"Jangan mendekatiku, siapa kamu? Kemudian, untuk apa kamu datang kemari?" tanya Kiana suaranya sedikit parau. Ia tidak menyangka akan bertemu dengan Viendra untuk kedua kalinya.
"Saya hanya berjalan-jalan saja, tidak lebih," balas Viendra malas.
"Bohong, pasti ada niatannya kan?" selidik Kiana.
"Niat mengambil hatimu, Nona." goda Viendra, ia perlahan berjalan mendekati Kiana.
"Apaan? Mau ambil hatiku? Cih, aku belum mati, bodoh! Masih banyak yang aku ingin capai!" batah Kiana.
"Kau memang polos atau pura-pura polos?" tanya Viendra, tangan kekarnya berhasil menyentuh dagu Kiana.
"Jauhkan tanganmu dariku, aku tidak sudi jika bersentuhan dengan orang sepertimu, Viendra!" Kiana menepis tangan Viendra, sangat terlihat di wajah polosnya itu sebuah tatapan tidak suka.
Viendra tertawa renyah melihat usaha yang dilakukan Kiana. "Lucu sekali putri raja ini," tutur Viendra.
"Lepaskan atau aku akan gigit tanganmu ini!" tantang Kiana.
"Kau tidak akan bisa melakukan itu, Kiana," sahut Viendra, sebelum memberikan setangaki bunga mawar di ujung telinga KIana.
"Masuklah ke gubuk itu, sebentar lagi akan ada pasukan yang berjalan ke area ini." Perkataan dan tindakan yang dilakukan oleh Viendra tentu saja membuat Kiana kebingungan, tidak tahu harus melakukan apa.
"Dari mana kau mengetahui tentang ini?" tanya Kiana.
"Pokoknya ada! Sudah ikuti arahan dariku!" Viendra menarik paksa pergelangan tangan Kiana, dan mengantarkan Kiana ke dalam gubuk itu.
Viendra berhasil membuat Kiana diam membisu, tidak ada sepatah kata yang keluar dari mulutnya, selain menurut semua perkataanya, begitu pula dengan Geo, ketika melihat kejadian tersebut dari dalam gubuk.
"Ingatlah kalian berdua, jangan keluar sebelum matahari terbenam jika masih ingin melanjutkan hidup, dan kau Geo, tolong jaga Kiana untukku!"
Viendra menutup rapat pintu gubuk itu, sebelum akhirnya pergi berjalan menjauh dari tempat persembunyian mereka.Kiana dan Geo saling bertukar pandangan, mereka berdua masih memproses apa yang baru saja dikatakan Viendra.
"Kau percaya padanya?" tanya Geo,menoleh ke arah Kiana.
"Mana ada aku percaya dengan orang pengkhianat, seperti dia?" gerutu Kiana kesal, "Sudahlah, kita keluar aja yuk, bosan aku," lanjut Kiana.
"Jangan keluar dulu, lebih baik kita ikuti saja arahan dari Viendra,Kiana. Sekali saja, kamu menurut perkataanku, jangan bendel!"
Apa yang baru saja dikatakan oleh Viendra beberapa saat lalu benar-benar terjadi. Segerombolan pasukan keamanan dari Kerajaan Aldmoor berpatroli ke area tersebut, tepat di sekitar tempat persembunyian."Huh, ke mana perginya anak laki-laki itu?" ucap salah satu dari mereka.
"Sepertinya dia tidak ada di sini, atau jangan-jangan berhasil lolos dari kejaran Azlan?" sambung temannya. "Gara-gara kau ini! Kita semua jadi kena masalah!" lanjutnya.
Kiana merasakan hal yang tidak beres di luar mendekati Geo, ia yakin Geo seseorang yang dimaksud atau dicarinya. "Geo, jawab pertanyaanku sejujurnya," pinta Kiana. Kemudian duduk di samping Geo. Setelah memastikan bahwa semuanya aman.
Geo menelan ludahnya, bersiap untuk menjawab pertanyaan Kiana. "Iya, apa yang mau kau tanyakan?" tanya Geo.
"Apa yang baru saja kita dengar, kau terlibat dalam urusan mereka? atau jangan-jangan kau ada hubungan dengan mereka?" selidik Kiana penuh waspada, "Jawab! Gak, cuman diam saja, aku butuh penjelasan yang jelas darimu, Geo!" lanjutnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kiana Arsabilla
FantasyTerjadinya sebuah peperangan hebat antara dua kerajaan pada masa itu disebabkan oleh rasa benci dari pimpinan Kerajaan Aldmoor atas kemakmuran yang terjadi di Kerajaan Adora. Pemimpin Kerajaan Aldmoor sangat ingin Kerajaan Adora mengalami kemunduran...