bab 1

59 29 16
                                    

Catatan untuk pembaca:

Gue masih pemula, jadi mohon dimaklumi jika ada salah penulisan kata atau typo. Btw, untuk beberapa chapter awal, hampir semuanya adalah penjelasan. Biasalah, orientasi dulu biar nggak bingung. Konsep power system juga bakal dijelaskan nanti.

"Apa kau tidak punya mata, hah?!" ucap seorang pemuda sambil mendorong pemuda lain hingga terjatuh.

"Cuih... Dasar anak haram! Kau mengotori bajuku," katanya, meludah ke arah pemuda yang jatuh tadi, lalu pergi. Pemuda itu berdiri, membersihkan pakaiannya, dan pergi dari sana.

Pemuda tadi bernama Aslan. Perawakannya tampan, dengan rambut hitam dan pupil matanya berwarna merah. Dia adalah anak tidak sah dari seorang kaisar. Awalnya, Aslan tidak mengetahui hal itu, sampai saat dia dijemput dari kampung halamannya sepuluh tahun yang lalu. Saat itu, dia masih berumur enam tahun. Ibunya meninggal sejak dia masih kecil, dan dia dirawat serta tumbuh bersama pamannya. Selama di istana, Aslan sering mendapatkan perlakuan yang tidak mengenakkan.

Kaisar memiliki tiga istri sah (satu ratu dan dua selir; istri pertama adalah ratu). Masing-masing istri kaisar memiliki satu anak. Putra pertama bernama Johan. Dia adalah anak yang pandai dan licik. Meskipun dia adalah anak pertama, ibunya bukanlah ratu (istri pertama), melainkan istri ketiga kaisar.

Putra dari ratu adalah putra keempat kaisar (putra ketiga adalah Aslan), bernama Hans. Dia adalah orang yang meludahi Aslan tadi. Berbeda dengan saudara-saudaranya, Hans adalah orang yang ceroboh dan impulsif. Dia juga tidak berbakat. Orang-orang sering menganggapnya remeh, dan berpendapat bahwa dia tidak sebanding dengan kakaknya. Hari-harinya sering dihabiskan untuk bersantai dengan ibunya. Secara sekilas, mungkin tidak ada hal yang dapat dibanggakan darinya selain wajahnya.

Putra kedua bernama Simon. Dia adalah anak yang sangat berbakat. Berbeda dengan Johan dan Hans, ibu Simon bukanlah bangsawan (sama seperti Aslan). Ibunya dulu adalah seorang pembantu di kerajaan. Dia juga satu-satunya saudara yang tidak pernah merendahkan Aslan, namun mereka tidak akrab karena Simon lebih sering berlatih. Selain berlatih, dia hanya akan bersama ibunya, yang sakit-sakitan.

Di istana, saat ini sedang terjadi perdebatan tentang siapa yang akan meneruskan tahta kekaisaran. Hal ini terjadi karena Hans, yang merupakan putra ratu dan seharusnya menjadi penerus, terlihat tidak kompeten. Banyak raja dan pejabat lebih mendukung Johan sebagai penerus. Mereka menggunakan statusnya sebagai putra tertua sebagai alasan bahwa dia layak menjadi penerus, meskipun dia bukan putra dari seorang ratu. Namun, mereka tidak terlalu terang-terangan menunjukkan keberpihakan mereka, karena ibu Hans berasal dari keluarga bangsawan yang sangat berpengaruh (cukup untuk mengguncang kekaisaran).

Meski begitu, masalah terbesar bukanlah di sana. Masalah terbesar adalah keberpihakan kaisar sendiri. Kaisar terlihat tidak berpihak pada Johan maupun Hans, namun lebih condong pada Simon. Meskipun hal ini belum terkonfirmasi, hal ini menimbulkan masalah besar karena ibu Simon bukanlah bangsawan, melainkan hanya seorang pembantu. Para raja dan bangsawan lainnya merasa direndahkan jika kelak harus tunduk pada putra seorang pembantu. Mereka menduga dan takut bahwa kaisar akan mengubah hukum dan menjadikan Simon penerus kekaisaran.

Namun, Aslan tidak masuk ke dalam perdebatan ini. Hal ini membingungkan Aslan. Dia tidak mengerti mengapa dia dibawa ke istana, karena dia merasa keberadaannya tidak akan mengubah perdebatan yang terjadi. Di istana, keberadaannya diabaikan, bahkan ketika dia dirundung atau dipermalukan, tidak ada yang peduli, termasuk kaisar. Keberadaannya di sana benar-benar tidak berguna.

**Catatan:** Seperti yang ditulis di prolog, dunia/kekaisaran ini terdiri dari 18 kerajaan. Setiap kerajaan memiliki raja, dan setiap raja harus tunduk pada kaisar.

---

Aslan saat ini sedang berada di kandang kuda. Selama sepuluh tahun di istana, Aslan hanya memiliki satu teman. Meskipun mereka hanya bertemu sekali, mereka terlihat cukup akrab. Temannya itu bernama Grace. Dia adalah putri seorang pedagang atau saudagar kaya. Total kekayaannya sudah cukup untuk menyaingi kekayaan bangsawan biasa, bahkan beberapa bangsawan hormat padanya. Awal pertemuan mereka terbilang tidak disengaja. Awalnya, Grace diundang oleh Hans, namun sesampainya di istana, dia malah lebih dekat dan tertarik pada Aslan (ini merupakan alasan utama kebencian Hans terhadap Aslan).

Dari Grace, Aslan belajar tentang energi pembentuk dunia. Energi itu disebut **Tors**. Energi Tors tercipta dari **makhluk hidup**. Segala hal yang hidup akan menghasilkan energi Tors. Energi Tors yang dihasilkan oleh makhluk atau orang tertentu tidaklah sama (jumlah energi yang dihasilkan juga berbeda). Pada awalnya, setiap orang tidak mengetahui adanya energi ini. Menurut legenda, orang pertama yang bisa menggunakan energi ini adalah pendiri kekaisaran, secara tidak sengaja, dan hanya bisa menggunakan Tors yang dihasilkan dari tubuhnya sendiri. Pendiri itu pun mengajarkan teknik ini kepada anak-anaknya. Namun, seiring waktu, banyak orang pun mengetahui energi Tors. Mereka menemukan cara untuk mengubah Tors yang menyebar di alam (energi Tors yang dihasilkan oleh pohon dan makhluk hidup lainnya) menjadi milik mereka sendiri. Setiap bangsawan biasanya memiliki tekniknya sendiri yang diwariskan kepada keluarga mereka.

Karena Grace tidak bisa menyebarkan teknik keluarganya, dia mengajarkan Aslan teknik pengumpulan energi tingkat dasar yang biasa digunakan oleh prajurit tingkat menengah. Namun, karena pertemuan mereka yang singkat, Aslan hanya mempelajari cara menyerap energi Tors tanpa tahu bagaimana cara penggunaannya dengan benar.

Aslan sudah mencoba menyerapnya, namun selalu gagal. Ketika dia memaksakan untuk memasukkan energi itu ke dalam tubuhnya, rasa sakitlah yang dia rasakan. Jadi, dia berhenti mencobanya. Kemudian, Aslan mencoba mengeluarkannya, tapi itu sama saja dengan pemborosan. Hal ini seperti menumpahkan air yang sudah susah payah dia kumpulkan. Semua energi Tors yang dia keluarkan menyebar dengan cepat, sehingga Aslan harus mengumpulkannya lagi.

Satu-satunya cara yang berhasil dan cukup berguna adalah menyalurkan energi Tors ke suatu benda. Biasanya, benda yang dia saluri energi Tors akan mengeras (meskipun beberapa tidak), namun hanya itu saja. Meskipun dia bisa membuat kaca sekeras batu, hal itu tetap tidak terlalu berpengaruh. Ibaratnya seperti melempar kaca ke dinding yang keras. Kita hanya bisa mencegah kaca itu pecah, namun kita tidak bisa merusak dinding tersebut. Seberapa banyak pun energi Tors yang dimasukkan, jika kekuatannya kurang, kita tetap tidak akan mampu merusak dinding itu

Bersambung...

My destiny: looking for peace (Volume 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang