Di pagi hari yang cerah, Aslan duduk di depan gubuk, mengasah pisau miliknya.
"Sepertinya ini sudah cukup tajam. Aku tidak bisa menunda ini lebih lama lagi," ucap Aslan, menyarungkan pedangnya dan berbalik hendak masuk ke dalam gubuk. Saat Aslan berbalik, dia terkejut melihat Amanda yang terlihat sedih.
"Ada apa?" tanya Aslan.
"Bukan apa-apa, aku mau masak dulu," jawab Amanda, lalu pergi ke perapian.
"Ada apa ini?" tanya Ishak yang baru bangun dan melihat kakaknya terlihat bersedih.
Di dapur, Amanda sedang memasak lauk untuk sarapan. Tidak terasa, air matanya jatuh. Dia sedih karena berpikir Aslan akan segera pergi mencari keluarganya. Meski dia yang menyarankan hal itu, dia berpikir, tidak bisakah Aslan menunggu sampai perayaan masa panen berakhir?
Tadi, saat melihat Aslan mengasah pedangnya, Amanda yakin Aslan akan pergi. Saat Amanda hendak menyarankan untuk menunggu sampai perayaan panen berakhir, tiba-tiba Aslan berkata bahwa hal itu tidak bisa ditunda lagi. Itu membuat Amanda mengurungkan niatnya.
Amanda tahu bahwa dia tidak punya hak untuk menunda-nunda kepergian Aslan, tetapi dia tetap sedih saat melihat Aslan mengasah pisaunya. Jadi, Amanda berpikir untuk membuat perpisahan mereka cukup indah. Dia pun memasak banyak makanan seperti burung, telur burung, dan beberapa sayuran. Amanda mengambil berbagai kue yang mereka beli kemarin dan membawa semuanya untuk dimakan.
"Mari makan," ucap Amanda.
"Wah, kenapa ada banyak makanan? Biasanya Kakak hanya memasak sayur," ujar Ishak.
"Kak Galang akan segera pergi, jadi aku memasak banyak masakan sebagai acara perpisahan kita," jawab Amanda.
"Apa!? Kak Galang akan pergi? Kenapa tidak menunggu sampai perayaan berakhir?" tanya Ishak pada Aslan.
"Eh? Aku memang berencana pergi setelah perayaan berakhir," ucap Aslan, sama terkejutnya dengan Ishak.
"Eh... terus, kenapa kamu mengasah pedang milikmu?" tanya Amanda.
"Aku hanya mau pergi ke hutan untuk beberapa hari. Setelah itu, aku akan kembali lagi ke sini," jelas Aslan. Amanda yang mendengar itu pun menjadi malu sendiri.
"Ohh...!!! Jadi, kau terlihat bersedih tadi karena berpikir aku akan pergi. Aku tak menyangka kau akan bersedih karena kepergianku," ucap Aslan menggoda Amanda.
"Iiih...." Amanda yang merasa malu, malah mencubit tangan Aslan.
"Lalu, kenapa Kak Galang mau pergi ke hutan?" tanya Ishak.
"Ha? Itu... apa kau ingat serigala yang terakhir kali kita temui? Aku berencana untuk memburunya terlebih dahulu sebelum aku pergi mencari keluargaku. Akan berbahaya bagi kalian untuk mencari herbal jika serigala itu dibiarkan hidup," jawab Aslan.
"Tapi itu akan berbahaya. Kami bisa mencari herbal di pinggiran hutan. Kau tidak perlu melakukan itu," ucap Amanda.
"Tidak. Aku dengar dari Ishak bahwa kalian bahkan belum tentu bisa mendapat dua koin perunggu meski memasuki hutan, apalagi jika hanya mencari di pinggirannya saja. Tenang saja, serigala itu sudah terluka. Berbeda denganku, dia pasti belum sembuh sekarang. Saat tanpa senjata saja aku sudah bisa mendesaknya, apalagi dengan pedang di tanganku. Ini tidak akan berbahaya, percayalah padaku," ucap Aslan, mencoba menenangkan Amanda.
"Lalu mengapa perlu beberapa hari? Dari apa yang kau jelaskan, harusnya itu bahkan tidak perlu sampai satu hari," tanya Amanda.
"Itu... itu... itu karena aku harus mencari serigala itu terlebih dahulu. Aku juga berencana untuk berlatih di sana untuk sementara," jawab Aslan.
"Baiklah kalau begitu. Aku akan menyiapkan bekal untukmu nanti. Sekarang kita makan terlebih dulu."
Setelah beberapa waktu, Aslan pun pergi dari sana. Aslan awalnya ingin meninggalkan semua uangnya pada Amanda, namun Amanda menolak. Jadi, Aslan pun hanya memberi beberapa keping perak dan menyuruh mereka supaya jangan pergi ke hutan sebelum dia kembali.
***
Aslan pun saat ini sudah sampai di hutan. Seperti yang Amanda katakan sebelumnya, jika hanya untuk memburu satu serigala, maka harusnya satu hari sudah cukup. Namun, serigala itu bergerombol. Tidak mungkin Aslan menghadapi semua serigala itu sekaligus, jadi Aslan harus memburunya satu per satu. Aslan tahu kalau Amanda tidak mengetahui hal itu. Dari cerita Amanda, sejak kecil dia belum pernah bertemu hewan buas, jadi mustahil Amanda mengetahui hal itu. Dia bahkan tidak tahu apa itu serigala. Saat itu, Amanda mengira serigala itu adalah anjing liar yang lebih besar dari biasanya. Aslan tidak memberi tahu Amanda hal itu supaya dia tidak khawatir.
Singkat cerita, Aslan pun menemukan serigala itu terkapar di pinggir sungai. Saat dia mau menyebrangi sungai itu untuk mengecek apakah serigala itu masih hidup, bekal milik Aslan terjatuh dan hanyut dibawa arus. Aslan berencana untuk mengambil daging serigala itu, namun ternyata serigala itu sudah membusuk dimakan ulat.
Aslan pun memutuskan untuk terus mencari kawanan serigala itu, namun dia bahkan tidak menemukan sedikit pun jejak kawanan serigala. Aslan menemukan satu jejak serigala yang kemungkinan merupakan jejak serigala yang mati tadi. Dia pun memutuskan untuk mengikuti jejak itu, berharap menemukan jejak kawanannya.
Hari pun semakin gelap, namun Aslan tidak menemukan jejak serigala lain. Setelah beberapa saat, Aslan menemukan suatu wilayah dan betapa terkejutnya dia ada banyak rusa di sana. Karena lapar, dia pun memburu satu rusa untuk dimakan.
"Aneh... padahal disini banyak hewan tapi mengapa harga daging begitu mahal?"
Aslanpun membuat panah dari kayu, mengalirkan energi Tors ke panah itu supaya lebih keras dan menghasilkan tegangan yang lebih kuat. Namun, sayangnya dia tidak dapat mengenai satu rusa pun. Karena itu, dia pun memilih untuk mencari buah saja.
Saat makan, Aslan berpikir mungkin saja serigala itu memang sendirian, karena memang ada beberapa kasus yang seperti itu. Namun, Aslan masih belum berencana kembali. Dia pun berlatih di sana.
Tiga hari pun berlalu. Kemampuan memanah Aslan sudah cukup membaik. Dia sudah bisa menembak seekor rusa.
"Hahaha, rasakan itu!" ucap Aslan dengan bahagia.
Dia pun membawa dan memanggang daging itu di goa yang dia tempati. Setelah selesai makan, dia menyimpan sebagian daging panggang itu untuk dibawa pulang. Tiga hari lagi, perayaan masa panen akan dilaksanakan, jadi Aslan pun memutuskan untuk pulang besok pagi.
Saat ia membungkus daging itu dengan kain, tiba-tiba suara terdengar dari arah semak-semak. Karena terkejut, Aslan dengan spontan melempar pedangnya ke dalam semak. Namun, saat dicek, tidak ada apa pun di sana.
Suara itu pun terdengar lagi dan Aslan pun mengikuti asal suara itu. Namun karena gelap, Aslan tidak menyadari lubang yang ada di dekatnya dan Aslan pun jatuh ke bawah. Lubang itu setidaknya sedalam 15 meter, namun Aslan tidak terluka karena tanah tempatnya jatuh dipenuhi dedaunan dan tanahnya tidaklah keras. Di dasar lubang itu ternyata terdapat ruang yang lebar. Pandangan Aslan pun teralih ke sebuah cahaya.
"Aneh, bukannya sekarang sudah malam," ucap Aslan sambil mendekati cahaya itu.
Setelah sampai, Aslan pun terkejut karena asal cahaya itu berasal dari sebuah tumbuhan. Batangnya kecil, namun akarnya sangat banyak dan besar. Tumbuhan itu memiliki buah yang besarnya kira-kira satu inci. Buah itu jauh lebih terang daripada batang dan akarnya. Saat Aslan memetik buah itu, batang buah itu layu dan cahaya dari buah itu memudar sehingga tempat itu menjadi gelap gulita.
"Sialan."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
My destiny: looking for peace (Volume 1)
FantasyBercerita tentang anak haram kaisar. Ibunya, seorang perempuan desa, ditiduri oleh kaisar secara paksa dan ditinggal begitu saja. Di usia dua tahun, ibunya meninggal dan diasuh oleh pamannya dengan penuh kasih sayang. Namun, ketika ia menginjak usia...