S1: 14. Malam Bahagia Terakhir

11 6 0
                                    

Malam itu, suasana kota Jakarta semakin tenang. Deru mesin mobil yang lewat jauh di bawah, hanya ada suara lembut dari angin malam yang berhembus. Bermuda dan Vivian meninggalkan rumah setelah makan malam yang menyenangkan.

Bermuda mengendarai moge kesayangannya, motor besar yang selalu membuatnya merasa bebas. Vivian duduk di belakangnya, merapatkan tubuh pada punggung Bermuda. Deru mesin moge yang menggelegar nyaring seakan menjadi pengiring malam mereka, dan angin malam yang sejuk menyapu lembut wajah mereka, menambah keintiman suasana malam itu.

Tujuan mereka malam ini adalah mengunjungi taman hiburan malam di pusat kota, tempat di mana lampu-lampu berkilauan dan berbagai wahana bermain menawarkan pesona magis yang sempurna untuk sebuah kencan. Setelah melewati jalan-jalan yang padat dengan kendaraan, Bermuda akhirnya memarkirkan moge di tempat parkir yang disediakan untuk pengunjung.

Mereka turun dari motor, dan Vivian melirik sekeliling dengan kagum. Taman hiburan ini benar-benar menawarkan pengalaman yang berbeda dari biasanya. Lampu-lampu neon yang berwarna-warni menciptakan suasana ceria dan romantis, seolah-olah menyambut kedatangan mereka dengan hangat. Setiap sudut taman tampak hidup dengan warna-warni yang mencolok, dan Vivian merasa seolah mereka berada di dunia yang berbeda, jauh dari keramaian kota.

"Jadi, kita ngapain kesini?" tanya Vivian, suaranya penuh rasa ingin tahu. Wajahnya yang berseri-seri menggambarkan betapa antusiasnya dia terhadap rencana malam ini.

"Aku ingin kencan sama pacar aku sendiri. Emang gak boleh?" Bermuda menjawab sambil tersenyum nakal. Tanpa memberi Vivian kesempatan untuk menjawab, ia memberikan kecupan singkat di bibirnya. Tindakan sederhana ini membuat wajah Vivian merona merah padam seketika, seakan-akan dia baru saja menerima hadiah istimewa.

Mereka berdua berjalan bergandengan tangan menuju wahana Gondola, sebuah kereta gantung yang menjadi salah satu atraksi utama di taman itu. Gondola-gondola yang berjejer di relnya tampak seolah melayang di atas taman, menawarkan pemandangan indah malam kota Jakarta dari ketinggian. Setiap gondola dikelilingi oleh jendela-jendela kaca, membuat suasana di dalamnya terasa lebih intim dan pribadi.

Sesampainya di gondola mereka, Bermuda membantu Vivian masuk terlebih dahulu sebelum ia menyusul. Mereka duduk berdampingan di dalam gondola yang nyaman, dengan pemandangan malam kota Jakarta yang semakin terlihat memukau saat gondola mulai meluncur perlahan. Vivian memandang keluar dengan tatapan penuh kekaguman, seolah berusaha menyerap keindahan yang ditawarkan oleh malam itu. Lampu-lampu kota yang menyala dari kejauhan tampak seperti bintang-bintang yang turun ke bumi, menciptakan panorama yang menakjubkan.

Setelah gondola melaju beberapa meter, Bermuda memeluk Vivian dengan lembut. Tindakan ini memberikan rasa hangat dan keamanan di tengah udara malam yang sejuk. Dia membenarkan rambut panjang Vivian yang sedikit berantakan akibat angin malam, sembari memuji kecantikan pacarnya dengan nada lembut.

"Cantik banget Vivi pacar aku," kata Bermuda dengan penuh kehangatan.

Vivian memandang Bermuda dengan tatapan lembut dan penuh rasa syukur. Ia merasa sangat beruntung memiliki seseorang seperti Bermuda dalam hidupnya. Mereka mengenakan outfit santai malam itu; Bermuda mengenakan kemeja dan celana lepis yang sederhana namun tetap membuatnya terlihat menarik di mata Vivian. Vivian sendiri masih mengenakan dress hitam cantik yang ia pakai saat makan malam tadi. Kedua pakaian ini terasa pas untuk malam yang begitu istimewa.

"Kamu nggak mau muji aku balik, sayang?" tanya Bermuda sambil menatap Vivian penuh harap.

Suara bernada lembut Bermuda membuat Vivian terkejut, dan ia segera mengeluarkan ponselnya untuk mengambil gambar pemandangan malam yang indah serta selfie dirinya bersama Bermuda. Dalam foto-foto itu, mereka tampak bahagia, dikelilingi oleh pemandangan malam yang menakjubkan. Tapi tungggu, tadi Bermuda memanggil Vivian apa?

"Sayang?"

"Iya, kamu kan pacar aku, Vivi. Aku bakal panggil kamu sayang mulai saat ini. Atau kamu maunya apa? Baby atau Honny?" Bermuda menggoda, membuat suasana semakin hangat dengan candaan yang penuh kasih sayang.

Vivian mencubit Bermuda dengan manja, "Geli tau nggak, Muda."

Bermuda tertawa lembut, kemudian mencium dahi Vivian. "Yasudah, aku manggilnya sayang aja."

Senyuman hangat kembali muncul di wajah Vivian. Perlakuan-perlakuan romantis Bermuda hari ini, mulai dari makan malam hingga ciuman singkat tadi, benar-benar membuat hatinya bergetar. Vivian merasa hatinya semakin jatuh cinta pada Bermuda. Setiap detail kecil dari malam ini, setiap kata dan tindakan Bermuda, membuat Vivian semakin yakin bahwa dia benar-benar jatuh cinta pada pria ini.

Vivian merenung sejenak, mencoba membayangkan bagaimana jika nanti hari itu tiba, hari dimana dia akan benar-benar menyakiti Bermuda. Rasa takut dan kecemasan mulai merayapi pikirannya, tetapi ia berusaha menepisnya. Malam ini adalah milik mereka, dan Vivian ingin menikmati setiap momennya tanpa memikirkan hal-hal yang tidak diinginkan. Setidaknya, Vivian bisa menikmati hari-hari bersama Bermuda, sebelum dia benar-benar membuat pacarnya itu terjun ke dalam lubang pengkhianatan yang akan diterimanya.

"Kamu kenapa sih hari ini romantis banget, Muda?" Vivian bertanya, suaranya penuh rasa ingin tahu. Dia benar-benar ingin tahu apa yang ada di balik sikap Bermuda yang begitu penuh perhatian malam ini.

"Emang sebelum-sebelumnya aku nggak romantis sama kamu, sayang?" Bermuda membalas dengan nada penasaran, seolah ingin mengetahui apakah tindakannya yang romantis kali ini adalah sesuatu yang istimewa atau hanya bagian dari dirinya yang sudah ada sebelumnya.

"Tidak separah malam ini maksudnya," jawab Vivian dengan senyum lembut. Dia menyadari bahwa malam ini terasa berbeda dan istimewa dibandingkan dengan malam-malam lainnya.

Bermuda terkekeh dan memasang ekspresi jahil. "Besok-besok mungkin romantisnya akan lebih parah dari ini. Siap-siap saja, Sayang."

Vivian mencubit Bermuda dengan gemas, sementara Bermuda hanya tertawa. Mereka saling bertatapan dengan penuh kehangatan, mengunci pandangan satu sama lain. Vivian merasa terhipnotis oleh ketampanan Bermuda dan tanpa bisa menahan diri, ia mencium Bermuda terlebih dahulu. Ciuman itu singkat namun penuh rasa, mengungkapkan betapa dalamnya perasaan yang mereka miliki satu sama lain. Bermuda membalas ciuman itu dengan lebih lama dan dalam, seakan-akan ingin mengungkapkan seluruh cintanya melalui sentuhan lembut itu.

Ciuman mereka berakhir ketika gondola yang mereka naiki mencapai puncaknya. Dari ketinggian tersebut, mereka bisa melihat pemandangan indah kota Jakarta yang bersinar di malam hari. Lampu-lampu kota berkilauan seperti bintang-bintang yang turun ke bumi, memberikan kesan magis dan menakjubkan. Vivian dan Bermuda duduk berdampingan, menikmati pemandangan yang menakjubkan sambil saling berpegangan tangan. Mereka berdua merasa seolah-olah dunia ini hanya milik mereka, dan setiap detik malam ini terasa begitu berharga.

Malam itu, mereka berbicara tentang banyak hal-tentang impian mereka, masa depan, dan harapan-harapan mereka. Setiap kata yang diucapkan Bermuda dan Vivian semakin mendekatkan mereka satu sama lain, mempererat hubungan mereka dengan ikatan yang lebih dalam. Vivian merasa sangat beruntung memiliki Bermuda di sisinya, dan Bermuda merasa sangat bahagia bisa membuat Vivian merasa istimewa.

Saat gondola mulai melambat dan mendekati akhir perjalanannya, Bermuda memeluk Vivian lebih erat, dan Vivian menatapnya dengan penuh cinta. Mereka tahu bahwa malam ini adalah salah satu malam yang akan selalu mereka kenang. Dalam kebersamaan ini, mereka menemukan kebahagiaan yang sederhana namun sangat berarti-sebuah kebahagiaan yang lahir dari cinta dan perhatian yang tulus.

Ketika gondola berhenti dan mereka turun, suasana di taman hiburan masih sama cerianya. Mereka berjalan perlahan keluar dari taman, tangan mereka saling berpegangan erat. Vivian merasa seolah-olah semua kekhawatiran dan kecemasan telah menghilang, digantikan oleh perasaan bahagia yang mendalam. Bermuda melihat senyuman di wajah Vivian dan merasa puas karena telah bisa memberikan malam yang indah untuk orang yang sangat dicintainya.

Sesampainya di tempat parkir moge, Bermuda membantu Vivian naik ke motor, dan mereka melaju kembali menuju rumah Vivian. Selama perjalanan pulang, mereka berbicara tentang rencana-rencana kecil yang mereka miliki untuk kencan-kencan berikutnya, merencanakan lebih banyak malam seperti ini yang penuh dengan kebahagiaan dan cinta.

Malam itu, meskipun lampu-lampu kota Jakarta bersinar dan dunia terus berputar seperti biasa, Bermuda dan Vivian merasa bahwa mereka telah menciptakan momen yang sangat istimewa-sebuah malam yang akan mereka ingat selamanya.





Instagram: @andwyansyah

Ballad Of Highschool TeenagerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang