Chapter 18

2.5K 174 9
                                    

Gua update!

Jangan lupa di vote ya cok!

Yang gak suka minggat ae, ra perduli ro dapuranmu!

_____________







Pagi pun datang..

Pagi ini hawanya begitu dingin karena sang mentari tak menampakkan dirinya.

Suara tetesan air dari pucuk daun yang mengenai genangan air menjadi suara khas di pagi ini. Terdengar juga beberapa kali kicauan burung, Menambah kesan pagi ini.

Kabar tentang ditemukannya Lana sudah tersebar ke seluruh telinga anak-anak di tempat camp. Mereka bernafas lega sekaligus bersyukur atas ditemukannya pemuda itu.

Apalagi katanya pemuda itu ditemukan dalam keadaan sehat walafiat tanpa kurang suatu apapun.

Pagi ini membuat wajah sumringah terukir di wajah tampan milik mereka bertiga, Siapa lagi kalau bukan Bagas, Bagus dan Kelpin.

Mereka pagi ini sangat bahagia kala mendengar Lana sudah ditemukan dalam keadaan baik-baik saja.

Tapi..

Senyum mereka seketika luntur kala mendengar jika Lana ternyata sudah dibawa kembali ke kota dan dibawa kerumah sakit untuk memeriksa keadaannya.

Bagus ingin melihat bocah itu, Dirinya begitu merindukan Lana. Merindukan celotehan bocah itu yang begitu berisik dan seakan-akan membuat gendang telinganya ingin pecah.

"Yaudah gapapa, nanti sore kita kan udah pulang jadi bisa langsung ngeliat Lana" Ucap Bagas membuat Bagus sedikit tenang. Walaupun rasa rindunya dengan sahabatnya itu masih meronta-ronta.

"Tapi Lana gapapa kan?" Tanya Bagus dan Bagas serta Kelpin pun mengangguk.

Menurut informasi dari para OSIS, Lana baik-baik saja. Hanya saja mereka khawatir akan terjadi sesuatu dengan Lana, Makanya Lana dibawa ke rumah sakit sekarang.

"Yaudah ayo sarapan dulu" Ajak Kelpin dan mereka berdua mengangguk.

"Eh tunggu! Yang nemuin Lana siapa?" Tanya Bagus tiba-tiba.

"Kak Adrian" Balas Kelpin membuat Bagas dan Bagus seketika terdiam.

Adrian?

Adrian ketua OSIS itu?

Si cowo dengan muka datar itu?

"Cih najis, harusnya biarin gua aja yang nemuin bukan si OSIS sialan itu" Cibir Bagus kesal.

Tidak menyangka jika tampang seperti itu masih memiliki hati nur aini.




















***





















Lana merasakan badannya sangat sakit, Apalagi daerah bagian bawahnya.

Sebuah rasa yang selama ini tidak pernah dirinya rasakan sebelumnya. Sebuah rasa yang sulit untuk di jabarkan oleh kata-kata. Sebuah rasa yang terasa sangat aneh di dalam tubuhnya.

Lana mencoba membuka matanya, Meraba kepalanya yang terasa sangat sakit dan juga berat. Apalagi kini tangan kanannya juga terasa nyeri.

Melirik ke tangan kanannya.

Ternyata tangannya di infus.

Lana memejamkan matanya, mengingat sesuatu yang terjadi sebelumnya.

Dirinya ingat!

Dirinya tersesat di dalam hutan saat jurit malam.

Dirinya mengingat kejadian itu.

Kejadian dimana dirinya mencari jalan keluar seraya memanggil ibunya ketakutan.

SENIOR KONT*L! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang