AGRATA DAN GIBRAN 21+

28 12 0
                                    

#MENGANDUNG 21+ SKIP JIKA TIDAK INGIN MEMBACANYA DOSA TANGGUNG SENDIRI

Langit semakin menggelap hari mulai malam tapi para bantara baru bisa mendatangi 7 desa sedangakn kerajaan venom dan langit memiliki 8 kota dan 400 desa

"bagaimana ini?" tanya bintang ke bantara yang lain.
mereka sudah ada di kerajaan venom bukan hanya Bantara saja ij itu tidak akan selesai masyarakat akan menjadi semakin tersiksa" sambung agrata tentunya sambil memakan coklat

"kali ini yang turun bukan hanya Bantara generasi ke 4 saja namun generasi ke 3 dan ke 2 akan turut membantu kalian" ucap adhinatha anggota salah satu Bantara generasi ke 3

"benar,satu orang minimal membawa 20 prajurit untuk membantu agar perkerjaan cepat terselesaikan" sambung hadyan yg dari tadi hanya menyimak

"lalu desa yang kalian kunjungi sudah ada penjaganya?"tanya adhinatha

"sudah ayah namun yang di sayangkan banyak orang yang meninggal,bahkan anak menjadi yatim piatu dan tadi kak tita membawa pulang seorang anak katanya mau di angkat menjadi anaknya" jawab bintang

"baiklah, gardana apa sudah menemukan sarangnya?"tanya hadyan

"sudah ayah 20 sarang sudah saya hancurkan namun sepertinya itu bukan sarang utama mereka karena yang saya temukan sarangnya kecil kecil" jawab gardana

semua orang terdiam mendengarkan ucapan gardana mereka sangat di buat pusing oleh Kawanan ular ini

"kalian istirahat saja besok pagi kalian harus turun ke masyarakat dan berkerja lebih ekstra" ucap adhinatha mereka pun mengangguk

"kami undur diri raja adhinatha dan raja hadyan" ucap serempak lalu mereka ke kamar masing masing

sesampainya kamar agrata di buat kaget karena kekasihnya tidur di sana

"Tuanku, bangun kenapa tidur disini?"agrata berusaha membangunkan calon suami nya itu

"nunggu kamu, kamu baik baik aja kan?"tanya Gibran

"baik baik aja kok, oh ya aku mau mandi dulu ya habis itu kita ngobrol"Gibran hanya mengangguk saja dengan mata yang sulit buka karena sangking ngantuk nya

tak lama kemudian agrata selesai mandi dan menghampiri sang kekasih

"Tuanku " panggil agrata namun calon suaminya tidak menjawab sudah bisa di pastikan Gibran sudah tertidur lagi,dengan sengaja agrata duduk di atas badan Gibran dan menciumi bibir tipis Gibran

"ra udah, aku udah bangun "akhirnya Gibran menyerah
namun kondisi berbalik Gibran sekarang di atas agrata

"selalu dasar mesum"ledek agrata

Gibran pun mengabaikan ucapan gadis kecilnya, Gibran mulai melumat bibir agrata dengan lembut agrata membalas ciuman itu.
semakin lama ciuman itu turun ke leher

"ahh gib ahh"desahan yang Gibran suka karena ada nama yang terselip di antara desahan itu Gibran hanya tersenyum.
perlahan baju yang di pakai oleh agrata pun sudah tidak di tempatnya lagi dan ciuman itu turun ke payudara besar agrata

"ahh gelihh"ucap agrata tapi berbeda dengan tindakannya ia semakin menekan kepala Gibran untuk menghisap puting pink-nya itu.

jangan di tanya milik Gibran sudah sangat tegang di balik celana itu apa lagi milik agrata sudah sangat becek.
Gibran pun melepaskan celana agrata dan melepaskan celana dalam nya terlihatlah lubang surgawi agrata yang sangat amat basah

"milikmu sudah basah "ucap Gibran sambil memainkan lubangnya itu

"aaahhh gelihh"agrata punya hanya bisa mendesah sambil merem melek karena setiap sentuhan calonnya mengandung kenikmatan

Gibran pun langsung menjilati milik gadis kecilnya itu dengan lahap

"aahh gibhh ya itu ahhh enak"desah agrata yang tak terkendali

dengan jilatan yang nikmat itu Gibran memasukan 1 jarinya menambah kenikmatan tersendiri

"aaahhh aku mau keluar gib aahhh"mendengar kekasihnya ingin sampai Gibran pun langsung mempercepat jarinya dan menggigit, memainkan lidah dengan kasar

"aahhh semakin nikmat ahhhhh"desah panjang agrata mencapai puncak kenikmatan nya
di telan habis oleh Gibran dan di bersihkan berbeda dengan agrata lemas terkapar

Gibran pun langsung berdiri dengan melepas semua baju yang ada di badannya ia pun menggesek gesekkan miliknya ke lubang surgawi agrata
sekali hentakan hilang sudah milik Gibran

"aahh"desah mereka berdua bersama

Perlahan Gibran pun memaju mundurkan pinggulnya

"sshh aahh giibb enak"racau agrata yang mulai menikmati lagi permainan Gibran

Perlahan tapi pasti Gibran mempercepat pinggulnya sehingga terdengar suara benturan kulit ke kulit

"aahh lubangmu selalu buat aku terbuai, ini nikmat ahhh " desahan dan pujian membuat agrata senang

#lanjutkan sendiri ya dosa tangguh sendiri juga

jangan lupa vote ya gaes

DARK TO LIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang