20. ALZEAN MARSHA

649 65 5
                                    

Hai semua
Selamat membaca
(ending beberapa bab lagi)
Enjoy yaaaa💓


Setelah pulang dari sekolah Alzean, dan Marsha memilih untuk tidak langsung pulang ke rumah nya masing-masing, melainkan mereka berdua memilih untuk jalan-jalan ke pelabuhan dekat dari sekolahnya.

Di antara jauhnya jarak yang dulunya terbentaang, di antara banyak masalah yang menengahi, di antara
'aku, kamu, dan dia', kepala Alzean seperti mendingin sekarang. Cowok itu tidak ingin membahas apa yang
ia anggap berlalu, asalkan Marsha sudah ada di pelukannya, tidak masalah, itu sudah menjadi
hal yang sempurna.

"I love you sayang," ungkap Alzean.

"I love you too ketua galak," balas Marsha jail.

Alzean menarik hidung mancung Marsha, "Galak,
tapi gue ganteng."

"Mitos nggak sih, orang ganteng pasti pacarnya
jelek?" tanya Marsha random.

"Mitos lah," jawab Alzean.

"Orang cewek gue cantik banget," lanjutnya.

"Cantikan mana sama Waketos kita?" goda Marsha.

Tanpa berfikir, Alzean langsung menjawab,
"Cantikan cewek gue dong."

"Siapa?"

"Marsha."

"Marsha siapa?"

"Marsha-nya Alzean."

Marsha tersenyum manis di depan Alzean, kedua
pipi perempuan itu bersemu merah. Maluuu!

"Sha, apapun masalahnya nanti, jangan menyerah
sama gue ya? Jangan pergi. Jangan tinggalin gue?"

"Seorang ketua itu kuat, Al," balas Marsha, "Sendiri juga dia hebat."

Alzean tersenyum, "Lo percaya nggak di balik
cowok hebat pasti ada perempuan yang jauh lebih hebat dari belakangnya?"

Marsha mengangguk, kalimat itu nyata bagi Papahnya,
Kenan.

"Gue mau lo yang jadi perempuan hebatnya nanti,
gue mau lo yang ada di samping gue nanti, apapun itu," ujar Alzean mutlak.

"Iya," sepakat Marsha.

"Temank gue untuk sampai di titik terbaik menuju takdir ya, Sha?" tanya Alzean.

Hening.

Hening.

Hening.

Ucapan itu sederhana, tapi berhasil membuat jantung Marsha tidak stabil. Untuk kesekian kalinya perasaan itu hadir dengan rupa yang sama, perasaan itu nyata.
Dan Marsha tahu, perasaan Alzean memang bukan hal yang harus ia ragukan lagi.

"Aku nggak tahu harus jawab apa, Al."

"Kenapa?"

"Pertanyaan kamu terlalu susah buat aku," ujar Marsha.

"Tinggal bilang iya, atau mau," kata Alzean.

Tawa merekah di wajah Marsha, "Yeh, kamu menang banyak namanya kalau pilihannya kayak gitu."

"Hahaha."

"Panjanh umur ya kesayangan gue, gue mau sama lo terus sampai gue nggak punya umur lagi untuk sama lo," terang Alzean.

Perempuan itu berserah dengan garis hidupnya, apapun nantinya, lama atau tidak, yang pasti perempuan itu harus bersama Alzean sampai
ia tidak memiliki umur untuk bersama lagi.

Perempuan berkulit putih itu membalas Alzean dengan senyum, lalu meraih handphonenya dan membuka camera untuk mengabadikan hari ini
dengan Alzean.

"Senyum," titah Marsha.

DIA ALZEAN [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang