Sementara itu di ruang tamu rumah Hilya tampak dua orang laki-laki berjas abu-abu dan hitam tengah berbincang-bincang dengan Haji Abdul Ghofur.
"Ummi! Ayo cepat kesini, Nak Satya sudah menunggu!" panggil Haji Abdul Ghofur pada istrinya yang masih berada di dalam kamar Hilya.
Setelah memanggil istrinya Haji Abdul Ghofur kembali mengajak ngobrol tamunya.
"Tunggu sebentar ya, Nak Satya, Nak Dirga! Wanita memang begitu kalau berdandan, sangat lama," kata Haji Abdul Ghofur kemudian kepada kedua pria yang duduk di hadapannya.
"Iya tidak apa-apa," jawab laki-laki berjas abu-abu dengan tersenyum.
"Teman saya ini Pak Haji, pasti sanggup menunggu putri Pak Haji meskipun harus menginap semalaman di sini," celetuk laki-laki berjas hitam dengan senyum menggoda pria yang duduk di sebelahnya.
Haji Abdul Ghofur pun tersenyum renyah menanggapi gurauan laki-laki berjas hitam tersebut.
"Ayo-ayo diminum dulu kopinya!" kata Haji Abdul Ghofur itu kemudian.
Laki-laki berjas abu-abu itu seketika mengangguk dan meraih secangkir kopi yang ada di hadapannya.
"Maaf menunggu lama!"
Suara seorang perempuan yang tiba-tiba keluar dari kelambu ruang tengah rumah itu sontak membuat dua orang tamu laki-laki itu terperangah.
"Ehm!!" terdengar batuk dari mulut laki-laki berjas hitam. Mungkin dia kaget melihat Hilya dan umminya yang tiba-tiba masuk ruang tamu.
"Nak Setya, Nak Dirga! Kenalkan, ini putri kami Hilya!"
Ummi Halimah ibunda Hilya memperkenalkan putrinya pada kedua laki-laki itu.
"Hilya El Jameela. Kata Kiai abah, artinya, perhiasan yang cantik," ujar Abah Hilya dengan tersenyum kepada kedua tamunya, membanggakan paras cantik putri semata wayangnya.
Seketika Satya dan Dirga berdiri dari tempat duduknya.
"Hai, aku Satya!" kata laki-laki berjas abu-abu itu menyapa Hilya dan menjulurkan tangan kanannya untuk bersalaman.
"Assalamualaikum!"
Hilya mengatupkan kedua tangan, menolak dengan lembut jabat tangan yang ditawarkan Satya.
Seketika Satya bergeming memperhatikan sikap santun Hilya. Dan tiba-tiba, kaki kekar Dirga menginjak dengan kuat sepatu Satya.
Satya terperanjat, dia terjaga dari lamunan, sembari kemudian mengikuti isyarat mata yang diberikan Dirga untuk membalas salam Hilya.
"Waalaikum salam!"
Terdengar suara dua orang laki-laki itu menjawab salam Hilya secara bersamaan.
"O iya Pak Haji, apa kita bisa pergi sekarang?" tanya Dirga pada Haji Abdul Ghofur kemudian.
"Ooh, iya tentu," jawab Abah Hilya. "Hilya, ayo sana berangkat!" kata abahnya, meminta Hilya untuk ikut pergi bersama mereka.
Hilya mengerutkan kedua alis, menatap heran abah yang memintanya untuk ikut bersama dua orang laki-laki yang baru dia kenal.
"Maaf saya ke belakang dulu!" kata Hilya sembari berbalik meninggalkan ruangan itu.
Abah dan ummi Hilya seketika mengikuti langkah Hilya.
"Hilya! Kamu mau kemana?" tanya Haji Abdul Ghofur mengikuti langkah Hilya. "Calon suami kamu itu ingin lebih dekat kenal sama kamu, ayo ikut dengan mereka sebentar, mereka hanya ingin mengajak kamu makan malam!" kata Haji Abdul Ghofur menghentikan langkah Hilya yang hendak masuk ke dalam kamar.
![](https://img.wattpad.com/cover/376485331-288-k121211.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bidadari Spesial
RomancePengusaha kaya bernama Satya ini mengira kalau gadis yang dinikahinya adalah gadis yang bodoh, karena gadis itu berasal dari desa. Dia tidak menyangka kalau niatnya memanfaatkan gadis itu berbuntut menjadi cinta.