bertanya apa yang diinginkan Rey. Saat ulang tahun pria tersebut tiba, justru Sakura akan memberinya hadiah yang mengejutkan. Kebanyakan bukan barang yang istimewa sebab tak ada harganya karena hadiahnya tak dibeli. Akan tetapi usaha yang dilakukan Sakura lebih mahal dari pada apapun.

"Padahal aku ingin mengajakmu pergi ke pantai."

Sakura mendengus. "Seolah-olah kau tidak sibuk saja."

Rey kembali mengerutkan alisnya. Bibirnya sedikit tertekuk sebelum pria itu bangkit dan menyangga kepalanya menggunakan lengan. "Aku bisa meluangkan waktuku."

Sakura terlihat berpikir. Perempuan itu beralih mendekat ke arah Rey hingga wajahnya tersandar di lengan berotot pria tersebut. "Aku tidak tahu Rey. Jadwalku padat sekali. Mulai besok aku akan terlibat dalam progam kesamarataan kesehatan di desa-desa terpencil. Tepatnya di daerah Suna."

Wajah pria berambut merah menyala itu mengerut protes. "Kenapa kau tidak memberitahu?"

Sakura menghela nafas. "Tidak ada waktu," jawabnya sembari melepas lilitan selimut di badannya. Berniat bangun dan membersihkan diri untuk bersiap-siap berangkat bekerja.

"Sakura, kau harus mengabariku."

Cekalan di tangan kanannya itu membuat Sakura berdecak pelan. Satu hal yang sangat ia sebal dari Rey. Pria itu pasti akan menuntut ingin diberitahu setiap pekerjaan atau kegiatan yang sedang dilakukannya. Awalnya memang terasa romantis, namun lama kelamaan gerakannya semakin terkekang karena Rey berlagak semakin posesif.

Sakura akui ia senang diperhatikan sedemikian rupa. Tapi sikap Rey sudah keterlaluan. Bahkan ketika rapat kemarin, pria tersebut tak henti-hentinya mengirimkan pesan untuk tidak terlalu berdekatan dengan Sasuke. Alasan yang sangat tidak masuk akal. Walaupun Rey sudah mengatakan secara eksplisit bahwa pria tersebut takut jika diduakan, bukannya Sakura belum pernah bilang jika hubungan mereka hanya sebatas give and take. Sebelumnya Rey juga tak mempermasalahkan kedekatannya dengan pria lain. Baru kali ini dia berisik sampai tantrum membuatnya terusik berhari-hari.

"Rey, aku tak perlu mengabarimu setiap hari. Aku akan selalu kembali kepadamu, mengerti?" tanya Sakura sembari menatap tegas pria yang meletakkan kepalanya di pangkuannya tersebut. Beralih mengulas rambut merah menyala milik Rey sebelum menepuk bahunya bermaksud mengkode ia ingin berdiri.

Rey hanya bisa menghela nafas. Pria tersebut ikutan berdiri dan menyerahkan selimut kepada Sakura saat wanita itu memintanya.

"Oke," jawabnya singkat. Lebih condong ke arah pasrah dan terpaksa sebenarnya.

Sakura menghela nafas pelan. Selepas memasukkan selimut ke dalam ranjang, wanita itu beralih berdiri di hadapan Rey. Menatap wajah pria yang selama ini menemaninya dari titik nol ia memulai karir. Terharu, namun sedih karena tak bisa menjadi yang terbaik dan menjadi wanita seperti yang diinginkan olehnya. Namun beginilah pengaturan mereka berdua. Jika salah satu dari mereka melanggarnya, maka sesuatu di antara mereka bisa hancur. Dan resikonya mereka tak bisa kembali seperti dulu lagi. Sakura sama sekali tak menginginkan hal itu terjadi. Sehingga ia hanya bisa memperingatkan Rey berulang kali tentang status mereka untuk menghindari patah hati yang tak diinginkan.

AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang