06. Kakek

8 4 1
                                    


.

.

Satu bulan telah berlalu, di mana Lingga telah menyelesaikan ujian akhirnya sejak beberapa minggu yang lalu dan kini ia tinggal menunggu acara kelulusannya. Namun, sayangnya sang kakek jatuh sakit di saat Lingga akan melaksanakan kelulusannya yang akan menjadi momen haru dan bahagia itu.

Damar jatuh sakit sejak seminggu yang lalu, hal itu diketahui saat ia terjatuh di kamar mandi dan ditemukan oleh Lingga yang saat itu sedang bersantai di ruang tengah dan mendengar suara yang cukup keras seperti seseorang yang sedang terjatuh, suara itu terdengar dari arah kamar mandi. Lingga yang melihat kejadiannya secara langsung di saat Kakeknya itu tejatuh pun sangat khawatir dan selalu merawat kakeknya itu karena Ibu dan Ayahnya yang cukup sibuk bekerja dan hanya dirinya lah yang mempunyai waktu kosong.

Dari hari ke hari, kondisi Kakek Damar tak kunjung membaik membuat Lingga, Cakra, dan Asmita kebingungan untuk mencari cara agar Kakek Damar kembali pulih. Mereka tidak bisa membawa Kakek ke Rumah Sakit karena membutuhkan biaya yang cukup mahal untuk pergi ke sana, dan selain itu Kakek Damar selalu menolak untuk diajak pergi ke Rumah sakit ia hanya menginginkan dirinya untuk istirahat di rumah saja.

Lingga mulai merawat Kakeknya dengan penuh kasih sayang, meskipun terkadang dia merasa lelah dan bingung bagaimana cara menghadapinya. Cakra yang selalu sibuk dengan urusannya di sawah sebagai seorang petani dan ibunya yang sibuk dengan warung masakannya dan baru akan membantu Lingga di sore hari. Setiap hari, dia dengan sabar menemani kakeknya beristirahat, membersihkan rumah, mengurus hal-hal untuk kelulusannya, dan sesekali membantu ibunya berdagang.

Namun, di tengah kesulitan itu, Lingga belajar banyak tentang keteguhan hati, cinta, dan kesabaran. Lingga teringat semua kenangan indah bersama kakeknya. Kakek selalu mengajarinya bagaimana cara bertani, mengasah pisau, dan bercerita tentang masa kecilnya. Setelah itu Lingga pun membantu kakeknya untuk makan dan memeriksa obatnya, karena tadi ia diminta oleh ibunya untuk membantu memeriksa obat yang harus dimakan. Obat tersebut di dapatkan dari dokter yang ada di desa ini, obat yang akan membantu menghilangkan rasa nyeri karena belum diketahui pasti apa penyakit yang diderita oleh Kakek Damar.

"Kakek, nanti minum obat ini ya setelah Lingga bantu kakek untuk makan."

"Baiklah, nanti kakek minum obatnya, terima kasih ya sudah membantu merawat kakek."

"Tidak perlu berterima kasih kakek, memang sudah seharusnya Lingga membantu untuk merawat kakek."

"Lingga juga kan dulu sering dirawat oleh kakek saat lingga sakit."

"ternyata cucu kakek sudah besar ya sekarang , perasaan dulu kamu masih sering menangis karena dimarahi oleh Asmita saat main hujan-hujanan."

"Ih kakek jangan dibahas lagi, Lingga malu."

Suara tawa pun terdengar dari mereka berdua. Sungguh suasana yang cukup membuat hati Lingga nyaman. Lingga kini mulai memahami bahwa merawat orang yang kita cintai buka hanya tentang tugas, tetapi juga tentang mengabadikan kenangan dan menunjukkan cinta yang tak terucapkan.

Malam hari pun tiba, di mana kini ibu dan ayah Lingga sudah kembali ke rumah. Asmita saat ini sedang menyiapkan makan malam yang dibantu oleh Lingga dan Cakra yang sedang menemani kakek. Tak lama kemudian, Asmita dan Lingga selesai membuat masakan untuk makan malam ini.

"Ayah, sini makan dulu nanti biar kakek aku yang suapin." Ucap Asmita kepada cakra untuk menyuruhnya makan terlebih dahulu. Cakra pun duduk bersama lingga di ruang tengah untuk menyantap makanan yang sudah disiapkan oleh istrinya. Lingga dan Cakra pun mulai memakan makanan tersebut sembari berbincang-bincang sedikit agar suasananya tidak menjadi canggung.

"Lingga, kapan pembagian rapormu?"

"Bulan depan, tanggal 15 rapornya dibagikan dan nanti ada acara perpisahan setelah pembagian rapor."

"Bulan depan ternyata, perpisahannya nanti bagaimana?"

"Nanti ada siswa yang bakal nyanyi dan memberi sebuah puisi, lalu nanti ada pembagian suvenir dan penghargaan buat semuanya."

"baiklah kalau begitu nanti Ibu, Ayah, dan Kakek datang di acara kelulusanmu ya."

"Tentu saja Ibu dan Ayah harus hadir dan juga Kakek harus ikut!"

"Iya makannya kita berdoa supaya kakek cepat sembuh."

Lingga mengangguk bersemangat, ia ingin sekali kakeknya sembuh dan hadir di acara kelulusannya. Ia pun kembali untuk menghabiskan makanannya. Setelah selesai ia kembali pergi ke kamarnya untuk beristirahat.

....::::**•°✾°•**::::....

untuk bab kali ini memnag tidak terlalu panjang karna aku juga lagi sakit T-T 

makasii yaaa udah mau baca cerita akuu<3

jangana lupa vote, komen dan follow yaa

28/09/2024

The Secret Forest(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang