CW://KISS SCENE
Minggu demi minggu pun berlalu semenjak acara lamaran. Yura belakangan merasa lebih sibuk dari biasanya karena ia harus menyeimbangkan pekerjaan dan persiapan pernikahan yang sudah berjalan sekitar 70%.
"Hufh...Yudi mana?" Ucap Yura menduduki spot favoritnya di kantin kantor.
"Ada outside meeting jadi hari ini kita maksi berdua aja." Ucap Yola setelah mereka memesan makanan.
"Lo tuh pacaran ya sama Yudi??" Yola menyeruput minumannya, berusaha menghindari pertanyaan Yura. "Tinggal jawab iya aja kenapa sih?? Nggak ada yang mau ngerebut Yudi dari lo!" Sungut Yura gemas.
"Iyaaa...puas??"
"Kok bisa sih gue nggak tahu lo berdua pacaran selama ini??"
"Ya kenapa juga kita harus sesumbar? Lo nggak nanya juga."
"How did it start?" Tanya Yura penasaran.
"Eum...kita tuh dulu sekampus. Terus ketemu lagi di sini dan ternyata kita tinggal di satu gedung apartemen yang sama. So, I spend a lot of time with him di luar kantor dan ya itu terjadi gitu aja."
"Terus gimana jadiannya?? Maksud gue, gimana Yudi nembak lo dan ngajak pacaran??"
Satu Tahun Lalu
"Gini udah bener?" Ucap Yola mengerjakan laporan pekerjaannya dengan Yudi duduk di samping dan membantunya.
"Udah oke. Jangan lupa di save."
"Oke...hufh! Capek!" Sungut Yola bersandar pada badan sofa setelah menyimpan file dan mematikan laptopnya.
"Capek banget?"
Yola menoleh dan mengangkat wajahnya lalu duduk menghadap Yudi, "Makasih ya udah dibantuin..." ucapnya tersenyum. Ia memang sudah memiliki rasa pada Yudi semenjak mereka resmi bekerja di satu divisi yang sama. Hanya Yola tak berani menunjukkannya secara terang-terangan karena ada Yura di antara mereka dan Ia tak mau besar kepala atas kebaikan dan perhatian Yudi padanya yang ia kira hanya sebatas teman karena memang Ia baik pada semua orang dan Yola merasa ia tak sespesial itu bagi Yudi. Namun menghabiskan waktu berdua bersama pria ini seperti ini cukup membuatnya senang.
"Sebenernya aku cuma cari alasan supaya bisa main dan stay di sini aja."
Senyum di wajah Yola perlahan pudar berganti menjadi sebuah debaran hebat dalam dadanya. "Kamu–"
"Can I stay?"
Yola terdiam menatap ke dalam dua mata Yudi lalu mengangguk. Keduanya bertukar pandang selama beberapa saat hingga Yola menyadari Yudi wajah Yudi bergerak mendekat padanya namun pria itu berhenti ketika pucuk hidungnya bersentuhan dengan pucuk hidung Yola.
"K-Kenapa berhenti?"
"Are you okay with this?" Gumam Yudi.
"I'm okay if you tell me what's going on."
"Emangnya kamu lagi mikir apa?"
Yola mengarahkan bola matanya menatap Yudi. "I like you, dan aku harap kamu begini karena perasaan kita sama."
Ujung bibir Yudi tertarik naik membentuk senyuman tipis, "Bingo. You can read me so well."
"So?"
"Once I break this 2cm boundary between us, hubungan kita nggak lagi cuma sebatas kolega kerja. Are you okay with that?"
Yola menggigit bagian bawah bibirnya lalu mengangguk pelan tepat setelahnya, Ia merasakan bibir Yudi mendarat di bibirnya. Tangan kanan Yola refleks menyentuh dada pria itu dan lekas digenggam Yudi hingga jari-jari mereka bertaut mesra.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAPAN NIKAH?
RomanceKetika memasuki usia kepala tiga tekanan orang sekitar untuk segera menikah semakin berat dirasakan Yura meski Ia masih memiliki kakak yang berusia tiga tahun di atas, namun orang sekitar selalu mendesaknya agar cepat menikah. Hingga akhirnya Yura m...