017.

1K 54 0
                                    

Keesokan harinya, Yura terbangun. Ia bergerak malas di balik selimut namun pagi ini pergerakannya tak seperti biasa karena kedua lengan yang seolah mengunci dirinya dari belakang dan Yura tahu benar siapa. Setelah 5 hari menikah akhirnya mereka pun melakukan ritual suami istri yang sempat tertunda beberapa kali karena beberapa hal. Saat semalam Ia pikir tak akan terjadi, yang terjadi justru kebalikannya.

Ada sebuah perasaan berbeda ia rasakan. Yura merasa seperti ada sesuatu yang hilang dan Ia tahu itu apa karena memang Ia menyerahkan semuanya atas konsen dari dirinya sendiri sehingga Ia tak menyesalinya.

Yura meraih handphone dan menunjukkan jam 5:15. "Mas..."

"Hngh?"

"Udah jam lima lewat...aku mau mandi. Kita harus kerja."

"Ah, sorry...." Gumam Joshua melepaskan Yura. "Kamu mandi duluan aja." Yura terbangun dan tak sengaja melihat Joshua yang kembali terlelap. Pria itu tertidur tanpa mengenakan atasan setelah semalam mereka lanjut bercinta setelah mandi. Pikiran intrusifnya kembali datang dan Yura dengan hati-hati mengarahkan telunjuknya ke dada pria itu.

"ACK!" seru Joshua terkejut dan refleks menutupi dadanya sendiri lalu menatap Yura heran.

"AAAAH! Maaf! Maaf! Penasaran aja!" balas Yura panik.

"Haih...seriously...ngagetin aja kamu tuh..aku pikir ada cicak jatoh.." ucap Joshua kembali berbaring dan tertawa pelan.

"Maaf! Maaf! Aku mandi duluan!" Yura lekas beranjak dari kasur dan berniat ke kamar mandi namun Ia teringat sesuatu sehingga Ia kembali ke sisi tempat tidur dimana Joshua sedang berbaring malas. "Mas."

"Hng?" Joshua kembali membuka kedua matanya yang masih terasa berat.

"Pintu kamar mandi aku kunci ya? Jangan nerobos lagi kayak semalem." Joshua tertawa mendengar ucapan Yura dan mengangkat jarinya memberi tanda oke. "Sorry..."

"Eum...aku nggak marah sih. Kalo malem nggak apa-apa cuma ini masalahnya kita harus ke kantor," ucap Yura lalu bergegas berlari menuju kamar mandi.

Joshua tengah menata isi kotak bekal untuknya dan Yura. Ia hanya bisa memasak menu sederhana berupa nasi goreng dikarenakan keterbatasan waktu dan mereka harus segera bergegas ke kantor.

"Mau pada patungan berapa?" perhatian Joshua teralihkan oleh Yura yang keluar dari kamar sambil berbincang di telepon dengan rekan kerjanya. Wanita itu sudah terlihat rapi dengan berpakaian kemeja berwarna krem yang agak sedikit kebesaran dan dimasukkan ke dalam celana kulotnya yang berwarna peach. Sapuan riasannya tak berlebihan namun cukup untuk membuat Joshua bisa melihat jika Yura mengenakan make-up meski dari kejauhan.

Entah ini hanya perasaannya saja atau bukan, namun Joshua seperti merasa sudah lama tak melihat Yura berpenampilan rapi meski pernikahan mereka baru diadakan hampir seminggu yang lalu. Namun tetap saja ada perbedaan signifikan di mata Joshua tentang Yura di hari pernikahan mereka, Yura saat bulan madu, dan Yura per hari ini sebagai wanita karir dan istrinya.

"Apa karena semalem ya?" Gumamnya dalam hati sambil menyendokkan saus tomat ke dalam salah satu sekat kotak bekalnya.

"Ya udah nanti omongin di kantor aja...gue mau otw soalnya," ucap Yura mengakhiri pembicaraannya di telepon dengan Yola. "Mas, Astaga! Mas!"

"Huh?? Y-Ya?"!

"Kamu nanti sembelit nuangin saos sebanyak ini!" Seru Yura terkejut melihat salah satu kotak bekal mereka penuh dengan saus tomat.

"Haish!" Sungut Joshua frustasi.

Di dalam mobil menuju ke kantor, Yura sedang sibuk berbalas pesan dengan Yola dan Yudi. Namun sesekali Ia melirik karena merasa ada sepasang mata yang sepertinya sejak tadi memperhatikannya.

KAPAN NIKAH?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang