bab 4

23 16 0
                                    

Setelah melewati tembok besar, Aslan pun terkejut melihat pemandangan yang begitu menyedihkan. Banyak gubuk yang tidak layak huni dan Masyarakat terlihat kelaparan.

"Kenapa disini begitu berbeda dengan wilayah didalam tembok?" Tanya Aslan.

"Mereka melakukan beberapa pelanggaran kecil, mereka tidak perlu dikasihani mereka." ucap salah seorang prajurit dengan wajah datar.

Sebut saja dia prajurit B, dia adalah salah satu prajurit yang merupakan petarung tingkat 3. Dia bukanlah pemimpin, sebut saja pemimpinnya itu sebagai prajurit A (Malas gw buatin mereka nama, munculnya sebentar doang).

Catatan: setiap kerajaan memiliki beberapa kota dan desa. Kerajaan disini bisa di ibaratkan sebagai negara (di dunia nyata), Hanya saja di sini mereka harus tunduk dan mengikuti perintah sang kaisar.

Aslan pun mendengarkan prajurit B, dan berhenti melihat lihat.

Waktupun berlalu, perjalanan ini telah memakan waktu 3 Minggu. Mereka seharusnya hampir sampai ke kerajaan Ardan, namun tidak ada hal aneh yang terjadi. Kuda yang mereka tunggangi dapat berlari seharian penuh dan mereka akan beristirahat saat malam tiba.

Dari kejauhan tampak sebuah gunung yang besar. Saat kami sudah dekat, kicauan burung pun terdengar. Hal ini cukup aneh karena hutan hutan yang sebelumnya mereka lewati selalu sunyi tanpa suara.

"Setelah melewati gunung ini kita akan secara resmi masuk ke wilayah kerajaan Ardan." ucap prajurit A.

"Sudah tiga Minggu, namun penyerangan belum juga terjadi. Apakah ratu membatalkan rencananya?" Pikir Aslan.

Saat mereka hampir sampai di puncak, prajurit A pun memutuskan untuk beristirahat. Para prajurit pun mulai memasang tenda dan menyalakan api.

Langit pun mulai gelap. Ketika para prajurit sibuk memasang tenda dan menjaga kuda mereka yang kelelahan, suasana tenang mendadak berubah menjadi mencekam.

Sebuah anak Panah tiba-tiba datang melesat dengan kecepatan tinggi menuju prajurit A, untungnya prajurit itu dapat menghindarinya.

"Semuanya siaga! Ada musuh di sekitar kita!" seru prajurit A sambil menarik pedang dari sarungnya.

Sekelompok orang membawa tombak pun menyerang mereka. Dan pertempuran pun terjadi.

Pihak aslanpun tertekan karena jumlah mereka tidak sebanding.

"Bawa tuan muda kabur, biar kami yang menahan mereka di sini." ucap prajurit A pada prajurit B.

Prajurit B pun menggendong Aslan, menaikkannya keatas kuda lalu pergi dari sana.

"Kejar mereka jangan biarkan mereka kabur!" ucap seorang yang menggunakan topeng dan pengejaran pun terjadi.

Sebuah anak panah pun menerjang namun dapat dihindari oleh prajurit B.

"Kendalikan kuda ini, biar aku menangkis serangan mereka." ucap prajurit B pada aslan.

Aslan yang mendengar itupun segera bertukaran posisi dan segera mengendalikan kuda itu, sedangkan prajurit B berdiri dibelakang .

Prajurit B mengeluarkan pedangnya, menangkis puluhan anak panah yang menerjang mereka. Namun sebuah anak panah mengenai kaki kuda, wilayah yang tidak dapat dijangkau prajurit B dengan pedangnya saat berdiri. Mereka pun terjatuh, namun prajurit B segera membantu Aslan berdiri dan merekapun berlari kesemak semak dengan harapan semak semak akan menutupi pandangan kelompok orang yang menyerang mereka tadi.

suara derap kaki kuda yang mengejar mereka terdengar semakin dekat, sedangkan mereka tidak punya banyak tenaga lagi. Tiba-tiba prajurit B pun mendorong Aslan hingga terjatuh.

"Akhh... sialan, ini semua karena kau. Lebih baik aku bersembunyi dari kaisar dari pada mati di sini." ucap prajurit itu lalu pergi berniat mengorbankan Aslan, Namun sebuah benda kecil datang menerjangnya, tapi itu dapat dia hindari.

"Tenang saja kau tidak perlu takut akan diburu oleh kaisar, karena kau akan mati di sini" ucap pria bertopeng yang tiba tiba muncul.

"Bunuh saja dia, aku tidak peduli."

"Hahaha! Sayangnya aku tidak bisa menyisakan satupun seorang saksi." ucap pria itu lalu mengeluarkan banyak jarum dan melemparkannya pada prajurit B, namun semua serangan itu ditangkis.

Aslan yang melihat hal yang terjadi pun mengambil kesempatan untuk kabur, namun dia tidak dapat berlari karena kakinya sakit.

"Bukankah orang yang kau incar adalah anak itu? Mengapa kau malah menyerang ku dan tidak mengejarnya!!? "

"Tak perlu khawatir, aku akan segera mengejarnya setelah membunuhmu."

"Dasar kaparat!!, kalau begitu akulah yang akan membunuhmu."

***

Sudah lima menit aslan kabur. Ketika dia sudah merasa tenang, tiba-tiba tubuh prajurit B terlempar kearahnya. Prajurit itu sudah mati dengan luka tebasan ditubuhnya.

"Hahaha aku hampir mati tadi." ucap pria yang bertarung dengan prajurit B lalu menangkap Aslan.

Tidak lama dari itu banyak orang yang datang. Lalu berbisik pada pria tadi.

"Benarkah? Itu bagus, tidak akan ada yang akan menggangu misi kita lagi."

"Hey kamu! Masak-kan dulu makanan untukku, aku benar benar lelah setelah bertarung tadi. Hmm sebelum aku beristirahat, sepertinya aku akan bersenang-senang dulu." ucap pria itu sambil mengeluarkan jarum.

"Bersiaplah untuk menjadi buta nak." ucap pria itu lalu mengarahkan jarum yang dia pegang kearah mata Aslan.

Bumm Tiba-tiba sebuah ledakan pun terdengar dan menghempaskan pria yang mencoba menyerang Aslan.

"Apa yang baru saja terjadi." pikir Aslan sambil melihat sekitar, dan aslanpun melihat prajurit A yang juga nampak kebingungan namun dia segera berlari menuju Aslan.

"Ayo kita segera kabur." ucap prajurit itu dan mengambil posisi untuk menggendong Aslan.

Aslanpun mengambil patahan anak panah yang tergeletak dan segera naik ke punggung prajurit A. Setelah mereka berlari cukup lama tiba-tiba Aslan pun menusukan anak panah yang dia bawa ke kepala prajurit A sehingga prajurit itu pun pun langsung mati.

Aslanpun mengambil pedang dan kantong kain yang prajurit itu bawa. Aslan yakin kalo prajurit itu adalah orang yang disewa ratu. Saat Aslan melihat mayat prajurit B, nampak jelas ada luka tebasan ditubuhnya, sedangkan orang yang bertarung dengannya tidak mengunakan pedang, melainkan jarum. Jadi luka yang diterima prajurit B bukanlah luka yang diberikan oleh pria bertopeng itu.

Dia teringat perkataan ratu yang mengatakan bahwa dia akan memberi sedikit pelajaran tapi tidak akan membunuhnya, Aslan curiga kalau pelajaran yang dimaksud adalah membuatnya buta. Namun akan aneh jika dia dilepas begitu saja, jadi dibuatlah peran prajurit A untuk menolongnya saat musuh istirahat.

Tapi hal yang tak terduga terjadi, ledakan yang menyelamatkannya pasti berada diluar rencana mereka, mengingat prajurit A yang juga terlihat kebingungan.

Setelah merampas bawaan prajurit A, Aslan pun segera pergi dari sana, namun yang dia jumpai hanya sebuah tebing yang curam hal itupun menjadi lebih buruk setelah orang orang Yang menyerangnya tiba disana. Dia pun bingung akan apa yang akan dia lakukan.

Sama seperti Aslan, pria bertopeng yang menyerangnya juga kebingungan akan pilihan yang harus dia buat. Dia takut pada ratu mengingat pesan darinya bahwa Aslan tidak boleh mati, namun setelah melihat mayat prajurit A, pria bertopeng itu yakin kalau Aslan mengetahui rencana mereka dan akan berbahaya jika dia lolos.

Saat pria bertopeng itu memikirkan tindakannya, Aslan sudah memilih keputusannya, yaitu melompat dari tebing

Bersambung....


My destiny: looking for peace (Volume 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang