Sakura membuka pintu apartemennya dan disambut oleh Ino dan Tenten yang tersenyum sumringah sambil membawa dua koper besar. Sakura hanya memasang senyum seadanya melihat duo laknat itu akan mulai menempati apartemennya kembali setelah ia mengatakan rencananya untuk membangun usaha furnitur.
Tenten merentangkan tangannya, "Oh aku sangat merindukanmu.."
Sakura menatap malas dengan wajah datar, "Tenten, kita baru bertemu lima hari yang lalu.."
Itu benar, lima hari yang lalu Ino dan Tenten baru saja kembali ke Kyoto usai berlibur di Bali. Dan saat ini mereka berdua kembali terbang ke Tokyo dan akan tinggal di apartemen Sakura setelah Sasuke memesan tiket pesawat untuk keduanya. Rencananya dua sahabat gila itu akan membantu Sakura untuk merintis bisnisnya yang sedang dalam tahap persiapan.
Ino hanya menggeleng, sudah bosan menghadapi sikap drama queen Tenten. Wanita itu melenggang masuk sambil menarik kopernya, kemudian menghempaskan bokongnya di sofa. "Jadi, apa kekasihmu itu begitu kurang kerjaan sampai membeli tiket kelas bisnis untuk kita berdua datang kesini?"
"Benar sekali, ah, aku merasa seperti orang kaya saat di pesawat tadi.." Imbuh Tenten sambil ikut duduk di samping Ino.
"Kalian aku minta kesini karena ada sesuatu yang penting, aku sedang berencana membangun sebuah toko kerajinan furnitur.." Ujar Sakura to the point.
Ino dan Tenten pun saling menatap, keduanya seakan tak percaya dengan apa yang baru saja Sakura katakan.
"Maksudmu, kau akan berbisnis? Kau sendiri?" Tanya Ino. Dan Sakura pun mengangguk sebagai jawaban.
"Kau serius? Tapi, bukankah itu butuh modal yang besar??" Tanya Tenten.
Sakura tersenyum sambil mengangkat kedua alisnya, "Sasuke akan mempersiapkan semuanya, kita akan terima beres."
"Haaaaaaa??" Ino dan Tenten menganga secara bersamaan.
"Tentu saja aku akan menyicil dengan keuntungan penjualan untuk mengembalikan modalnya. Aku ingin tetap berdiri di kaki sendiri, meskipun diawal aku butuh Sasuke untuk menopangku terlebih dahulu."
"Ah, tipikal Sakura.." Ucap Ino dan Tenten pun tersenyum penuh arti.
Sakura menaikkan sebelah alisnya, "Kenapa? Kalian seperti meremehkan aku?"
Ino mengibaskan tangannya, "Seharusnya kau tidak perlu seperti itu pada kekasihmu sendiri, aku tau kau, tapi kurasa kau harus sedikit mengurangi gengsi di hadapan Sasuke.."
"Ino benar, tidak ada salahnya kan? Lagipula, Hellooo? Pacarmu itu Uchiha Sasuke, kau meminta bulan dan seisi planet di tata surya pun pasti dia akan menyanggupi." Timpal Tenten.
"Benar, kenapa harus repot-repot menyicil." Ucap Ino.
"Kalian tidak mengerti, ini masalah prinsip. Dan Sasuke juga sepertinya tidak keberatan dengan keputusanku." Sahut Sakura.
"Yah, baiklah. Apapun asalkan itu lebih baik dari pada terus mencari uang dari selangkangan." Ucap Ino.
"Apa ini artinya aku pensiun jadi mucikari?" Tanya Tenten. Dan mereka bertiga pun tertawa bersama.
Tiba-tiba ponsel Sakura terdengar berdering, Sasuke meneleponnya dan wanita itu pun langsung menjawab.
"Halo sayang.."
"Kau dimana? " Tanya Sasuke.
"Di apartemen, Ino dan Tenten baru saja tiba." Jawab Sakura.
"Bersiaplah, aku akan menjemputmu nanti malam. Kita makan malam di luar."
KAMU SEDANG MEMBACA
We Never Know
FanfictionKehidupan pahit yang Sakura jalani sejak kecil memanglah tidak mudah, ia harus bergelut dengan nasib ditengah hiruk pikuknya dunia. Namun, takdir kelamnya itulah yang telah mempertemukannya dengan seorang pria kaya raya yang jatuh cinta padanya. Mam...