Hari ini hujan melamarku lagi
dalam tidur dan lamunan yang haram untuk disingkap
ia datang dengan bisikan yang tak diizinkan
mengetuk atap dengan rintik-rintik yang menggoda
seolah menantang moralku yang sedang rapuh
mengusik batas yang telah kubangun dengan tangan gemetarAh, bisakah tidak menggangguku?
Tapi hujan tahu celahku
ia menelusup di antara debu-debu keraguan
membasuh setiap dosa yang kusimpan dalam lipatan malam
menyentuh kelembutan gelap
---tempat di mana cinta tak seharusnya hidup
namun ia tumbuh liar
seperti benih yang disiram oleh rahasia yang terus disembunyikanKututup hati ini dengan sangat rapat
tapi rintiknya seperti bibir yang berbisik di telinga
meluluhlantakkan benteng kehati-hatianku
menggoyahkan pagar yang kusekat dengan janji-janji tak bernyawa
Hujan ini, apa maunya?
Mengapa membawa aroma ganjal yang basah
seperti aroma tanah yang diguyur oleh sesuatu yang tak murni
menghidupkan api yang seharusnya padam dalam kabut aturanRasanya aku ingin lari dari derasnya
tapi ia merangkulku dengan ketenangan yang tak kuasa kutolak
dari setiap tetesnya yang menghapus garis antara yang benar dan yang salah
memelukku dalam kebohongan manis yang
terasa lebih nyata daripada kebenaran yang pernah kupegang eratDan aku lihatlah, di bawah badai rahasia yang terus mengintai ini
menyerah dalam pelukannya yang tahu betul cara menyembunyikan aib
kubiarkan ia mengalir
kubiarkan ia mengalir saja
bersama cinta yang seharusnya tak ada
mengisi celah-celah kesunyian yang tak berani kita akui12:20. Jum.11
KAMU SEDANG MEMBACA
CATATAN
PoetryHidup ini seperti puisi; ada bait-bait yang terselipkan dengan getir, ada rima yang kadang tidak beraturan, namun selalunya, kita hanya perlu menertawakannya. *Yg Tersisa💫 ©️Suzumeeno