Someone POV
Operasi ini adalah puncak dari semua hal yang pernah kulakukan—yang paling sulit, paling penuh cinta, sekaligus paling memilukan. Aku adalah seorang dokter, terlatih dengan cermat, dan setiap gerakan tanganku di malam ini dilakukan dengan hati-hati. Di kediamanku yang tersembunyi dari dunia, aku menyelesaikan operasi pada orang yang paling kucintai, orang yang seharusnya hanya menjadi target balas dendamku. Tetapi di sinilah aku, menyelamatkannya, menahan gemuruh amarah dan cinta dalam hatiku, sementara pisau bedah menyusuri perutnya.
Ketika suara tangisan bayi mengudara, aku menghentikan sesaat. Jantungku berdegup kencang, perasaan lega melingkupiku. Itu anak kami. Bayi yang lahir dari cinta yang seharusnya tak pernah terjadi—dan aku mencintai anak ini dengan segenap jiwaku, meskipun aku tidak pernah merencanakannya. Dia adalah anak kami, lahir dari hubungan yang aneh dan salah menurut tujuanku semula. Tidak ada yang bisa mempersiapkanku untuk ini, bahkan saat aku dulu merencanakan balas dendam dengan sempurna.
Dengan napas yang kutahan, aku melanjutkan pekerjaanku. Aku harus menyelesaikan operasi ini, harus memastikan semuanya berjalan lancar. Orang yang kucintai ini, yang terbaring tak sadarkan diri di bawah pengaruh anestesi, tidak boleh terluka lebih parah lagi. Setiap jahitan yang kususun adalah harapanku untuk menjaga dia tetap hidup, menjaga kami tetap terhubung, meski aku tahu hubungan ini tak mungkin berlanjut.
Dia tidak tahu. Dia tidak tahu bahwa aku bukan sekadar kekasih yang mencintainya tanpa syarat. Pada awalnya, aku mendekatinya dengan niat balas dendam. Aku mendekati dia karena dia adalah anak seorang penjahat besar, mafia yang menghancurkan banyak hidup, termasuk hidup keluargaku. Tetapi semakin lama aku bersamanya, semakin sulit rasanya menahan pesonanya. Kenapa dia begitu menawan? Kenapa dia begitu indah, begitu mudah dicintai? Setiap senyum, setiap tawa kecil yang dia berikan kepadaku membuatku lupa akan tujuan awal.
Dan kemudian, keanehan terjadi. Kami adalah dua pria, dan aku berpikir bahwa tidak ada yang salah dalam bercinta tanpa pengaman. Tetapi takdir bermain kejam. Dia hamil. Bagaimana mungkin? Aku tak bisa memahami sepenuhnya. Namun kenyataannya ada di depan mataku—dia membawa anak kami, dan aku harus membuat keputusan.
Aku tidak seorang penjahat. Aku bukan orang yang akan membiarkan seorang bayi tak berdosa menderita karena kesalahan kami. Jadi, aku menyusun rencana. Hari ini, aku akan menyelesaikan operasi ini, memastikan dia baik-baik saja. Tetapi setelah itu, aku akan meninggalkan semuanya—dendam, cinta, bahkan bayi kami. Sebelum pergi, aku mencium keningnya yang masih dalam pengaruh obat bius.
"Maaf," bisikku lirih, meski aku tahu dia tak bisa mendengarku. Aku tidak bisa bertahan di sini. Aku harus pergi, membawa bayi ini jauh dari dunia yang penuh dengan kebohongan dan darah.
Someone POV end
***
Great tiba di kampung halaman Tharn dan Type dengan perasaan tak menentu. Tempat itu adalah sebuah pulau yang kelihatan hampir kosong, sepi dan terpencil. Sejak awal, Great sudah menyiapkan dirinya. Di sakunya, pisau lipat kecil terselip erat, siap digunakan jika ternyata ini adalah jebakan. Ia tahu terlalu banyak tentang dunia gelap untuk tidak berhati-hati. Terlepas dari hubungan baiknya dengan Tharn, ada sesuatu yang membuatnya merasa waspada. Apa yang sebenarnya direncanakan oleh Tharn dan Type?
