01. Pertemuan Terlarang

23 4 0
                                    

§ jangan lupa vote yh, enjoyy guys

.
.
.

Hati-hati dengan langkahmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hati-hati dengan langkahmu

Hati-hati dengan bicaramu

Hati-hatilah pada segala hal

Agar tidak jatuh

Pada hal yang terlarang

~

Yogyakarta, 1933

Cuaca hari ini sangatlah panas. Matahari telah mencapai puncaknya dan menyebarkan panasnya. Seorang pemuda londo berusia dua puluh tahun berjalan menuju ke ruang kerja ayahnya, karena hari ini adalah hari pertamanya bekerja bersama ayahnya.

Pemuda itu mengetuk pintu ruang kerja ayahnya dan masuk. Begitu masuk terlihat seorang pria tua tengah duduk tegap di kursi kerjanya.

"Goedemiddag, ayah," ucap pemuda itu.
(Selamat siang, ayah.)

"Kamu juga, Richard," jawab pria itu.

Diedrick berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati anaknya. Mata keriputnya menatap tajam mata sang anak. "Kamu sudah siap?" tanyanya.

"Ja, ayah," jawab Richard dengan penuh keyakinan.
(Ya, ayah.)

Diedrick mengangguk dan pergi keluar ruangan, disusul Richard dari belakangnya. Mereka berjalan keluar dari kediaman keluarga Vandenberg dan pergi ke sebuah persawahan.

Dua orang pembantu pribumi juga mengikuti mereka dari belakang, membawakan mereka payung agar tidak kepanasan terkena terik matahari.

Diedrick berjalan didepan sementara Richard berada dibelakang sembari melihat kesana-kemari keadaan persawahan yang nampak hijau dan asri.

Mereka berjalan melewati sebuah jalan setapak diantara sawah dan melihat para pribumi yang sedang menanami padi.

Meski terik matahari sangat panas dan menyengat, mereka tetap fokus pada pekerjaan masing-masing tanpa mengeluh maupun beristirahat.

Melihat hal tersebut, Richard merasa iba dengan para pribumi yang nampak kelelahan. Sungguh, rasanya tidak manusiawi jika hanya membiarkan mereka dalam keadaan seperti itu.

"Ayah, mereka tampak kelelahan. Kenapa kamu tidak menyuruh mereka untuk beristirahat saja?" tanya Richard.

Diedrick berhenti dan menatapi anaknya. "Jika kita mengasihani mereka, maka mereka akan bersikap kurang ajar dan tidak akan patuh."

"Tapi ayah, apa kamu tidak merasa kasihan pada mereka?"

Diedrick melihat para pribumi yang masih bekerja dan kembali menatapi Richard. "Tidak."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Amerta: Een EeuwigheidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang