22 - 🐓 Sampai kapan!?

739 162 37
                                    

Ada yang kangen?

Btw, baca jam berapa nihhh?

...
Happy Reading!!

🥰🥰

__****__

Melakukan perjalanan tanpa persiapan apa pun bukanlah ide yang bagus! Apalagi jika kau meninggalkan sebuah tanggung jawab, seperti pekerjaan yang perlu di tangani.

Dan hasil tindakannya itu, Sakura harus menerima teriakan dari sahabat pirangnya, Yamanaka Ino.

"Kau apa?" Teriak Ino di seberang sana. Sakura yakin sekali bagaimana ekspresi yang sedang teman pirangnya itu keluarkan. Jika ia berada di posisi Ino, tidak menutup kemungkinan, jika ia pun akan bersikap sama.

"Luar biasa. Kau liburan dengan kekasihmu, dan aku terjebak dengan coffeeshop seorang diri." Decaknya tak habis pikir.

Sakura meringis tipis, tak menyela sederetan kalimat yang Ino keluar kan.

"Gomenne~" Hanya itu yang bisa Sakura ucapkan. "Aku akan membawakan mu oleh-oleh yang banyak. Bagaimana?"

"Apa kau sedang menyuap ku, heh?"

Sakura terkekeh, "jika kau beranggapan begitu."

Ino mendesah, kemudian berdecak kecil. "Aku tidak mau barang murah. Aku ingin yang berkualitas bagus." Serunya.

"Ada lagi?"

"Aku butuh satu karyawan lagi. Jika kau tidak ada seperti ini, aku malas mengerjakan seluruh pekerjaan yang seharusnya kau lakukan."

"Hehh... Coffeeshop itu bukan hanya aku saja pemiliknya, piq!" Cerca Sakura. "Kau pun ikut andil dalam pendiriannya. Jika kau lupa, itu berarti kau sudah tua."

Ino mendengus, dan wanita itu tak ada keinginan untuk berdebat.

"Berapa lama kau di sana?"

Sakura melirik ke arah Sasuke yang tampak sibuk dengan beberapa berkas di tangannya. Wanita musim semi itu mendekat, menatap Sasuke dan duduk di sampingnya.

"Sasuke, berapa lama kita di sana?"

Jelaga yang semula menekuni kertas di tangannya itu kini beralih menatap wanita pujaannya. Menarik tubuh Sakura dan membawanya ke atas pangkuannya.

"Tergantung,"

Hahhh?!
Jawaban macam apa itu!

"Kau bilang tidak akan lama." Protes Sakura.

"Setidaknya empat sampai lima hari."

"Kenapa selama itu!"

Mengabaikan tindakan Sasuke yang berada di lehernya, Sakura kembali fokus pada ponsel genggamnya yang masih tersambung dengan Ino.

"Selama itu?" Tanya Ino. Membuat Sakura menggaruk pipinya yang tak terasa gatal sama sekali. "Seperti pengantin baru saja."

"Mana ada yang seperti itu!" Sanggah Sakura cepat.

"Setidaknya jangan memberiku kabar tentang kehamilan mu setelah perjalanan dinas dengan Sasuke."

"Apa yang sedang____"

"Cukup cerita kan saja malam panas kalian seperti apa nanti padaku." Goda Ino.

"Ino!" Sakura berteriak nyaring. "Jangan asal bicara." Peringatnya.

"Tidak perlu malu Sakura. Aku sudah tau apa yang sering Uchiha Sasuke lakukan padamu akhir akhir ini. Aku masih ingat dengan salep yang ada di atas mejamu kemarin. Aku tidak sebodoh itu, Forehead!"

Wonderful In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang