Aku berdiri dengan hati sepertiga senja-kurang lebih-hanya sedikit lebih rapuh daripada bangunan tua yang kita banggakan.
"Hai, para pengamat bintang!" seruku pada langit yang sepertinya tak peduli. "Bisa tolong jagakan hatiku yang mirip balon di tengah badai ini?"
Hatiku adalah sebuah pengalihan; hiasan mewah di pasar malam emosi yang kian mahal. Bukan lebih dari potongan-potongan hiasan yang dijual dengan harga sentimental.
Ah, betapa manisnya kenyataan
saat hati yang konon paling penting
dijaga seperti mainan yang terlupakan di gudang.Mengapa?
Sayang, hatiku ini, seolah-olah sedang diadu dalam perhelatan besar, di mana setiap tetes emosi dihitung seperti tiket undian. Apa yang kulakukan dengan hati ini, jika bukan sekadar menggelitik rasa ingin tahu para penonton, yang lebih tertarik pada drama daripada kisah yang asli?
Sungguh, aku tidak meminta banyak, hanya sedikit perhatian, sedikit tempat di antara ruang-ruang yang sibuk itu, untuk hatiku yang renta dan lelah. Jaga hatiku, sebelum ia terhempas menjadi debu; sebelum ia lenyap dalam pusaran waktu yang tak kenal belas kasih.
Sudah terlambat..?
Day, 16. 19:19-Rain
KAMU SEDANG MEMBACA
CATATAN
PoetryHidup ini seperti puisi; ada bait-bait yang terselipkan dengan getir, ada rima yang kadang tidak beraturan, namun selalunya, kita hanya perlu menertawakannya. *Yg Tersisa💫 ©️Suzumeeno