it's just fanfiction (and ic not ooc) happy reading guys.
-Rasa kantuk menyelimuti nya kala itu, netra yang susah tuk terbuka, perlahan lahan cahaya terang berusaha memaksa kedua netra itu untuk terbuka, rasa silau semakin kuat dan akhirnya berhasil membuat netra indah dengan manik violet itu terbuka.
Perempuan manis yang baru saja bangun dari mimpinya itu berusaha menyesuaikan diri, meregangkan sekujur badannya yang kelelahan.
Nyawanya perlahan lahan mulai terkumpul kembali, “Selamat pagi wahai dunia tipu tipu” kalimat pertama yang ia lontarkan, tangan dirinya bergerak untuk menggosok matanya lalu dirinya mulI beranjak dari tempat tidurnya.
Bangun dan menatap sekitarnya, seperti orang yang linglung, berjalan menuju gorden dan membukanya, memaparkan cahaya matahari yang terlihat tidak terik pagi itu.
Langsung saja dirinya beralih untuk membersihkan dirinya, karena ia memiliki rencana untuk membeli motor dan berjalan jalan hari ini.
Mengambil pakaian, berjalan ke kamar mandi, dan melakukan acara mandinya.
“huhh.. Rasanya segar sekali” ucapnya sambil membasahi kulitnya yang terasa lengket sehabis kerja semalaman.
———
Selesai melakukan acara mandinya dan berdandan, akhirnya Echi siap tuk keluar dari apartemen nya yang membosankan itu.
Kali ini dirinya juga ditemani oleh sahabat kesayangannya, siapa lagi kalo bukan Shannon.
Tangan lentik Echi itu mengambil handphone miliknya di atas nakas, menggunakannya dengan lihai, dirinya menghubungi Shannon.
Telepon itu tersambung, terdengar suara dari telepon tersebut.
“Non, lu udah dimana?” – Echi
“Ini gue udah di depan apart lu” – Shannon
“ohh.. Gue turun kebawah sekarang” – Echi
“Ditunggu wahai tuan putri” – Shannon
Telepon terputus, dengan cepat Echi membawa tas miliknya dan sedikit berlari keluar kamar miliknya.
————
Kedua wanita itu bertemu, tentunya melakukan cipika-cipiki sebelum melanjutkan percakapan mereka.
“Jadi beli motornya chi?” tanya Shannon.
“Pake nanya, kalo engga ngapain gue nyuruh lu kesini” balas Echi dengan sarkas.
“Yaudah sini naik mobil gue” suruh Shannon sambil berjalan menuju mobilnya dan dibalas anggukan oleh Echi.
Selama berkendara mereka sibuk bercengkrama, Echi mengisahkan tentang lelaki yang ia temui beberapa hari itu, siapa lagi kalau bukan krow.
Enon yang fokus ke jalan untuk mengendarai mobil dengan Echi yang terus mengoceh di sampingnya, untungnya saja mereka sudah berteman lama, jadi hal itu sudah biasa.
Kian menit mereka lewati dengan obrolan hangat dari keduanya dan akhirnya sampai di tempat yang mereka tuju, yaitu dealer motor.
Mobil berwarna merah yang tengah mereka kendarai mulai melambat, perlahan parkir dengan sempurna di parkiran, saat selesai terparkir mereka turun dari mobil itu.
Kaki jenjang keduanya bergerak terus ke depan, tepatnya di arah toko motor itu.
Echi berjalan menuju lelaki surai coklat yang sedari tadi tengah berdiri memperhatikan Echi dan Shannon, akhirnya kedua netra itu saling bertemu, pembicaraan mereka pun dimulai.
“Apa benar ini dengan Echi ceres?” tanya lelaki surai coklat tersebut, senyumannya terukir.
“Iya benar dengan saya sendiri” balas Echi sambil membalas senyuman lelaki itu.
“Silahkan bayar terlebih dahulu, lalu akan saya beri kunci dan saya arahkan menuju motornya” jelasnya.
“Oke, terimakasih” sahut Emilikn
Setelah transaksi itu selesai, Echi langsung saja menggunakan motor Suzuki GSX R150 miliknya, Echi memang sudah diajari menaiki motor seperti itu oleh pamannya.“Keren banget motor baru lu chi” puji Enon terhadap motor baru Echi
“Yoi, motor mahal nih” jawabnya dengan ketawa kecil.
“Lu boleh pulang duluan aja, gue mau jalan jalan keliling kota dulu” lanjut Echi.
“Yaudah, duluan ya chi” final, Shannon menyalakan mobilnya dan mulai pergi menjauh dari tempat dealer motor itu.
—————
buat jalan jalannya di next part ya ges, soalnya aku kepikiran ide baru wkwkw<3
KAMU SEDANG MEMBACA
One Hundred Days.
Fanfiction"hari ke 50. Lihatlah sayang, kamu wanita yang sangat menarik. I promise, i will make you my beloved, dear" gumam surai abu abu itu, dengan senyuman tipis yang terukir di wajahnya. Manik keemasan yang berbinar di bawah lampu disko itu sedang menatap...