Suasana tegang melingkupi lantai tiga gedung kosong yang kini menjadi arena pertemuan antara Geng Hades dan Geng The Black Rose.
Bermuda Dwi Pradipta berdiri berjajar, bersama dengan anak-anak Geng Hades. Mereka mengamati dengan seksama para anggota Geng The Black Rose yang berdiri berbaris di depan mereka yanh dipisahkan jarak hanya beberapa meter.
Setiap gerakan dan tatapan dari lawan mereka perhatikan dengan cermat. Para anggota Geng Hades sudah hafal betul nama-nama para anggota Geng The Black Rose yang mereka anggap sebagai musuh. Di antara mereka, ada enam orang anggota utama: Alex, Marco, Sean, Kenji, Brian, dan yang paling mereka incar, Kaisar sang ketua. Di belakang mereka, terdapat dua orang lagi yang tampak seperti junior mereka yang sepertinya sengaja mereka bawa hanya untuk menyeimbangkan pasukan dengan Geng Hades.
Dugaan Bermuda dan anak-anak Geng Hades ternyata salah, The Black Rose tidak seperti yang dibayangkan mereka sebelumnya. Jika mereka mengira bahwa anggota Geng The Black Rose akan memiliki wajah sangar dan menakutkan seperti dalam film-film, mereka jelas melenceng. Yang mereka temui malah pemuda-pemuda dengan paras tampan yang menyimpan sifat iblis di balik senyuman mereka. Jaket bomber merah yang mereka kenakan menampilkan bordir mawar hitam di dada kiri-sebuah simbol yang cocok dengan nama geng mereka.
Di tengah kerumunan tersebut, Kaisar muncul dengan karisma yang mengesankan. Wajahnya tampan dan terawat, dengan rahang tegas yang mengesankan kekuatan dan ketegasan. Rambutnya hitam pekat, disisir rapi ke belakang, menambah kesan elegan sekaligus menakutkan. Tatapannya tajam, dan senyum sinis di bibirnya seolah menandakan bahwa ia selalu berada di atas angin. Setiap kali ia bergerak, ada sesuatu yang menakutkan dalam ketenangannya, seolah dia tahu segalanya tentang lawannya.
Kaisar berjalan mendekati Bermuda dengan langkah yang penuh percaya diri. Dengan gaya yang terkesan sangat santai, Kaisar memandang Bermuda dengan tatapan penuh makna.
"Bermuda, akhirnya kita bertemu juga," katanya, suaranya penuh dengan nada mengejek. "Gue sudah lama menanti momen ini, bisa berhadapan dengan lo, My Brother."
Bermuda mengepalkan tangan di sisinya, menahan dorongan emosi yang mulai memuncak. Dengan nada tajam dan penuh kebencian, dia menjawab, "Stop panggil gue dengan panggilan menjijikan kayak gitu. Gue bukan adik lo!"
Kaisar terkekeh pelan, tawa sinis yang membuat darah Bermuda semakin mendidih. "Oooo, takuuut," ejek Kaisar, diikuti oleh tawa anggota gengnya yang lain. Tawa itu menggema di dalam gedung kosong, seolah-olah mereka sedang menikmati pertunjukan yang sangat menghibur.
Kaisar tidak berhenti di situ. Dia mendekati Bermuda, menepuk-nepuk bahu Bermuda, kemudian menatap Bermuda lagi dengan tatapan penuh makna seperti sebelumnya.
"Lo benar-benar manusia yang terlalu polos, Muda. Boleh gue mengutarakan pendapat gue? Lo terlalu polos dan bego buat memimpin sebuah geng. Samudera kayaknya lagi mabok pas mutusin lo buat jadi ketua penerus Hades."
Bermuda tidak bisa lagi menahan kemarahannya. Dorongan kuat muncul dari dalam dirinya, membuatnya mendorong Kaisar dengan kasar. Kaisar yang lebih tinggi dan besar hanya terhuyung sedikit, tapi dia tetap berdiri tegak dengan senyum angkuhnya. "Jangan sok tahu mengenai apapun tentang gue, sialan! Lo nggak tahu apa-apa tentang gu-!"
"Gue tau!" potong Kaisar tegas, merasa tidak merasa terancam. Dia justru menatap Bermuda dengan tatapan serius dan tajam, seolah berusaha melihat jauh ke dalam jiwa Bermuda. "Gue tahu apapun tentang lo lebih dari siapapun, Muda."
Bermuda mendecih jijik, "Lo terlalu percaya diri."
Bermuda menatap Kaisar dengan pandangan penuh kebencian, tapi Kaisar tidak peduli. Kaisar malah semakin mendekat, kali ini dengan tatapan lebih serius, seolah-olah ingin menembus ke dalam pikiran Bermuda.
"Benarkah gue seperti itu? Kalau begitu ayo kita buktikan."
Dengan tatapan tajam yang tidak bisa disembunyikan, Kaisar melanjutkan, "Lo dan para komplotan Hades lo itu, tujuan kalian semua kesini karena mau bertanya alasan The Black Rose membunuh sahabat kesayangan lo, Sagara, kan?"
Kata-kata Kaisar menggantung di udara, membuat suasana yang sudah tegang menjadi semakin mencekam. Mata Bermuda membulat, sementara sahabat-sahabatnya yang lain terdiam. Mereka tidak bisa menyangkal bahwa itulah alasan mereka datang ke sini. Tapi yang keluar dari mulut Kaisar berikutnya membuat mereka terhenyak.
Kaisar lanjut berucap, "Bagaimana jika gue kasih tahu fakta sebenarnya, kalau Sagara bukan mati karena dibunuh oleh geng gue, tapi dia mati karena dihajar gerombolan perampok?"
Bermuda murka dengan pernyataan Kaisar barusan. Ia segera mencengkeram pakaian Kaisar dengan emosi yang tidak tertahan. "Bangsat! Jangan berani-beraninya lo manipulasi kematian sahabat gue sialan!"
Kaisar tetap tenang, balas menatap Bermuda dengan ketenangan yang justru semakin membuat marah. Tanpa mengeluarkan suara, Kaisar memberi isyarat kepada Marco untuk maju. Marco, salah satu anggota Geng The Black Rose, melangkah maju dengan penuh percaya diri.
"Gue saksinya," jelas Marco, suaranya dingin dan tanpa emosi. "Fakta sebenarnya yang harus kalian tahu, Sagara berniat berkhianat kepada Geng Hades. Dia datang ke The Black Rose, sama persis di gedung ini. Dia mengaku kalau dia terobsesi untuk menjadi ketua Hades. Dia meminta bantuan kami untuk mencelakai Bermuda. Bukan untuk membunuh Bermuda, tapi hanya sebatas membuat Bermuda patah tangan atau lumpuh sampai tidak bisa berjalan sehingga semua orang akan menganggapnya tidak pantas untuk menjadi ketua Hades selanjutnya.
"Namun, sepulang Sagara dari sini menggunakan mobilnya, dia dicegat komplotan perampok dan dibunuh saat itu juga. Orang-orang menuduh The Black Rose yang membunuhnya karena jasad Sagara ditemukan di wilayah dekat gedung ini yang sering kami pakai untuk pertemuan apapun dengan geng lain. Kalau kalian masih tidak percaya, kalian boleh mengecek ponsel kami satu persatu untuk mencari bukti jika ada, sesuai rencana kalian yang dari awal kesini bertujuan untuk merampok ponsel kami."
Bermuda dan anak-anak Geng Hades lainnya bagaikan disambar petir. Fakta yang baru mereka dengar benar-benar mengguncang mereka. Sagara, orang yang mereka anggap sebagai keluarga dan sahabat, ternyata adalah seorang pengkhianat? Ini benar-benar di luar dugaan. Fakta itu seperti tamparan keras bagi mereka, terutama Bermuda yang tampak tidak bisa menahan air matanya. Napasnya menjadi sesak dan tubuhnya bergetar hebat setelah mendengar fakta tersebut.
"See?" Kaisar tertawa mengejek, senyumnya melebar. "Ketua Hades dan kalian semua para anggota geng Hades, hanya anak ingusan polos yang tidak tahu apa-apa. Kalian tidak cocok menjadi sebuah geng."
Louis berteriak marah, "Kalau benar fakta kematian Sagara seperti yang kalian infokan barusan, kenapa kalian tidak memberi tahu kami geng Hades?"
"Dan darimana kalian tahu rencana kami yang akan merampok ponsel kalian?"
Kaisar mengangkat bahunya dengan sikap acuh tak acuh, kemudian menatap Bermuda lagi, tersenyum menyeringai, "Karena gue, Kaisar, ketua The Black Rose, ingin bermain-main dengan geng Hades. Lebih tepatnya dengan ketua kalian."
"Kenapa? Apa masalah lo dengan gue, Kaisar?" tanya Bermuda dengan suara keras, mentap tajam Kaisar, mengisyaratkan kemarahan yang mendalam.
"Dendam," jawab Kaisar dengan nada datar, "Gue dendam sama lo, Muda."
"Dan kami memang sudah tahu rencana kalian yang hendak merampok ponsel kami," Alex, salah satu anggota ikut berbicara, "Kami tahu karena kami mengirim mata-mata di sekolah kalian."
Lagi-lagi Bermuda dan para anggota geng nya di buat terkejut dengan fakta baru. Mata-mata? Siapa yang memata-matai Geng Hades?
"Sudah gue bilang, kalian terlalu bodoh dan polos," ejek Kaisar.
Instagram: @andwyansyah
KAMU SEDANG MEMBACA
Ballad Of Highschool Teenager
Teen FictionBermuda tidak tahan lagi. Mereka semua palsu. Mereka semua telah mengkhianatinya. Pikiran tentang mengakhiri segalanya merayap masuk, semakin jelas di benaknya. Mungkin satu-satunya cara untuk lepas dari rasa sakit ini adalah dengan mengakhiri hidup...