Namun, sesampainya di depan sebuah bangunan besar yang terlihat seperti desa kecil, Great dikejutkan. Pulau yang tampak sepi ini ternyata menyembunyikan kehidupan. Orang-orang bergerak di sekitar pemukiman, anak-anak bermain di halaman, orang dewasa berkumpul di pasar kecil yang terbuka. Semua tampak tenang, damai, jauh dari kesibukan kota dan kekerasan yang selama ini menyelimutinya.
“Kau baik-baik saja?” Tharn bertanya sambil tersenyum.
Great mengangguk, meskipun hatinya masih dipenuhi kecurigaan. Dia dibawa ke rumah Tharn dan Type, sebuah rumah yang sangat nyaman dan cukup besar. Great tidak bisa menahan diri untuk merasa heran, siapa sangka kalau Tharn, yang selama ini dia pikir hanyalah polisi biasa, ternyata memiliki kekayaan dan kehidupan yang begitu mapan.
Malam itu, setelah makan malam, Great duduk bersama Tharn di ruang tamu. Ada sesuatu yang menggantung di udara, seolah-olah ada pertanyaan yang tidak terucapkan di antara mereka.
“Jadi, kapan kita bisa mulai mencari orang itu?” Great bertanya, suaranya rendah namun tegas. Orang yang kucari. Orang yang telah mencuri bayi kami, pikirnya dalam hati.
Tharn menatapnya sejenak sebelum menjawab, “Besok pagi. Kami akan mengantarmu ke tempat yang mungkin akan memberikanmu jawaban.”
Great mengangguk, meskipun hatinya dipenuhi ketidakpastian. Ia berusaha merilekskan pikirannya malam itu, mencoba istirahat setelah perjalanan panjang, tapi pikirannya tidak bisa tenang. Sesuatu tentang tempat ini membuatnya merasa dekat, seolah jawabannya sudah sangat dekat di depan mata. Dia merasa ini adalah momen yang telah dia tunggu selama ini. Mungkin, di pulau ini, dia akan menemukan orang yang dia cari. Mungkin, bayi itu juga ada di sini.
Sementara itu, Tharn dan Type terlihat begitu mesra, saling menatap dengan penuh cinta dan pengertian, seperti sepasang kekasih yang tak terpisahkan. Great bisa merasakan kebahagiaan di antara mereka, dan meskipun dia tidak mengatakannya, dia sedikit iri. Mereka telah menemukan kebahagiaan, sementara dia masih terjebak dalam labirin perasaannya sendiri.
Type, dengan senyum lembutnya, duduk di samping Tharn, menyandarkan kepalanya di bahu pasangannya. Tharn membalas dengan merangkul bahunya, memberikan ciuman singkat di puncak kepalanya. Great berpikir, seandainya hubungannya bisa berjalan seperti itu—damai, penuh cinta, tanpa kebohongan dan pengkhianatan. Tetapi ia tahu, hidupnya terlalu rumit untuk itu.
Malam semakin larut, tetapi Great tidak bisa tidur. Dia berdiri di dekat jendela, menatap keluar ke arah laut yang gelap. Perasaannya campur aduk, antara kemarahan dan cinta yang masih dia rasakan untuk orang itu. Orang yang mencuri bayi mereka dan pergi tanpa pesan, tanpa penjelasan. Seharusnya dia membenci orang itu, tapi apa daya? Cinta adalah perasaan yang sulit dipadamkan. Meskipun hatinya penuh dengan kemarahan, dia tetap mencintainya. Dia harus menemukan orang itu, apapun yang terjadi.
Dan saat fajar mulai menyingsing, Great bersiap. Perjalanan panjang ini akan segera berakhir. Orang yang dia cari—orang yang mencuri bayi mereka—harus ditemukan. Dan di mana pun bayi mereka berada, Great akan menemukannya, bersama dengan jawaban dari semua pertanyaan yang menghantui hidupnya selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gotcha
FanfictionGreat, putra seorang mafia, terpaksa menjalankan bisnis ilegal keluarganya demi bantuan ayahnya untuk mencari seseorang yang hilang dan sangat berharga baginya. Meskipun hatinya baik, ia terjebak dalam dunia kelam ayahnya. Ketika seorang polisi meny...