S1: 10. Budak Cinta

21 12 3
                                    

Bermuda mendekati Hugo, menepuk pundak sahabatnya itu. "Gue nggak tahu soal kakak lo, Hugo. Lo harusnya cerita sama kita. Inget, kita sahabat, bahkan keluarga lo, bro. Kita nggak akan menjudge lo. Tapi gue sangat paham apa maksud kalimat panjang lo barusan. Tujuan lo baik dan pasti demi kebaikan kita. Kita ngerti lo nggak mau kami terjebak dalam lingkaran dendam yang nggak ada habisnya."

Yang lain segera mengikuti langkah Bermuda, merapatkan diri ke Hugo, mencoba memberikan dukungan dan menguatkannya. Mereka tahu, ini bukan sekedar rencana balas dendam. Ini soal hidup dan mati, soal masa depan mereka yang bisa saja hancur karena satu kesalahan.

Suasana mendadak pecah saat Samudera tiba-tiba datang dengan gaya bercanda yang khas. "Udah belok kalian semua? Ngapain peluk-pelukan di rooftop?" tanyanya sambil menyeringai.

Bermuda dan yang lain menatapnya dengan tatapan tajam. Samudera tertawa terbahak-bahak, lalu dengan gaya sok akrab, dia menghampiri mereka dan merangkul Hugo. "Ikuutt dong, gue juga butuh pelukan."

"Haha, bangsat, peluk Olivia sana!"

Mereka semua tertawa kecil, meski suasana sebelumnya masih berat. Samudera memang selalu tahu cara mencairkan suasana.

"Eh, di bawah eskul marching lagi latihan tuh," Ares mengarahkan pandangannya ke lapangan di bawah.

Samudera mengangkat alis. "Beneran?"

"Iya, ada pacar lo, Sam. Ada Lacy, dan ada.... ada Vivi juga. Eh, maksud gue ada Vian juga tuh lagi di bawah. Mada, lihat tuh gebetan lo. Lagi latihan bareng Olivia pakai tongkat mayoret," tambah Ares, matanya berkilat jahil. "Gue nggak nyangka pacar lo itu bohai banget, Muda. Selera lo boleh juga."

Seketika wajah Bermuda berubah, dia mendekati Ares dengan langkah cepat dan tatapan tajam. "Punya nyawa berapa lo, sampai berani ngomentarin body pacar gue dengan kalimat kotor kayak barusan?"

Semua orang yang ada di rooftop terkesiap, "HAH? LO PACARAN SAMA VIAN?

Bermuda meringis merasa sakit telinga mendengar teriakan sahabat-sahabatnya itu.

"Lo beneran sudan pacaran sama Vivi, Muda?"

"Vian, bangsat!"

"Eh iya, Vian maksud gue. Lo beneran pacaran sama dia? Sejak kapan?"

"Kemarin sore," jawab Bermuda pada Oscar.

Ares yang saat ini masih ditatap tajam oleh Bermuda menelan ludah takut, lalu mengangkat tangan seolah menyerah. "Santai, Muda! Gue cuma bercanda."

Tawa kecil terdengar dari Samudera dan yang lain, tetapi Bermuda tetap serius. Di balik sikapnya yang tenang, jelas terlihat bahwa dia sangat protektif terhadap Vivian.

Bermuda hanya tersenyum kecil, memandang ke bawah, ke arah Vivian yang sedang berkonsentrasi berlatih memutar tongkat mayoretnya. Ternyata benar kata Ares. Pacarnya itu terlihat anggun, mempesona dan......Sexy.

"Viviiiiii!" panggil bermuda dengan suara lantang. Vivian menatapnya dari bawah sana, Bermuda pun kemudian memberikan kecupan terbang dengan tangannya.

Vivian yang berada di lapangan tersenyum kecil, melambaikan tangan ke arah Bermuda, lalu kembali fokus pada latihannya.

Semua anggota Geng Hades yang melihat tingkah Bermuda seketika berakting muntah, berakting jijik dan menggelengkan kepala tak habis pikir. Sialan! Ketua geng Hades sudah terkena sindrom bucin!













Instagram: @andwyansyah

Ballad Of Highschool TeenagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang