1. Pagi Ini

5 1 0
                                    

Pagi ini kutemukan embun, di ranting tua. Beningnya menahan derita, seakan-akan tak sudi menyapa dunia yang sudah terlampau kusam.

Aku bergeming, menatap bayanganku yang retak di permukaannya, seolah merangkak dalam setiap rindu yang terluka.

Apakah ini cara-Mu, Tuhan? Menitipkan beban pada jiwa yang rapuh, menampar keyakinan yang kuanyam setengah nyawa?

Aku menjadi pudar, dipahat oleh kerasnya hari-hari yang merajam.

Kata-kata yang dulu kuanggap sabda kini berubah jadi racun yang menyusup ke nadi.

Kau bisikkan amarah yang memekak di relungku, mengirimkan gelap yang tak kunjung reda.

Mengapa Kau ingin aku membenci mereka? Orang-orang yang tertawa di atas lukaku, yang mengisi hariku dengan caci, seakan-akan mereka utusan-Mu untuk meruntuhkan imanku?

Atau mungkin, Kau ingin aku membenci-Mu juga? Menyalahkan tangan yang tak tampak, yang seolah-olah mengukir takdir yang sia-sia di lembar hidupku?

Jika demikian, bisakah Kau ajari aku caranya? Agar kebencian ini tumbuh, seperti duri yang melilit hatiku, hingga tak ada ruang lagi bagi cinta-Mu yang selalu kusembunyikan.





Di pojok kamar, Minggu 09:54.

CATATANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang