Keringat dingin meluncur deras di kening seorang pemuda. Di sebelahnya ada pemuda lain yang nampak tertidur lelap. Bahkan pemuda posisi kepalanya berada di bawah kasur dan badan diatas kasur.
Ia terbangun saat mimpi semakin buruk. Nafas sang pemuda nampak terengah-engah. Dia menyentuh rambut cokelatnya nampak sangat basah. "Ayah," gumamnya.
Dia memperhatikan sang kembaran yang semakin keras suara dengkurannya. Dengan santai menendang tubuh Cyrill hingga terjatuh ke bawah. Anehnya sang kembaran tidak terbangun sama sekali.
Cyrus bangkit untuk menuju kamar sang ayah. Di depan kamar sang ayah dia sedikit ragu untuk mengetuknya. Baru saja akan diketuk ternyata pintu telah terbuka.
Cedric sedikit kaget melihat sang bungsu berada di depan kamarnya. "Lho adek memerlukan sesuatu?" tanya Cedric kepada putranya.
Cyrus memeluk tubuh sang ayah sangat erat. "Ayah janji tidak berikan aku sama bunda," gumam Cyrus.
"Kamu bukan barang nak. Ayah juga tidak memaksamu untuk tinggal bersama bunda," ujar Cedric.
"Bobo sama ayah," ujar Cyrus.
"Lepaskan pelukanmu," ujar Cedric.
Tidak ada jawaban. Cyrus semakin memeluk sang ayah sangat erat. Tidak punya pilihan lain, Cedric mengangkat tubuh Cyrus untuk ia gendong. Untungnya, Cedric sangat kuat mengenai itu.
Cyrus tidak berkomentar apapun. Justru, Cyrus menikmati saja tindakan sang ayah. Nuansa serba hitam merupakan hal biasa bagi Cyrus. Kamar pribadinya juga memiliki konsep yang sama seperti sang ayah. Hanya saja Cyrill setiap malam akan tidur bersamanya.
Cedric memberikan air putih kepada Cyrus. "Minum dulu. Ayah tahu kamu mimpi buruk," ujar Cedric.
Tangan kanan Cyrus menerima dengan baik segelas air putih dari ayahnya. "Terimakasih ayah," ujar Cyrus.
"Sama-sama nak," jawab Cedric.
Selesai minum Cyrus menaruhnya diatas meja kecil di samping kasur. "Adek mimpi ayah memberikan aku sama bunda," ujar Cyrus.
Cedric mencium kening sang putra. "Itu bunga tidur. Ayah akan berusaha agar kamu tetap bersama ayah dan aa," ujar Cedric menenangkan sang putra.
"Adek tidur disini ya," ujar Cyrus.
"Ayah ada sedikit pekerjaan dulu. Adek tidur duluan saja," ujar Cedric.
Mata Cyrus menatap tidak suka Cedric. "Sudah malam. Saatnya istirahat bukan bekerja," ujar Cyrus.
"Cuma tinggal tahap presentasi saja," ujar Cedric.
Cedric yang akan bangkit ditahan oleh Cyrus. Pemuda itu duduk di pangkuan ayahnya. "Kelonin adek dulu," ujar Cyrus.
Merasa tidak punya pilihan lain. Cedric mengelus rambut cokelat sang putra. "Dulu adek tidak paham mengenai tindakan mama. Adek pikir itu teman mama saja. Adek baru sadar, saat dia meminta adek memanggilnya ayah. Adek menolak, bahwa ayah adek cuma satu yaitu ayah Cedric," ujar Cyrus.
"Ayah juga tidak masalah tentang bunda kamu. Sekarang pemikiran ayah untuk kalian berdua dan perusahaan saja," ujar Cedric.
"Adek pernah nemu kata-kata keren lho ayah!" pekik Cyrus.
"Apa kata-katanya?" tanya Cedric.
"Jatuh cinta hanya sekali. Sisanya melanjutkan hidup saja," jawab Cyrus.
"Itu tidak benar. Ayah pertama kali jatuh cinta bukan sama bunda. Tapi tetap bisa mencintai bunda kok hingga sekarang," ujar Cedric.
"Ayah tidak berniat menikah lagi?" tanya Cyrus.
"Lupakan saja mengenai itu," jawab Cedric.
"Selamat malam ayah," ujar Cyrus.
"Malam juga nak," ujar Cedric.
Cyrus tertidur dalam pelukan sang ayah. Di luar ia memang terlihat cuek, tapi saat di rumah dia tetaplah anak paling kecil.
Dobrakan pintu membuat Cyrus kaget. Cedric mengelus punggung Cyrus agar kembali nyenyak tidur.
"Ayah! Adek jangan dibawa ke kamar ayah dong!" rengek Cyrill.
Anak sulungnya itu memang sulit sekali berpisah dengan Cyrus. Dia selalu tahu bahwa Cedric seringkali membawa Cyrus ke kamarnya.
"Adikmu tidur disini karena mimpi buruk," ujar Cedric.
"Yah sudah! Aa juga tidur disini!" pekik Cryill.
"Iya tidak masalah nak," ujar Cedric.
"Turunin adek!" rengek Cyrill.
Cedric berusaha menurunkan Cyrus ke kasur. Namun tangan kanan Cyrus memegang erat kaos yang digunakan oleh Cedric. "Dek tidur di kasur ya," ujar Cedric mengelus rambut Cyrus.
"Mau sama ayah," gumam Cyrus.
"Dek!" rengek Cyrill.
Cyrus tidak peduli mendengar rengekan sang kembaran. Cedric melirik kearah Cyrill yang nampak sedih.
"Kita tidur bersama saja aa," ujar Cedric.
"Engga!" protes Cyrill.
Anak sulungnya ini memang sedikit keras kepala. "Kita tidur bertiga. Ayah di tengah, kalian berdua memeluk ayah," ujar Cedric membujuk sang sulung.
"Okey," sahut Cyrill.
Akhirnya mereka bertiga tidur bersama dengan Cedric berada di tengah. Cyrus bersembunyi di ketiak sang ayah dan Cyrill di dada sang ayah.
Kedua putranya memang sangat menggemaskan. Dia juga terkadang heran tentang sifat manja keduanya.
Pagi hari Cyrus terbangun dari tidur. Saat melirik kearah samping ada Cedric memeluknya dan ada sosok sang kakak juga.
"Kenapa sih aa disini?!" gerutu Cyrus.
"Aa mencarimu dek," sahut Cedric.
"Adek di kamar ayah padahal," gerutu Cyrus.
Cedric mencium pipi kanan Cyrus dibalas dengan dipukul oleh sang putra. "Apaan sih ayah! Adek sudah besar ya!" kesal Cyrus.
"Sudah besar tetap mencari ayah!" ledek Cedric.
"Yah kan cuma ayah orang dewasa di rumah ini," jawab Cyrus.
"Aa kamu telah tua darimu lho," ujar Cedric.
"Beda sepuluh menit lebih tua," ujar Cyrus.
"Mau sekolah atau bolos hari ini?" tanya Cedric.
Cyrus menatap jam dinding sejenak. Sebentar lagi waktu subuh. Cyrus melepaskan pelukan dari ayahnya, dan mendorong tubuh Cyrill dari Cedric.
"Adek izin bolos saja. Takut tidak berkonsentrasi di kelas," ujar Cyrus.
"Baiklah. Nanti istirahat saja di rumah," ujar Cedric mengelus rambut Cyrus.
Cyrill yang masih tidur di bawah dibangunkan oleh Cyrus dengan cara diinjak tulang keringnya. Tindakan Cyrus membuat sang kembaran terbangun seketika.
Cyrill menatap sengit Cyrus. "Lu ngeselin banget sih?!" kesal Cyrill menatap wajah yang mirip dengannya.
"Makanya jangan deketin ayah gua!" pekik Cyrus.
"Heh ayah tuh milik kita berdua ya!" protes Cyrill.
"Dih ayah tidak sudi punya anak kayak lu ya!" pekik Cyrus.
Daripada semakin runyam Cedric memisahkan kedua putranya. Kalau dilanjutkan tidak ada ujungnya sama sekali.
"Kalian berdua mandi. Kita berangkat ke masjid sekarang. Ada tiga kamar mandi. Jangan ada alasan berebut untuk ke kamar mandi!" perintah Cedric.
Dengan begitu mereka berdua langsung berlari ke luar kamar melaksanakan perintah sang ayah. Cedric memijat kepalanya sejenak. Lelah menghadapi tingkah kedua putranya sendiri.
Jangan lupa tinggalkan vote, komentar dan kritikan agar penulis semakin bersemangat menulis
Sampai jumpa
Kamis 12 September 2024
Nanti malam update lagi ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins
General FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah ayah dan anak saja tidak lebih. kisah anak kembar yang selalu saja membuat sang ayah pusing sendiri tentang tingkah mereka berdua. Tidak seru apabila tidak rusuh," ujar sang sulung. Kembaranku memang agak ane...