Happy Reading
.
.
1+
Guys Jangan lupa vote dan komen yg positif
.
.
Setelah meninggalkan ruang makan, Sasuke dipanggil oleh Fugaku ke ruang kerja keluarga, sebuah ruangan besar dengan jendela-jendela tinggi yang memancarkan cahaya remang-remang. Di sana, Fugaku sudah duduk di kursi besar di balik meja kayu tua yang tampak megah dan angker pada saat bersamaan.
"Masuk, Sasuke," suara Fugaku terdengar dingin dan tegas. Sasuke memasuki ruangan tanpa ekspresi, menutup pintu di belakangnya. Di dalam ruangan itu, suasana terasa semakin mencekam.
Fugaku menatap anak bungsunya dengan mata yang tajam, seperti ingin menembus pikiran Sasuke. “Apakah kau sudah melakukannya?” tanyanya langsung tanpa basa-basi. “Apakah kau sudah meminum darah Sakura?”
Sasuke menatap ayahnya tanpa berkedip. Pertanyaan itu mengandung beban yang selama ini ia coba abaikan. Dia tahu bahwa pernikahannya dengan Sakura bukan sekadar penyatuan dua hati—itu adalah perintah dari garis keturunan keluarga Uchiha untuk meneruskan generasi vampir mereka. Untuk itu, dia harus meminum darah Sakura agar pewaris yang kuat bisa lahir.
Fugaku memperhatikan reaksi Sasuke dengan teliti. "Ingat, Sasuke," lanjutnya dengan nada serius, "darah manusia itu penting untuk melahirkan generasi vampir yang lebih kuat. Jika kau menunda terlalu lama, kita akan kehilangan waktu yang berharga."
Sasuke masih terdiam. Di dalam dirinya, ada pergolakan yang sulit ia jelaskan, bahkan kepada dirinya sendiri. Dia tahu apa yang harus dilakukan, apa yang diharapkan darinya. Namun setiap kali dia berada di dekat Sakura, ada sesuatu yang menghalanginya untuk segera mengambil tindakan. Meskipun dia tidak mencintainya, ada sesuatu di dalam dirinya yang masih menahan langkah itu.
"Aku mengerti," jawab Sasuke akhirnya, suaranya datar. “Belum. Tapi aku akan melakukannya.”
Fugaku memandangnya dengan tatapan tajam, ekspresinya tak berubah. “Jangan terlalu lama, Sasuke. Kau tahu apa yang dipertaruhkan. Kita tidak bisa membiarkan emosi manusiawi menghalangi kita. Sakura hanya wadah. Gunakan dia sebagaimana mestinya.”
Sasuke menundukkan kepalanya sedikit, mengangguk perlahan. Dia tahu apa yang diinginkan ayahnya, dan dia tahu tanggung jawabnya sebagai bagian dari keluarga Uchiha. Tapi, di dalam pikirannya, bayangan wajah Sakura—senyum lembutnya, tatapan penuh kasih sayangnya—berkeliaran, menciptakan keraguan yang tak bisa dia abaikan begitu saja.
Sasuke kemudian berbalik, meninggalkan ruangan tanpa sepatah kata lagi. Di balik punggungnya, Fugaku memandangnya dengan dingin, penuh ekspektasi. Generasi baru keluarga Uchiha, generasi vampir yang kuat, harus diteruskan. Tidak ada ruang untuk kelemahan atau keraguan.
Pagi itu, Sakura terbangun dengan perasaan aneh yang masih menghantuinya. Udara di kamar terasa dingin, lembap, dan menyesakkan. Cahaya matahari seharusnya sudah masuk, namun ruangan itu tetap gelap, seolah-olah menolak kehangatan pagi. Sakura merasa tidak nyaman, seperti terkurung dalam ruang yang membekapnya.
Dengan langkah pelan, dia berjalan menuju jendela. Tirai tebal yang menghalangi cahaya masih tertutup rapat. Tangannya gemetar sedikit saat ia menarik tirai itu, membiarkan sinar matahari yang tipis menerobos masuk ke dalam ruangan yang suram. Namun, meskipun cahaya matahari pagi menyapa, ruangan itu tetap terasa dingin, seolah-olah cahaya matahari tidak cukup untuk mengusir keanehan yang mengelilingi rumah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WIFE AND MOTHER VAMPIR [PDF & KARYAKARSA]
Short Story" Aku mencintai mu, tapi kau menggunakan ku hanya untuk meneruskan keturunan mu saja." ________________ Bagaimana jika Sasuke menargetkan seorang manusia yang akan menjadi korban sebagai pengantin wanitanya demi meneruskan generasi vampir, yang dim...