Setelah 30 menit akhirnya Hinata memberanikan diri untuk keluar kamar. Boruto sudah tidur, Hinata juga sudah cukup tenang dan sudah membasuh wajahnya agar tidak terlihat sembap akibat kebanyakan menangis.
"Maaf tuan, mau minum apa?" Tanya Hinata setelah dia tiba di ruang tamu.
"Santai aja Hinata. Kau masih ingat kami kan? Kita satu sekolah dulu." Kata choji sambil tersenyum lebar.
"Ia tuan, saya ingat." Jawab Hinata dengan sopan.
" Panggil nama aja Hin." Kata Sai.
"Betul, kami itu bukan majikanmu. Kita teman." Dukung Kiba.
"Baik Kiba, mau saya buatkan minum apa.?" Awalnya Hinata merasa malu karena terlihat menyedihkan di depan teman-teman sekolahnya dulu. Walaupun mereka tidak akrab bahkan sangat jarang berinteraksi, tetap saja dia merasa takut akan di hina atau bahkan di bully karena perbedaan kondisi mereka. Tapi melihat respon mereka yang terlihat sangat baik membuat Hinata merasa sedikit tenang.
"Ocha hangat aja Hin, ga usah repot-repot." Jawab Shino.
"Baiklah.. mau sekalian makan malam disini tidak? Tapi maaf yang ada hanya ramen karena semua bahan makanan sedang habis." Tanya Hinata, kali ini dia sudah berani melihat ke arah mata mereka.
"Boleh." Jawab mereka berbarengan.
"Baiklah tolong tunggu sebentar ya." Jawab Hinata sambil beranjak dari sana. Setelah kepergian Hinata, Shikamaru kembali duduk bersama teman-temannya. Sebenarnya dia sudah disana sejak lama, hanya saja dia memilih untuk menjaga jarak dulu saat melihat Hinata disana. Shikamaru masih belum berani ketemu Hinata, dia takut akan melihat kebencian kepadanya dimata Hinata.
"Udah sadar Shik? Hahah." Ejek Sai sambil terkekeh saat Shikamaru duduk disampingnya.
"Sai sialan." Jawab Shikamaru sambil tersenyum tipis.
"Keluarin laptop kalian. Kita kerja." Ucap Shikamaru lagi sambil membuka laptopnya.
"Bos sialan."
"Penyiksaan anak buah ini."
"Trus ngapain pulang cepat tadi?"
"Tau nih udah jam 8 juga."
Shino, Kiba, Sai dan Choji protes berurutan.
"Buka laptop lagi atau ga jadi dapat benefit dari nih project 1% per orang." Shikamaru terkekeh saat melihat teman-teman nya dengan cepat duduk melingkar mengelilingi meja sambil membuka leptop masing-masing.
***
Hinata mengigit jarinya gelisah, dia sudah menyediakan ramen diatas meja makan, tapi saat dia keruang tamu dia tidak berani mengganggu Shikamaru dan teman-temannya. Mereka terlihat sangat serius berdebat, selama 5 menit Hinata berdiri tidak jauh dari mereka, Hinata bahkan sudah beberapa kali melihat mereka saling beradu argument dengan suara kencang seperti sedang berantem.
"Hmmmm"
Hinata akhirnya memutuskan untuk mengantarkan saja ramen ke meja disamping meja yang mereka gunakan. Sepertinya Shikamaru dan yang lainnya tidak akan berniat meninggalkan kerjaan mereka saat ini untuk makan ke meja makan. Mungkin akan lebih baik jika mereka bekerja sambil makan.
"Eh Hin.." Kiba langsung berdiri saat menyadari keberadaan Hinata yang membawa 2 mangkok ramen dengan topping telur dan irisan daging yang sangat tipis. Sepertinya stok makanan di apart ini memang sudah sangat-sangat memprihatinkan.
"Maaf.. saya fikir kalian sedang sangat sibuk dan ingin makan diruangan ini aja." Kata Hinata.
"Harusnya tidak perlu repot Hin, biar saya bantu ambil yang lainnya." Kata Shino sambil berdiri mengikuti langkah Hinata. Dan disusul Kiba. Sementara itu Shikamaru hanya fokus ke laptopnya dari tadi. Jujur dia sedikit kesal karena Hinata sama sekali tidak melihat kearahnya tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Its You
Fiksi Penggemarhanya tentang hyuga hinata dan nara shikamaru yang bertemu saat mereka sama-sama takut untuk mencintai lagi @credit pada semua pemilik picture yang aku gunakan di book ini tanpa izin.