16. ARENA BALAP

732 68 0
                                    

**
**
"Lo yakin mau ikut balapan?" Tanya Alzean dengan teliti pada laki-laki yang ada di depannya sekarang, Aran.

"Kenapa nggak?" balas Aran.

"Mami lo gimana?" sorot mata Alzean menatap tajam.

Arena balap selalu jadi bagian yang gelap untuk Aran, salah satu tempat terlarang yang tidak boleh ia
datangi oleh Maminya. Ya, katanya seperti ini, boleh nakal, tapi jangan membahayakan diri sendiri dan tidak punya manfaat. Tapi, kemudian Aran alihkan, ini punya manfaat, kalau ia menang, uangnya bisa ia bagikan sepanjang di sekitar SMA ANGKASA kepada orang-orang yang membutuhkan.

"Aman" jawab Aran.

Alzean berdecih, "Harusnya lo minta izin," sarannya.

Aran sepakat, setelah membalas chat chika, laki-laki itu kemudian mencari kontak sang Mami, untuk ajak izin terkait hal ini.

Aran : Mami
Aran : hehe
Aran : Tadi Aran udah bantu Bi irah cuci piring
Aran : Malam ini lgi main di luar bareng Alzean
Aran : Dia yg ngajak
Aran : Ngajak balap. tpi klo uangnya buar orang-orang yg butuh Mii.
Aran : Dapat pahala🙏🏻
Aran : Doain Mami💘

Setelah itu Aran segera menonaktifkan internetnya, menyimpan handphonenya di sakunya juga.

Matanya menatap cukup lekat pada jalur sirkuit yang ada di depannya. Lalu terbesit kalimat ini. Kalau gue gagal sampai garis finish, gimana, ya?

Arena balap sangat ramai, banyak penonton yang berdiri di sepanjang lintasan untuk mendukung jagoannya masing-masing. Satu menit yang lalu, balapan putaran ketiga di mulai dan pesertanya adalah Aran dan Daniel.

Alzean memantau keduanya dari jauh, matanya tidak lepas dengan dua motor sport berwarna hitam, itu. Pertama kali, semua berjalan dengan baik, balapn terjadi sebagaimana prosedur yang telah disepakati masing-masing peserta dan panitia.

Berjalan beberapa menit, saat Aran begitu fokus mengendarai motornya, sebuah motor berwarna putih berusaha mengalihkan fokusnya dari arah belakang, samping, dan sebelah kanan. Motor itu mengekori Aran, seolah memang tidak berniat untuk balapan. Seolah niat orang itu memang ingin menjatuhkan.

"Semesta, jaga saya selalu," rapal Aran dalam hatinya.

Sempet gaduh, namun semua kembali pada normalnya, Alzean terus mengamati, matanya seperti tidak ingin lepas pada arena dan motor-motor yang sedang berlomba untuk masuk ke garis finish.

Hingga pada putaran terakhir, seseorang berteriak seperti ini, "ADA ANAK KRASTALA YANG GAGAL FINISH, ADA ANAK KRASTALA YANG JATUH!"

Gagal finish adalah kemenangan yang paling jujur.

Malam yang pekat kali ini begitu tidak biasa, angin berhembus, tidak kencang juga, namun rasanya menusuk jaket tebal yang dikenakan. Bintang juga tidak setamai itu bertebaran di langit, tapi tidak sepi jika mendung berhias. Udara panas juga mencampuri, seolah semesta tahu, kalau malam ini penuh dengan hal-hal menyedihkan dan serangkainnya yang mengusik anak manusianya.

"ADA ANAK KRASTALA YANG GAGAL FINISH, ADA ANAK KRASTALA YANG JATUH!!!" teriakan brutal itu mengundang gaduh pada petik yang sama. Setelah munculnya suara hempasan motor yang menggesek lintasan arena.

Orang-orang yang jadi penonton balapan sepanjang lintasan bergerak, terkejut dengan pertnyataan dan anehnya, balapn tiba-tiba berhenti, tanpa peserta pun yang ingin menyelesaikan perjalanan hingga finish. Mereka semua berbalik, mengepung peserta yang jatuh itu.

Dari arah penonton, seorang laki-laki bermata elang berlari dengan sangat kencang, "MINGGIR, ANJING! MINGGIR!" teriaknya lantang.

"KASI GUE JALAN!" bentak Alzean panik pada mereka yang menghalanginya, Suaranya terpantul.
"KASI GUE JALAN ATAU GUE TONJOK LO
SEMUA!!" teriaknya lagi yang membuka akses untuk laki-laki itu mendekat ke tengah.

DIA ALZEAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang