07. siapa?

4 1 2
                                    

.

.

.

Seminggu kemudian, kondisi kakek bukannya membaik akan tetapi semakin memburuk. Cakra dan Asmita yang kini sudah kebingungan dan selalu dihantui rasa takut dan khawatir dan Lingga yang hanya bisa diam menyaksikan kondisi tersebut, ia sangat kebingungan tentang apa yang harus ia lakukan sekarang namun ia memilih untuk pergi menemani kakeknya di kamar karena kini orang tuanya sedang sibuk bekerja untuk mencari uang tambahan agar bisa membawa kakeknya ke rumah sakit.

Lingga melangkah masuk ke dalam kamar kakeknya dan melihat kondisinya yang kini semakin kurus serta wajah yang sudah pucat. Lingga sangat sedih melihat itu namun ia segera menutupi kesedihannya itu dan berjalan mendekati kakeknya. Kakek Damar yang menyadari bahwa cucunya itu datang, ia segera menyambut kedatangannya dengan senyuman hangat.

"Ternyata cucunya kakek ya yang datang."

"Iya kek, ini Lingga."

"Sini mendekat, kenapa kamu datang? Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?"

"Tidak ada apa-apa ko, Lingga hanya ingin datang saja menemani kakek."

"Baik sekali cucu kakek ini ya."

"Iya dong, Lingga begitu loh."

Kakek Damar pun hanya tertawa kecil karena melihat tingkah lucu cucunya itu.

"Apa kamu ingin mendengarkan sebuah cerita?" kakek Damar bertanya kepada sang cucu.

"Mau aku mau mendengarkan cerita kakek, pasti seru kalau mendengar cerita kakek!"

"Baiklah kalau begitu"

"Apa kamu masih ingat tentang cerita hutan rahasia?"

"Tentu saja aku ingat!"

"Apa kamu tahu tentang seorang remaja yang masuk ke dalam hutan itu siapa?"

"Ya tentu saja tidak, kan kakek tidak pernah memberi tahu siapa orang itu."

"Haha benar juga, jadi remaja itu adalah kakak dari kakek namanya Fatih."

"HAH? Ko kakek ga pernah bilang."

"Kan ini kakek bilang."

"Ga salah sih tapi salah."

"Jadi dulu Fatih itu adalah kakaknya kakek, dia sangat baik. Namun karena sifat keras kepalanya itu ia memaksa untuk pergi ke dalam hutan itu karena ingin mencari pohon ajaib untuk membantu menyembuhkan ibu kakek."

"Tapi sampai sekarang kakek tidak pernah tahu bagaimana keadaan dia."

" Lalu. apa kakek pernah mencari tahu bagaimana caranya untuk masuk ke dalam sana?"

"Tidak, kakek tidak pernah untuk mencari tahu dan kakek pun tidak tahu bagaimana cara agar bisa menyelamatkan Fatih. Kalau bisa kakek pasti sudah masuk ke dalam hutan itu."

"Lingga ingin coba masuk ke dalam hutan itu juga."

"Jangan pernah masuk ke dalam sana Lingga."

"Tapi Lingga juga ingin melihat kakek kembali pulih, siapa tahu Lingga bisa menemukan pohon itu dan juga kakek Fatih."

"Jangan jadi orang yang keras kepala Lingga, ingat penyesalan selalu ada diakhir."

"Tapi kakek, Lingga juga ingin bisa membantu kakek dan orang tua Lingga. Lingga tidak mau hanya diam saja."

"Lingga kamu bisa membantu ibu dan ayahmu dengan cara lain, jika kamu masuk ke dalam hutan itu belum tentu kamu bisa keluar dari hutan itu."

"Maka dengan cara masuk ke sana, Lingga juga bisa menemukan cara untuk keluarnya."

"Dan besok adalah hari ulang tahun Lingga, bukankah Lingga sudah cukup dewasa?"

"Kamu memang sudah besar tapi tetaplah untuk jangan pergi masuk ke dalam hutan itu sesulit apa pun keadaan kita sekarang tapi tetap saja ada hal lain yang bisa dilakukan selain masuk ke hutan itu yang jelas belum ada kepastiannya."

"Jangan percaya dengan hal yang belum pasti Lingga."

"Baiklah, Lingga akan mendengarkan kakek."

"Tidak apa-apa, kakek mengerti maksudmu."

Lingga pun hanya mengangguk pelan, ia pun hanya bisa diam dan pergi keluar kamar karena mendengar suara ibu dan ayahnya yang sudah pulang. Asmita yang melihat wajah anaknya yang sedikit sedih itu pun khawatir tentang apa yang terjadi padanya.

"Apa yang terjadi Lingga? Ko wajahmu sedih begitu."

"Tidak ada apa-apa ibu, memang mukaku saja yang seperti ini."

"Baiklah kalau begitu, apa kamu sudah makan?"

"Sudah, tadi Lingga sudah makan ko bu."

"Baguslah kalau sudah makan, ibu mau pergi menemui kakek dulu, kamu cepat tidur ini sudah malam."

"Iya ibu ini Lingga mau kembali ke kamar."

Asmita hanya mengangguk dan Lingga pun segera pergi ke kamarnya. Ia masuk ke dalam kamarnya dan duduk di pinggiran kasur. Lingga selalu saja berpikir apa yang sebenarnya harus ia lakukan? Apakah dirinya memang harus mencari tahu tentang hutan itu atau memilih untuk diam saja?.

Lingga pun tidak mau memikirkan hal itu lagi karena ia sudah cukup pusing untuk memikirkannya, ia memilih untuk pergi tidur saja berharap besok akan menemukan jawaban tentang apa yang harus ia lakukan. Lingga pun membaringkan tubuhnya di atas kasurnya dan mulai memejamkan matanya.

"Tolong bantu aku...."

....::::**•°✾°•**::::....

maaf ya aku telat up, harusnya aku up kemarin. tapi karena kemarin aku lagi ga dirumah jadi aku baru bisa up sekarang.

jangan lupa vote, komen+follow yaa

6/10/2024

The Secret Forest(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang