"Semalam kenapa gak ada darah?" tanya Randy pada Indi yang baru saja bangun, bahkan Indi belum mengumpulkan kesadarannya.
Wanita itu mengucek matanya, lalu mengerjap berkali-kali, mengumpulkan kesadarannya takut kalau semisalnya dia salah mendengar. Apa yang sedang dibicarakan oleh Randy? Padahal dia baru saja bangun, tapi Randy sudah menodongnya dengan pertanyaan.
"Hah?" Hanya itu yang keluar dari mulut Indi, dia sedang tak tahu harus menjawab apa karena baru saja terbangun dari tidurnya.
Tangannya menggenggam erat selimut, menahan agar selimut tersebut tak melorot ke bawah. Saat ini, dia sedang tak menggunakan apapun setelah berhubungan dengan sang suami. Ah, mengingat hal tersebut, membuat Indi malu, pipinya bahkan bersemu merah.
"Jawab, Indi!" sentak Randy.
Sentakan dari Randy membuat Indi yang mendengarnya terkejut, dia bahkan tak percaya kalau yang baru saja membentaknya Asala Randy, orang yang mengucapkannya ijab kabul kemarin siang padanya. Tiba-tiba saja Randy berubah seratus delapan puluh derajat, banyak pertanyaan yang hinggap di kepala Indi. Apa yang menyebabkan Randy seperti ini?
Wanita itu menatap Randy dengan tatapan tak percaya, tetapi pria yang dia tatap malah mengalihkan pandangannya dengan menatap lurus ke depan, lebih tepatnya pada lemari yang memiliki cermin sebesar tubuh Indi. Randy menatap wajahnya di cermin tersebut, tetapi tak berselang lama, dia langsung mengacak rambutnya frustrasi setelah sadar bahwa saat ini dia tengah menunggu jawaban Indi perihal fakta kenapa dia sudah tak suci lagi.
"Aku gak ngerti sama pertanyaan kamu, Mas," ungkap Indi setelah sekian lama diam. Jujur saja, wanita itu sama sekali tak mengerti dengan pertanyaan Randy, bahkan dia tak sampai berpikir keras untuk memahami pertanyaan Randy barusan.
"Kenapa semalam setelah malam pertama kita, gak ada darah, Indi?" ulang Randy semakin memperjelas lagi agar Indi semakin mengerti dengan pertanyaannya.
"Aku gak luka, Mas," jawab Indi.
Benar bukan apa yang dia katakan? Semalam dia sama sekali tak terluka. Apa Randy yang terluka?
"Kamu luka? Di mana? Biar aku obatin," lanjut Indi membuat Randy tertawan sinis mendengarnya.
Apa saat ini Indi tengah berpura-pura tak tahu dengan maksud pertanyaannya? Apa Indi tengah menyembunyikan fakta ini darinya?
"Kanapa gak ada darah setelah kita berhubungan semalam?" tanya Randy sudah semakin geram pada Indi, membuat Indi seketika terkejut.
Darah? Apa maksud Randy adalah darah perawannya?
Tubuh Indi seketika bergetar, menyadari kalau pertanyaan Randy menjurus pada kesuciannya. Randy pasti heran karena semalam tak ada darah, Randy pasti bertanya-tanya. Wanita itu menelan ludahnya sudah payah, apa Randy mempermasalahkan soal kesucian seorang wanita?
"Cepat jawab!" sentak Randy lagi langsung menoleh pada Indi, menatap Indi dengan tatapan tajam.
Rahangnya mengetat, tangannya dikepal seerat mungkin untuk menahan diri agar tak memukul atau menghancurkan apapun. Randy saat ini ingin menahan diri untuk tak memukul apapun.
"Mas, aku—"
Kesal dengan Indi yang terlalu bertele-tele, Randy langsung menyanggahnya dengan berkata, "Udah gak perawan, kan?"
Mendengar itu, seketika Indi menahan napasnya beberapa detik. Apa yang baru saja dia dengar adalah fakta, dia memang sudah tak perawan sebelum berkenalan dengan Randy, hal itulah yang membuat dia dulu sangat memaksa Kalila untuk bersama Abit. Indi tak ingin Kalila juga mengalaminya hal yang sama seperti dirinya. Namun, Indi pikir, Randy tak akan mempermasalahkan akan hal tersebut, bahkan berpikir kalau Randy bisa menerima dia apa adanya. Ternyata Indi salah, Randy tak seperti yang dia kira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak Suci (Randy-Indi)
RomanceIndi pikir, Randy akan menerima dirinya apa adanya ketika mengetahui kalau dia sudah tak suci lagi. Gadis itu menyembunyikan fakta itu dari Randy. Tetapi setelah malam pertama mereka, Randy menanyakan perihal kesucian Indi kala melihat tak ada darah...