.
.
Lingga sampai dirumahnya, ia menaruh sepedahnya itu di halaman rumah tempat biasa ia menyimpannya. Lingga masuk ke dalam rumah dan disambut oleh ibunya yang baru saja selesai masak.
"Lingga pulang" -Lingga"Anak Ibu sudah pulang, cepat mandi dan ganti baju habis itu kita makan malam, Ibu sudah masak ayam kecap kesukaan kamu." -Asmita
"WIHH ADA AYAM KECAP, Lingga mau cepet-cepet mandi biar bisa langsung makan!" -Lingga
"Sudah sana cepetan, Ayah sama Kakek sudah tunggu itu." -Asmita
"Oke siap!" -Lingga
Lingga dengan cepat pergi menuju kamarnya lalu menaruh tasnya di samping kasurnya. Ia pun bergegas untuk mandi. Tak membutuhkan waktu yang lama ia pun selesai dan segera menuju dapur.
"Ibu mana ayam kecapnya." -Lingga
"Kalau ada ayam kecap pasti kamu langsung lari." -Kakek Damar
"Jelas dong, itu kan makanan kesukaan Lingga, masa Lingga lewati begitu saja." -Lingga
"Dasar kamu ini ya." -Cakra
"Sudah-sudah, cepat makan dulu ngobrolnya nanti lagi." -Asmita
Lingga pun langsung mengambil nasi dan ayam kecap kesukaannya. Di bawah cahaya lampu yang hangat, mereka menikmati makanan sambil saling berbagi cerita dengan suara canda tawa mengiringi setiap suapan. Membuat momen makan malam bersama keluarga terasa hangat dan penuh kebersamaan. Mereka melanjutkan cerita itu hingga selesai makan.
"Lingga, bukannya kamu minggu depan kan ada ujian akhir ya?" -Asmita
"Iya betul, ini juga Lingga sudah mulai belajar ko."
"Ya bagus, memang sudah seharusnya kamu itu belajar untuk ujian nanti." -Cakra
"Tidak usah terlalu memaksakan untuk ujian nanti, cukup sampai dapat nilai yang menurut kamu bagus saja sudah cukup." -Kakek Damar
"Baik Kakek." -Lingga
"Nanti kalau sudah lulus kamu mau lanjut kuliah?" -Asmita
"Lingga mau kerja saja di sini, Lingga mau punya penghasilan sendiri biar tidak jadi beban buat ibu dan ayah. Lingga juga masih punya alasan untuk tinggal di desa ini, aku tidak mau pergi ke kota." -Lingga
"Jangan terlalu memikirkan biaya kuliah Lingga, kalau kamu mau kuliah ayah bisa bayar kuliahmu itu." -Cakra
"Tidak usah ayah, Lingga memang mau membantu ayah kerja di sini, Lingga juga bisa bantu Ayah dan Kakek di sawah nanti." -Lingga
"Yasudah kalau memang itu mau mu, tapi jangan sampai kamu hancurkan mimpimu." -cakra
"Iya Ayah, Lingga juga punya suatu hal yang harus Lingga lakukan nanti." -Lingga
"Mau melakukan apa?" -Kakek Damar
"Ada deh, Kakek kepo banget" -Lingga
Lingga menjawab pertanyaan Kakeknya itu dengan wajah yang cukup membuat orang kesal, Damar hanya bisa pasrah dengan jawaban cucunya itu. Cakra dan Asmita hanya bisa tertawa kecil melihat sifat anaknya. Malam yang tenang dan hangat menggambarkan betapa cerianya keluarga kecil itu.
Setelah berbincang-bincang dengan keluarganya, Lingga kembali untuk masuk ke dalam kamarnya. Lingga kini mempunyai sebuah ponsel sederhana yang dibelikan oleh ayahnya sebagai hadiah ulang tahunnya yang ke-16 tahun lalu, begitu pula dengan Raden dan Dipta yang juga sudah mempunyai sebuah ponsel. Ia pun mengabari teman-temannya untuk menanyakan apa yang sedang mereka lakukan sekarang.
Tiga Manusia Ganteng
Lingga
Kalian sedang apa?
Raden
Lagi belajar buat ujian nanti.
Dipta
Rajin banget kamu den, kalau aku sih lagi nemenin adek tidur.
Lingga
Raden dari dulu juga sudah rajin, engga kaya kita yang kadang malas-malasan tapi setidaknya aku lebih rajin dari kamu.
Dipta
Enak saja! Tapi memang iya sih.
Tapi aku yang paling ganteng di antara kita bertiga.
Raden
Iya deh iya.
Lingga
Mana ada kamu dip, yang paling ganteng itu aku.
Dipta
Boong banget, orang-orang juga mengakui kok kalau aku yang paling ganteng.
Raden
Sudah jangan berantem, kalian berdua itu salah karena yang paling ganteng itu aku.
Lingga
Aku ga bisa bantah omongan Raden sih.
Dipta
Oke ling, kita berdua kalah
Sudahlah, adikku sudah tidur. Aku mau kembali ke kamarku dulu habis itu tidur, sudah ngantuk banget.
Raden
Iya nih, aku juga sudah ngantuk.
Lingga
Yaudah deh, lagi pula sudah malam dan aku juga sudah mulai ngantuk.
Lingga pun menaruh ponselnya tersebut, lalu beranjak dari kasurnya dan berjalan menuju meja belajar untuk menyiapkan buku yang akan dibawa besok ke dalam tasnya. Lingga pun selesai menyiapkan tasnya dan juga memeriksa apakah besok ada tugas yang harus dikerjakan atau tidak, namun ternyata tidak ada tugas untuk besok. Setelah merasa tidak ada lagi yang harus disiapkan ia pun berjalan kembali menuju tempat tidurnya karena sudah merasa lelah dan mengantuk. Ia pun memejamkan matanya dan berharap agar hari esok lebih baik lagi dari hari ini.
....::::**•°✾°•**::::....
Maaf ya kalau masih banyak kesalahan di penulisannya, karena ini aku bener-bener baru pertama kali nulis kaya gini di wattpad dan masih mencari-cari gimana caranya biar ceritanya lebih menarik dan lebih bagus. dan mungkin nanti di bab-bab sebelumnya bakal aku perbaiki lagi. makasih udah mau baca ceritaku ya!!
jangan lupa buat vote, komen dan follow
19/09/2024
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Forest(?)
FantasyDiceritakan tiga orang remaja yang tinggal di sebuah desa yang di kelilingi oleh pegunungan yang sedang menikmati bagaimana suasana desa yang indah. Tetapi, ada sebuah cerita yang selalu diceritakan dari generasi ke generasi tentang sebuah "Hutan Ra...