Innesa's world : Peringatan pertama.

121 29 3
                                    

Setelah kejadian beberapa hari lalu, Innesa masih tampak murung saat berada di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian beberapa hari lalu, Innesa masih tampak murung saat berada di sekolah. Gadis itu masih belum percaya jika kucing yang menemani nya dari pertama terdampar di dunia ini telah mati.

Role, pelayan pribadinya juga sangat terkejut. Frans juga segera mencari pelaku yang sudah membunuh kucing itu, pria paruh baya itu curiga akan penyusup yang berani masuk kerumahnya.

Sedangkan Edward juga tampak membantu mencari pelaku itu.

Innesa memikirkan keganjalan ini, siapa? siapa yang berani masuk ke area rumahnya dan mengirim teror ini?

Di kepalanya banyak kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi kedepannya, jika seseorang itu sudah berani mengirim teror maka bisa di tebak kedepannya akan ada hal yang lebih buruk terjadi.

Innesa juga berfikir jika dia tetap terlihat murung, kemungkinan pelaku akan terlihat senang karena berhasil menghantam mental gadis itu. Walaupun kenyataanya memang benar.

Lamunan Innesa buyar seketika saat Bu Emi mengakhiri pembelajaran hari ini.

"hari ini siapa yang piket? tolong antarkan buku ini ke perpustakaan" tanya Bu Emi yang tidak mendapatkan tanggapan sama sekali, keadaan kelas telah gaduh karena sudah bell istirahat. Bu Emi menghela nafas lelah, Innesa yang melihat itu pun berinisiatif untuk membantu.

"Bu Emi, biar Innesa aja yang anter buku nya"

Terlihat wanita paruh baya itu tersenyum lembut, dia kagum dengan murid nya ini. Walaupun terlahir dari keluarga yang berada namun perilaku yang sederhana dan sifatnya ini yang sangat memberi kesan baik.

"Terimakasih, hati hati ya Inne" balas Bu Emi, Innesa tersenyum dan segera mengambil beberapa buku yang akan dia antarkan ke perpustakaan.

Saat melangkah keluar dia di hadang Linus, pemuda itu tersenyum cerah dan menawarkan bantuan kepada Innesa.

"Inne, sini gue bantuin"

"Nggak usah, mending lo langsung ke kantin terus pesenin gue bakso deh" jawab Innesa sambil tersenyum lebar, sebenarnya dia ingin bergerak bebas sejenak.

Karena hari ini Edward dan Abbie tengah sibuk dengan kegiatan ekstrakurikuler jadi dia bisa bebas pergi kemana pun tanpa di ikutin, terkecuali untuk Linus yang memang tidak mengikuti ekstrakulikuler seperti dirinya.

Linus mengangguk mengerti, dia mengacak rambut Innesa gemas dan segera berlari menjauh menghindari teriakan yang sebentar lagi akan Innesa keluarkan.

"LINUS! rambut gue jadi berantakan nih" teriak Innesa yang di balas tawa keras Linus.

Gadis itu menggeleng pelan dan segera melanjutkan langkahnya ke arah perpustakaan. Saat di perjalan pun dia beberapa kali di sapa dengan teman seangkatannya, tentu Innesa senang karena ini adalah salah satu hal yang dia impikan di dunia barunya ini.

Innesa's World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang