Bunga si Resesif

274 29 2
                                    

Disclaimer: Cerita ini dibuat oleh fans tanpa mengambil keuntungan materil dari karya.

Warning (again): Omegaverse story! Mpreg!

POV Tyme

Pagi itu, aku berdiri di depan rumah Tharn dan Type, dengan setangkai bunga di tanganku. Rasanya konyol, membawa bunga seperti ini. Sejujurnya, aku bahkan tidak tahu bagaimana caranya mendekati Great dengan benar. Dulu, di dunia luar, pendekatanku tidak pernah sehalus ini. Aku lebih sering bertindak tanpa berpikir, mengikuti insting yang mendorongku untuk mendekati dan bahkan membawa Great ke ranjang tanpa mempertimbangkan perasaannya. Saat itu, ada serangan panas yang mendorong kami berdua, semacam daya tarik yang tak bisa ditahan. Tapi sekarang, aku sadar bahwa aku harus berusaha lebih keras—dengan cara yang benar.

Ketika pintu terbuka, aku mendapati Great berdiri di ambang pintu, wajahnya langsung terlihat tidak senang saat melihat bunga di tanganku.

“Bunga?” tanyanya, suaranya terdengar ketus, tapi ada semburat merah di pipinya yang sulit ia sembunyikan.

Aku mencoba untuk tetap tenang meski jantungku berdetak lebih cepat. “Ya, aku pikir… kamu mungkin suka.”

Great mendengus pelan, mencoba terlihat tidak peduli. “Aku laki-laki, Tyme. Aku tidak butuh bunga.”

Namun, meskipun ia menggerutu, tangannya tetap meraih bunga itu. Wajahnya masih merah, dan meskipun dia terus mengomel sambil menutup pintu, aku tahu dia tersentuh.

Type yang sedang menggendong Teh di ruang tamu tak bisa menahan tawa kecilnya saat melihat adegan itu. “Kalian ini... seperti pasangan remaja yang baru pertama kali jatuh cinta,” ujarnya sambil tersenyum lebar.

Aku hanya tersenyum kecut, sementara Great memelototinya. “Jangan menggodaku, Type,” kata Great dengan suara rendah, namun jelas dia malu.

Tak lama kemudian, kami berangkat ke rumah sakit. Perjalanannya cukup tenang, kecuali sesekali Great melontarkan komentar sinis yang sepertinya lebih untuk menutupi kegugupannya sendiri. Aku mencoba untuk tidak tersinggung, karena aku tahu, di balik sikap dinginnya, Great sebenarnya tidak bisa membenciku sepenuhnya.

Setibanya di rumah sakit, kami bertemu dengan Dr. Tol, seorang ahli gender sekunder di Walawa. Great tampak gugup saat darahnya diambil, tapi aku mencoba menenangkannya dengan senyuman.

Dr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dr. Tol

"Ini cuma sebentar, tenang saja. Hasilnya juga tidak akan lama," kata Dr. Tol dengan tenang.

Satu jam menunggu, rasanya cukup lama bagi kami. Kami menghabiskan waktu dengan obrolan ringan, ealau Great masih galak, sementara Payu tidur dengan tenang di pangkuan Great. Ketika hasilnya keluar, aku bisa melihat kebingungan di wajah Great.

“Great, kau adalah Alpha resesif,” ujar Dr. Tol sambil melihat hasil tesnya. “Ini kondisi yang cukup langka. Alpha resesif biasanya memiliki sifat subdominan dalam hubungan, mirip dengan Omega. Mereka mungkin memiliki tingkat hormon testosteron yang lebih tinggi, namun mereka masih memiliki kecenderungan untuk bersandar pada Alpha lain dalam keputusan hidup mereka.”

GotchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang