02. masa lalu?

25 13 2
                                    

*flashback

"AYAH! BIARKAN AKU UNTUK MASUK KE DALAM HUTAN ITU! AKU INGIN MENCARI POHON ITU DAN MEMINTA AGAR IBU SEMBUH DARI PENYAKITNYA."

Teriak fatih pada ayahnya yang meminta izin untuk memasuki hutan itu, karena pada saat itu Ibunya menderita sakit parah dan mereka tidak bisa membawanya ke rumah sakit yang berada jauh di kota karena keterbatasan uang yang mereka punya.

"FATIH! KAMU JANGAN NEKAT DAN SEENAKNYA MASUK KE SANA, KAMU JUGA BELUM TAHU KAN KALAU MEMANG DI HUTAN ITU ADA POHON AJAIB!"

"Maka dari itu izinkan Fatih untuk masuk ke dalam sana dan mencari tahu kebenarannya, kasian Ibu yah aku ga tega liatnya sakit-sakitan kaya begitu, Kita juga kan ga bisa bawa Ibu ke kota ya, kita mana punya uang."

"Soal uang itu gampang fatih, nanti Ayah bisa pinjam. Ayah gamau kalau kamu harus nekat masuk ke sana sendirian begitu Fatih, jangan mengorbankan nyawa sendiri demi hal yang belum pasti."

"Apalagi pinjam uang Ayah, nanti bagaimana bayarnya? Kita saja sekarang bisa makan saja sudah syukur, apalagi nanti Damar yang mau masuk sekolah dan harus beli seragam, jangan gila ayah!"

"Itu semua biar Ayah yang urus, kamu bisa apa? Kamu diam saja Ayah bisa kerja buat semua itu dan soal Damar itu gampang kita bisa cicil uangnya."

" Terus habis itu bagaimana? Ayah mau kerja siang malam ke sana ke sini? Ayah ga cape? Fatih yang liat itu ngerasa ga berguna sebagai anak pertama yah!"

"CUKUP FATIH! Lebih baik kamu diam dari pada melawan Ayah, dan jangan kamu nekat pergi ke hutan itu Fatih!"

Setelah itu Hendra Ayah dari Fatih dan Damar pun pergi begitu saja menuju kamar dan menutup pintunya. Disisi lain Damar yang sedang menangis dari dalam kamar karena mendengar Ayah dan Kakaknya itu berdebat hebat karena Fatih yang meminta izin untuk masuk ke dalam hutan dan mencari pohon ajaib untuk mengabulkan permintaannya itu.

"AKU TIDAK PEDULI DENGAN AYAH! FATIH TETAP FATIH!" Teriak Fatih agar terdengar oleh Ayahnya itu.

Setelah itu ia masuk ke dalam kamar dan terkejut melihat Adiknya yang sedang menangis yang mungkin karena mendengar dirinya dan Ayahnya itu berdebat tadi.

"Damar ada apa? Sudah ya jangan menangis lagi, yang tadi tidak usah di dengarkan, itu tidak penting."

"Damar kan anak hebat! masa anak hebat menangis? Kan jadi hilang senyumnya."

"Engga kok! Kata siapa Damar menangis! Ini hanya kelilipan saja."

"Haha, iya deh kelilipan."

Damar pun akhirnya berhenti menangis dan mendapat usapan halus di punggungnya.

"Damar, dengar Kakak ya. Kalau kakak nanti ga ada di rumah Damar harus tetap jadi anak kuat dan harus sekolah agar bisa punya masa depan yang hebat! dan juga tolong jaga Ibu dan Ayah ya? Kakak yakin kamu pasti bisa!"

" Kakak ko bilangnya begitu sih? Memang nya kakak mau pergi ke mana?"

"Kakak ga kemana-mana ko, Kakak cuman mau ngomong saja sama kamu."

"Kalau begitu Damar janji Damar bakal jadi orang kuat di masa depan nanti! Biar bisa jaga Ibu dan Ayah!"

Mereka pun akhirnya tertawa bersama dan bersiap-siap untuk tidur, Fatih yang sedang  menemani Damar hingga akhirnya ia tertidur pun beranjak dari kasur dan memasukkan beberapa barang ke dalam tasnya. Setelah selesai ia pun menaruh surat di atas meja dan mengelus kepala adiknya sebelum pergi keluar rumah melalui jendela karena takut jika ia keluar lewat pintu akan diketahui oleh ayahnya.

Setelah berhasil keluar rumah ia segera berjalan pergi menuju barat desa untuk memasuki Hutan Rahasia itu, untuk mencari tahu tentang kebenaran pohon ajaib yang bisa mengabulkan permintaan apa pun itu. Tak lama ia sampai di depan sebuah kabut tebal yang di mana katanya hutan itu berada, ia pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam kabut tebal itu dan tak pernah terlihat lagi.

Pada pagi hari, Damar pun bangun dari tidurnya dan ia bingung karena tidak melihat Kakaknya di samping dirinya itu. Ia heran dan segera beranjak bangun dari tempat tidurnya lalu melangkah untuk mengambil minum di meja kecil yang terletak di samping lemari baju, saat ingin mengambil minum Damar melihat ada selembar kertas di bawah gelas. Damar bingung, sejak kapan ada kertas itu di sana, diambilnya kertas itu oleh Damar dan ia pun membaca tulisan yang ada di kertas itu.

 Damar bingung, sejak kapan ada kertas itu di sana, diambilnya kertas itu oleh Damar dan ia pun membaca tulisan yang ada di kertas itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah? Kakak kemana?"

Dengan panik Damar lari menuju Ayah dan Ibunya.

"AYAH! IBU! KAKAK GAADA DI KAMAR!"

Segera Hendra dan Ratna yang sedang di dapur melihat ke arah Damar Yang berteriak.

"Apa yang terjadi dengan Fatih!" tanya ratna dengan panik yang ia pun terjatuh dari kursinya.

"Tenang Ratna, ada apa Damar? Coba tenangkan dirimu dulu."

"Ayah, Ayah kakak menulis surat ini!"

Damar pun memberikan surat tersebut kepada Hendra dan Ratna sambil menangis. Ratna yang sangat tidak percaya dengan apa yang terjadi pun menangis histeris dan Hendra yang langsung pergi keluar rumah untuk mencari bantuan memanggil tetangganya untuk membantu menenangkan Ratna dan Damar yang menangis dan Hendra serta warga lainnya memutuskan untuk mencari Fatih. Akan tetapi hasilnya nihil, Fatih tidak berhasil ditemukan dan ia dinyatakan menghilang sejak saat itu.

Flashback off

....::::**•°✾°•**::::....

Kalau ada kritik dan saran silahkan komen yaa, aku akan terima saran atau kritik apapun dari kalian nanti!

jangan lupa vote, komen+follow yaa

10/09/2024

The Secret Forest(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang