cast: park jeongwoo × you
happy reading!.
.
.
"Sayang kamu mau kan berjuang untuk sembuh demi aku?" Tanyanya yang sedang menyuapi kamu dengan sajian makanan yang disediakan oleh pihak rumah sakit
Kamu yang mendengarnya berbicara seperti itu hanya bisa tersenyum kecut. Bukan tanpa alasan kamu berekspresi seperti itu, tetapi penyakit yang diderita kamu ini hanya ada 10% harapan untuk sembuh.
"Kamu bercanda je? Sampai kapanpun penyakit aku ini ngga akan bisa sembuh. Sumpah mimpi kamu itu ketinggian tau!"
Jeongwoo terkejut? Tentu saja! Seumur umur Jeongwoo hidup bersamamu dan baru kali ini Jeongwoo mendengar mu berbicara dengan nada yang se frustasi ini.
Sepertinya kamu sudah benar benar muak dengan apa yang kamu hadapi sekarang.
"Sayang, kamu gak boleh ngomong gitu lagi ya? Aku gak suka! Aku yakin kamu pasti kamu bisa melewati ini semua," Jeongwoo berusaha menyakinkan lalu mendaratkan kecupan di punggung tanganmu yang terpasang selang infus tersebut
"Sekarang kamu makan lagi ya? Biar kamu cepet sembuh!"
.
.
.
"Jeongwoo."
"Mama? Ada apa keー
mau sampai kapan kamu ngurusin cewek penyakitan kayak dia? Kamu tau kan kalau mama udah gak lagi muda dan kapan kamu akan kasih mama cucu kalau kayak gini terus?!" Cecar mama Park yang memotong ucapan anaknya dengan tidak sopan nya
"Cukup ya mama ngomong kayak gitu terus, Jeongwoo pusing tau dengernya!" Jawab Jeongwoo dengan intonasi suara yang tak kalah tinggi nya dengan sang mama
Persetan Jeongwoo mau dianggap sebagai anak durhaka dan dibenci oleh Tuhannya, ia sama sekali sudah tak peduli lagi.
Ia benar benar pusing dengan keadaannya yang sekarang, mama nya terus saja melontarkan perkataan sampah seperti itu yang membuat siapa saja yang mendengarnya pasti sakit hati.
Dan yang lebih menyakitkan perkataan tersebut mamanya tujukan untuk orang yang dirinya cintai dan dirinya sayangi.
Dulu Jeongwoo sudah menahan diri untuk tidak melawan kepada sang mama, namun sekarang ia sudah tak peduli! Ia akan mempertahankan apa yang seharusnya ia pertahankan.
Dan ia akan melindungi apa yang sudah menjadi tanggung jawabnya, dan yang menjadi tanggung jawabnya ya hanya kamu.
"Ya kalau kamu nggak mau dengerin mama ngomong kayak gini terus, terima perjodohan yang udah direncanakan sama mama, just simple, bukan?"
"Ma udah berapa kali sih Jeongwoo bilang, kalau Jeongwoo itu gak suka dijodohin! Lagian Jeongwoo juga udah besar, jadi Jeongwoo berhak menentukan mana yang terbaik buat diri Jeongwoo!"
Kamu yang mendengar ibu dan anak itu bertengkar hanya bisa menangis tanpa suara. Hanya karena wanita penyakitan sepertimu, mereka berdua bertengkar.
Kamu tau bahwa mama tunanganmu itu tak menyukaimu akibat kamu itu berbeda derajatnya dengan Jeongwoo.
Padahal kamu pun telah berupaya untuk menyakinkan Jeongwoo agar mau menerima perjodohan tersebut, hanya saja Jeongwoo terus bersikeras untuk memperjuangkan mu dari pada menerima perjodohan gila tersebut.
"Ck, yang terbaik kata kamu?" Mama Park meremehkan Jeongwoo seraya tersenyum sinis "PENYAKITAN KAYAK GITU, KAMU BILANG YANG TERBAIK BUAT KAMU?! SADAR WOO SADAR, DIA ITU CUMA CEWEK PENYAKITAN YANG BISANYA NYUSAHIN KAMU DAN NGABISIN UANG KAMU! KAMU HARUS INGAT ITU!"
Jeongwoo diam, dia tak bisa berkata sepatah katapun meskipun didalam sana terasa sangat sesak akibat perkataan mamanya barusan. Jeongwoo berharap semoga kamu tak mendengarnya karena mereka bertengkar tepat didepan ruang inap kamu.
"Kamu diapain sih woo sama cewek itu? Sampe sampe kamu berani ngelawan sama mama kamu sendiri? KAMU DIAPAIN HAH?! PADAHAL DIA ITU CUMA CEWEK MISKIN DAN PENYAKITAN LAGI! DAN BEGONYA KENAPA KAMU MASIH MAU SAMA DIA? UDAH GAK WARAS KAMU WOO!"
Cukup, Jeongwoo sudah tidak tahan dengan ini semua, lebih baik ia mengusir mamanya saja sebelum Jeongwoo benar benar di cap sebagai anak yang durhaka.
"Pilihan mama belum tentu yang terbaik buat Jeongwoo dan mama mendingan pergi dari sini, Jeongwoo gak mau masuk penjara dalam waktu dekat hanya karna menghabisi nyawa orangtuanya sendiri," final Jeongwoo lalu memilih pergi meninggalkan mama Park yang masih berteriak tak jelas
"JEONGWOO, KELUAR KAMU, SAYA BELUM SELESAI BICARA!"
.
.
.
Jeongwoo berjalan mengendap endap sambil sesekali berhenti berjalan, hal itu ia lakukan agar kekasihnya merasa tak terganggu dengan kedatangan Jeongwoo.
Ia pun langsung menyandarkan tubuhnya pada sofa rumah sakit yang sangat empuk itu, tanpa menimbulkan sedikit pun suara tentunya.
Semoga saja apa yang Jeongwoo harapkan tidak terjadi, semoga saja kamu benar benar terlelap dan tidak mendengarkan perkataan mama mertuanya yang amat menyakitkan itu.
Ketika manik serigala itu ingin terpejam untuk melepas penat, suara isakan yang sangat pelan langsung menyapa indra pendengarannya. Namun hal itu tidak berlangsung lama, setelahnya ruangan itu kembali dilanda keheningan.
Tapi Jeongwoo bingung, suara isakan siapa itu? Tidak mungkin kan ada yang iseng disiang bolong seperti ini?
Atau jangan jangan, itu kamu lagi?
Oh tidak, Jeongwoo dalam bahaya sekarang!
"Sayang?" Jeongwoo buru buru menghampiri kamu dan benar saja dugaannya, memang ternyata kamulah yang menimbulkan suara yang sangat memilukan itu
"Sayang kamu kenapa? Mau aku panggilin dokter?" Tanya Jeongwoo panik
"Jeongwoo.... Hiks...."
Jeongwoo langsung memelukmu yang tengah menangis, berharap tangisan tersebut akan segera mereda. Namun sepertinya kamu enggan untuk menghentikan tangisan ini.
"Udah ya sayang, jangan nangis lagi, aku minta maaf yaa, aku minta maaf, nanti akー
woo..."
"Apa sayang, apa?"
"Kーkenapa kaーmu gak tーterima aja perjodohan iーitu woo...?"
tbc.
don't skip vote and comment after reading this stories, thank you!
ー april 6, 2022.
![](https://img.wattpad.com/cover/353137793-288-k689356.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] treasure imagine
Casualecuma hasil tulisan yang di pindahin dan didaur ulang disini. hope u like it all! ー slow update & random typing ! ー sorry for typo(s)! don't plagiarisme please!