six ; angry.

293 41 1
                                    

it's just fanfiction (and ic not ooc) happy reading guys.
-

Tersadar dari semua yang ia lamuni, mata yang sembab akibat tangisan, juga baju yang basah karena tetesan air mata. Merasa dirinya cukup tenang sekarang.

Menarik nafas untuk menenangkan dirinya, "huftt.. Let's start working again." gumamnya dengan suara yang sendu dan lirih.

Echi beranjak dari tempat awalnya, bersiap siap untuk melakukan aktivitas sehari harinya, yaitu adalah bekerja.

————

Malam itu Echi seperti biasa menaiki taksi untuk ke tempat kerjanya. Kini Echi sedang melamun di dalam taksi ‘Sepertinya aku akan membeli motor segera, mungkin sudah waktunya untuk mengeksplor kota ini,’ batin Echi.

‘Dan tentunya karena harga taksi online yang berangsur angsur naik, gaada gunanya kerja kalo buat bayar taksi doang’ lanjut batinnya.

Dirinya yang sedari tadi sibuk memikirkan untuk rencana kegiatan selanjutnya, taksi yang ia naiki akhirnya berhenti juga di depan bar.

Pintu mobil itu mulai terbuka, wanita manis menggenakan gaun elegan, surai yang tertata dan kilap mata yang menghiasi nya. Wanita sempurna.

Kaki jenjangnya melangkah kearah bar, mendekat dan masuk kedalam bar itu. Dirinya sekali lagi disambut dengan pemilik bar itu, keduanya melemparkan senyuman manis yang tak habis habis.

Lanjut lah Echi bersiap siap untuk mulai berkerja, ya bekerja seperti biasa, mengantarkan minuman minuman kepada pelanggan, juga sedikit membereskan jika ada barang yang tak sesuai tempatnya.

‼️

Hari bertambah larut, malam itu dirinya mendapatkan prilaku tak baik dari pelanggan, Echi yang sedang menjalani pekerjaannya itu digoda oleh sepasang lelaki muda.

Miris, tapi Echi tau diseerinya pasti akan mendapatkan prilaku seperti ini, sekali dua kali atau bahkan lebih dari orang yang tertarik dengannya.

“Cantik banget, mulus pula.. mau sama kami aja ga? ngapain cape cape kerja, hahaha..” goda salah satu lelaki yang ada disana.

“Ga minat” balas Echi yang berusaha fokus dengan pekerjaannya, lagipula dirinya bukan wanita penghibur disini, mengurusi mereka juga hanya membuang buang waktu.

“Galak amat neng, gemesin deh” lelaki lainnya ikut bersuara sambil ingin mencubit pipi Echi, tapi untungnya sempat ditepis oleh Echi.

“Jangan banyak bacot, permisi.” final, amarah Echi mulai memuncak dirinya memutuskan untuk pergi menjauh dari kedua pria yang duduk di sofa, saat Echi berjalan kedua lelaki itupun masih menatap dirinya.

Tak memperdulikan mereka lagi, Echi tentunya mulai sibuk dengan pekerjaannya lagi sekarang. Terus bekerja sampai hari pun mulai menampakan sang surya.

Kebetulan sekali para pekerja disana dikumpulkan untuk diberikan  pengumuman penting dari atasan mereka.

“Jadi saya akan meliburkan kalian selama satu hati yaitu besok karena suatu alasan, jadi selamat berlibur,” jelas Sui.

Mendengar akan hal itu, Echi seketika lupa dengan apa kejadian yang melandanya hari ini. Yang awalnya raut wajah masam karena kelelahan sekarang nampak senyum dari wajah orang orang disana.

Tentunya itu sebuah keuntungan bagi Echi, ia bisa mengisi kekosongan itu dengan membeli motor, dan mungkin berjalan jalan sejenak menelusuri kota dengan motor barunya nanti.

——————
:333

One Hundred Days. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang