five ; bye and cry.

284 29 0
                                    

it's just fanfiction (and ic not ooc) happy reading guys.
-

Lagi dan lagi Echi melewati paginya, karena ia masih sangat kelelahan dan memutuskan untuk tidur sampai siang lagi. Siklus ini akan berjalan sampai seterusnya.

Nampaknya ia sangat pulas tertidur, surai ungu mudanya itu terurai di atas kasur dan nampak berantakan, untungnya ia sempat mengganti baju sebelum tertidur.

Siang telah tiba, Echi yang baru saja bangun tentunya langsung merogoh nakas di samping kasurnya dan mencari handphone miliknya.

Membuka handphone miliknya dan melihat jam yang tertera disana, jam menujukkan sekitar pukul 12.10 sekarang. Echi pun memutuskan untuk mencuci muka terlebih dahulu.

Ia mendengar suara ketukan dari luar, tak pikir panjang dirinya segera berjalan menuju pintu, melihat siapa yang di luar melalui lobang di pintu, “Loh krow?” gumamnya.

Echi memegang gagang pintu itu lalu membukanya, menampakkan lelaki tampan dengan surai abu abu yang tertata rapi, lelaki itu melemparkan senyuman kepada Krow yang tengah berdiri di depannya.

“Eh krow, ada apa?” tanya echi kepada krow.

“Jadi gini, besok aku bakal pulang, jadi ya kesini itung itung mau pamitan dulu sama kamu” jelas Krow, reaksi Echi tentu saja terkejut, satu satunya orang yang ia kenal disini akan pergi? memang nasib.

“Loh cepet banget?” sahut Echi dengan mimik wajah yang kaget.

Krow menarik nafas sejenak “huhh.. Sebenarnya aku juga tak tau, tapi ya mau bagaimana lagi, semoga next time bisa ketemu lagi ya chi” jawab Krow dengan lirih.

“Yaa, aku paham, bye bye Krow!” ucap Echi.

bye byee.. chi!” sahut Krow, dirinya langsung saja pergi menjauh dari kamar Echi, mulai tak terlihat lagi dari tempat Echi berdiri sekarang. Krow juga akan segera angkat kaki dari apartemen tersebut.

———

Suntuk, itu yang di rasakan Echi saat ini, dirinya tak tau untuk apalagi yang akan ia lakukan kedepannya, hidupnya hanya begitu begitu saja setiap harinya, “Tidur, bangun siang, makan, kerja, repeat.” gumamnya dengan posisi yang sedang berbaring dan menatap langit langit, bosan dan bingung apa yang harus ia lakukan lagi.

Dan bodohnya ia melupakan sesuatu, “BISA BISANYA LUPA MINTA NOMOR KROW” teriak Echi dengan frustasi menyertainya. dipikir pikir iya juga, kenapa ia tak kepikiran untuk meminta nomor lelaki tampan nan rupawan itu,

namun ya, namanya juga takdir Tuhan.

Seharian penuh itu hanya diisi dengan rasa bosan, sepanjang hari Echi menghabiskan waktunya di ranjang, entah apa yang ia lakukan. Dirinya sedari tadi merenungi apa yang telah terjadi dihidupkan.

Dulunya wanita berparas cantik itu memiliki keluarga yang bahagia, keinginannya selalu terpenuhi tatkala itu, tak perlu memikirkan pekerjaan untuk mencari uang dengan susah payah, ingin rasanya menggunakan ruang waktu untuk kembali ke jaman itu.

Namun semuanya kandas saat sang ayah meninggalkan Echi, hanya ada sosok ibu yang selalu berada disisi Echi. Dirinya memiliki saudara laki laki, namun sayang sekali sekarang mereka terpisah, saudaranya itu dibawa oleh ayahnya, bahkan sampai saat ini ia belum pernah bertemu dengan saudaranya lagi.

Tak sadar dirinya larut dengan ombak pikiran, air mata menetes tepat di pipinya, mata yang berbinar karena air mata, mungkin inilah rasanya kangen terhadap seseorang.

Ia ingin sekali kembali bertemu saudaranya, dulu mereka sangat dekat. Echi mengingat insiden dimana saudaranya itu dipaksa untuk ikut dengan ayahnya, membuat air matanya mulai berguguran.

flashback on.

“Jangan paksa Leo ayah.. biarin Leo tinggal bersama aku dan ibu.. ayah..” suara yang lirih keluar dari mulut anak sekecil Echi, meminta minta kepada sang ayah.

Ayahnya tak menggubris Echi sama sekali, dirinya hanya ingin membawa Leo pergi ikut dengannya. Sedangkan putrinya sedang memohon mohon kepadanya.

“Tolonglah ayahh.. hikss.. hikss.. Ayah.. kumohon..” tangis gadis kecil itu, dirinya memegangi kaki sangat ayah, mengharapkan belas kasihan.

Leo yang lebih kecil darinya itu hanya bisa menangis sambil melihat sang kaka memohon di hadapan sang ayah.

“JANGAN BANYAK OMONG KAU ANAK SIALAN” tak bisa menahan emosi, bentakan keras itu keluar dari mulut sang ayah.

“JAGA MULUTMU, DIA ITU ANAKMU JUGA” balas sang ibu memberikan perlawanan.

“AKU TAK PERLU ANAK SEPERTI DIA, AMBIL. SAJA. ANAK. SIALAN. ITU.” final, ayahnya menarik dan membawa paksa Leo, Echi dan ibunya hanya bisa menangis disaat itu.

Flasback off.

————

hiks srot, hehe baru up jam segini soalnya baru sempet lanjut nulis, belajar nulis angst pelan pelan nieh hehe.

One Hundred Days. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang