Gibran dan agrata 21++

23 13 1
                                    

"ayahhh" teriak agrata ke ayahnya indra

indra yang sedang berbincang dengan adhinatha dan hadyan pun menengok lalu tersenyum

agrata langsung berlari ke ayah nya indra lalu memeluk nya

"bagaimana kabar mu nak?"tanya indra sambil mengelus kepala agrata

"jahat banget lupa sama anaknya disini,mentang mentang aku anak angkat ayah"bukannya menjawab agrata balik mengomel ke indra

orang yang didalam sana yang mendengar pun tertawa pelan

"kau tak melihat ku, saudara ku"suara dari belakang agrata, agrata langsung menengok ke belakang

"kak bintang"agrata langsung berlari dan memeluk kakanya yang sudah lama tak muncul hingga hampir terhuyung kebelakang, bintang yang di peluk hanya bisa pasrah

"kalian jahat semua sama aku,aku di lupain"keluh agrata

"ga ada yang lupa anakku,ayah sedang sibuk karena bundamu telah tiada jadi harus melakukan beberapa hal"jawab indra dengan tenang

"istri ayah yang pertama?"indra hanya mengangguk saja karena indra tau agrata dan istrinya itu tidak pernah akur

mereka berbincang dengan di campuri canda tawanya agrata ada saja

****

malam yang gelap ini bahkan tak ada bulan ataupun Bintang ini agrata dan Gibran sedang duduk di taman yang gelap tak ada lampu

"Ra ada hal yang ingin saya bicara kan" raut Gibran yang tak ada bercanda sama sekali

"ada apa tuanku?" agrata pun langsung menghadap Gibran

"saya punya firasat tidak enak Ra akan hubungan kita"ucap Gibran sambil menunduk

"maksud tuan apa?saya masih disini sungguh saya hanya ingin hidup bersamamu tuan"agrata yang mulai meyakinkan Gibran

"saya tau kamu mencintai saya,saya mencintai kamu tapi kali ini akan ada badai besar antara kita"jelas Gibran tentang firasat nya

agrata yang tak tau maksud Gibran apa ia hanya bisa memeluk Gibran dengan erat jelasnya dia duduk di pangkuan Gibran

"Ra jangan banyak gerak nanti saya makan kamu"suara Gibran yang agak serak

dengan sengaja agrata menggerakkan maju mundur untuk memancing tuannya itu

tak menunggu lama Gibran sedikit membuka celana nya dan keluarlah tiang tanpa beton itu dan agrata di suruh berdiri untuk melepaskan celana dalam nya

"duduk di pangkuan ku lagi"ucap Gibran

"disini tuan?Jika ada yang patroli bagaimana?"tanya agrata yang sedikit takut

"tidak Ra tenang lah"Gibran langsung mengangkat tubuh agrata untuk duduk di pangkuan nya

jlebbb
"aaahhh tuan"teriak agrata saat lubangnya di masukin milik Gibran,gibran yang mendengar desahan agrata hanya tersenyum

Agrata yang faham posisinya di atas pun menaik turunkan pinggulnya

"Aahh gib mentok banget gib enak aahh" rancau agrata yang nikmatan

"Kamu selalu berhasil membuat ahh juniorku inihhh kenikmatan raaaa" gibran yang membantu agrata agar pinggulnya seimbang

Agrata yang terus mendesah karena junior gibran terasa sangat besar hingga mentok

"Aaahhh gib mau keluar aaahh"gibran yang mendengar itu langsung menganti posisi tanpa mencabutnya hingga kini agrta yang di bawah

Plok plok plok

Suara benturan goyangan gibran

"Aaahh gib ya aaahhh" gibran menikmati lubng agrata dan desahan yng indh itu

"Aaahhhh akuhh keluarr gibbb"desahan agrata sambil memeluk erat gibran

Gibran yang belum keluar pun melanjutkan gerakannya

"Ini begitu nikmat ra aahhh jepit terus ahhh"racauan gibran

"Iya gib ahh terusshh ini nikmat aahhh" agrata pun hanya bisa menikmati genjotan gibran yang semakin berutall

Hampir 30 menit mereka melakukan aksinya

"Aahh ra akuhh mau keluar ra"gibran yang mempercepat gerakannya

"Aahh iya tuan akuhh juga ingin keluar ahhh"gibran semakin kuat dan lebih kerass junior gibran

"Aaaahhh" desahan mereka keluar bersama

Gibran pun ambruk di atas tubuh agrata

"Capek tuan?" Tanya agrata

Gibran pun hanya menganguk

Namun tanpa disadari ada laki laki tinggi di atas pohon yang melihat tingkah mereka dari awal hingga akhir

DARK TO LIGHT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang