Kenapa Gak Pulang, Mas?

784 55 3
                                    

Indi
Mas, kamu kapan pulang? Udah seminggu lebih kamu pergi, aku di sini sendirian.

Pesan Indi sama sekali tak dibalas, hanya dibaca saja, membuat Indi semakin cemas. Dia ingin menjelaskan semuanya pada Randy, alasan dia tak jujur pada Randy. Indi tak mau Randy berpikir kalau dia mau menikah dengan Randy karena harta. Wanita itu mencintai Randy, benar-benar mencintai Randy, saking mencintai Randy, Indi takut apabila bercerai dengan Randy.

Apa kisah percintaannya cuma sampai di sini? Indi pernah membayangkan kisah cinta yang akan dia jalani, dicintai sepenuh hati dan setulus hati oleh suami, diberikan banyak kasih sayang dan perhatian, serta selalu diprioritaskan. Indi membayangkan semuanya. Sebelum menikah, bayangannya itu benar-benar menjadi nyata, dia dicintai Randy sepenuh hati dan setulus hati, dia diberikan banyak kasih sayang dan perhatian, dia selalu dijadikan sebagai prioritas Randy. Sayangnya, hal ini sama sekali tak berlaku ketika dia telah menikah dengan Randy. Wanita itu pikir, setelah menikah, Randy semakin mencintainya, nyatanya semua berbeda.

Apa karena dia sudah tak suci adalah kesalahan besar? Apa wanita yang sudah tak suci benar-benar tak ada yang menerimanya? Apa tak ada kesempatan untuk bahagia bagi wanita yang sudah tak suci?

Sudah seminggu ini, Randy keluar dari rumah, sejak hari dia mengetahui fakta bahwa Indi sudah tak suci, hingga seminggu setelah pernikahan mereka. Randy bak ditelan bumi walau tiap pesan yang Indi kirim masih dibaca oleh Randy, bahkan beberapa kali Indi melihat Randy memasang status WhatsApp yang isinya hanya foto berwarna abu-abu tanpa ada gambar apapun di sana, serat foto langit malam. Tiap kali Indi bertanya keberadaannya, Randy hanya membaca pesannya, Randy tak membalasnya.

"Mas Randy ke mana sih? Mau nelpon Kalila juga gak mungkin," gumam Indi khawatir dengan suaminya yang sangat sulit membalas pesannya.

Wanita itu kembali mengirimkan pesan pada Randy, mengetik tiap-tiap huruf yang ada di ponselnya untuk dikirimkan pada Randy.

Indi
Mas, kalau kamu gak mau aku tahu kamu di mana, setidaknya kasih tahu aku kalau kamu baik-baik aja. Chat aku jangan cuma diread doang, aku khawatir. Tolong pulang, Mas. Aku bakal jelasin semuanya sama kamu.

Sayangnya, pesan Indi pada Randy hanya dibaca, tak ada balasan apapun. Hal ini malah membuat Indi semakin khawatir dengan Randy.

Apa semarah itu Randy padanya?

Wanita itu menghela napasnya panjang, lalu meletakkan ponselnya di nakas samping ranjang. Kamar ini menjadi saksi bisu saat dia dan Randy melakukan hubungan suami istri, Randy bahkan memperlakukan dia sebaik mungkin, tetapi kamar ini juga yang menjadi saksi bisu saat Randy mengetahui fakta bahwa dia sudah tak suci.

Ini salahnya, andai dia jujur sejak awal, Randy tak akan marah seperti ini padanya. Indi benar-benar merasa bersalah pada Randy. Namun, wanita itu tak mau bercerai, dia akan melakukan apapun demi bersama Randy. Anggaplah dia perempuan bodoh, Indi hanya tak mau bercerai, dia ingin menebus kesalahannya karena telah berbohong pada Randy. Bahkan sekalipun nantinya dia malah dijadikan sebagai budak di rumah ini, Indi tak peduli.

Harusnya dia sejak awal jujur saja. Indi pernah bertanya pada Randy, apakah Randy akan menerimanya apa adanya, jawaban Randy merupakan jawaban yang menurut Indi Randy tetap menerimanya sekalipun nantinya Randy tahu kalau dia sudah tak suci. Nyatanya, Randy malah marah besar.

"Harus bagaimana aku untuk jelasin semuanya sedangkan kamu malah pergi, Mas? Jangan ceraikan aku," monolog Indi seraya menangis.

Saat ini, tak ada yang bisa Indi lakukan, dia tak bisa berbuat apapun.

***

"Sumpah demi apapun, lo sama sekali gak kangen sama bini lo, Ran?"

Randy yang mendengar itu menoleh pada asal suara yang baru saja masuk ke kamarnya tanpa permisi. Namun, pria itu sama sekali tak marah, dia malah mengalihkan pandangannya ke arah semula, menatap lurus ke depan, menatap gedung-gedung pencakar langit.

Seminggu sudah dia menginap di apartemen teman dekatnya—Daniel, tanpa sepengetahuan siapapun, bahkan keluarga Nowlan yang lain tak tahu kalau dia pergi dari rumahnya seminggu ini. Randy bersyukur karena dia tak lagi tinggal di kediaman keluarga Nowlan, rumah yang ditempati opa, oma, dan juga adik-adiknya.

Randy meninggalkan Indi sendirian di rumahnya, tanpa mengatakan apapun pada Indi, bahkan membuat Indi sampai mengirimkan dia pesan berkali-kali. Randy tak peduli, biarkan Indi menikmati rumah itu sejenak. Bukankah dia baik? Randy membiarkan Indi menikmati rumah itu, dia berniat memberikan rumah itu pada Indi setelah bercerai nanti, anggap saja itu sebagai harta gono-gini antara dia dan Indi.

"Ya elah, kaku banget sih lo," ucap Daniel karena kesal dengan sahabatnya yang hanya diam saja tanpa berkata apapun padanya.

Hal yang paling dibenci Daniel dari Randy adalah ini, Randy terlalu kaku, bahkan sangat sulit untuk berbicara serta berbaur dengan orang-orang.

"Randy Arthur Nowlan, pengusaha muda yang sukses besar di bidang apartemen, perhotelan, dan kuliner seminggu ini malah galau. Harusnya jurnalis bidang bisnis meliput ini, biar semua orang tahu gimana bucinnya Randy pada istrinya," lanjut Daniel semakin kesal pada sahabatnya itu.

"Lo bisa diam?"

Daniel yang mendengar itu tertawa, mana mungkin dia bisa diam ketika melihat sahabatnya sedang galau seperti ini.

"Gak bisa, mau apa lo? Ini apartemen gue, jadi suka-suka gue mau ngapain," balas Daniel.

"Kalau gitu keluar dari sini, karena mulai hari ini, Daniel Samantha tidak diizinkan menyewa apartemen gue lagi," ucap Randy membuat Daniel semakin kesal.

Pria itu melepaskan sendal rumahan yang dia gunakan, kemudian melemparkan pada Randy, dan itu mengenai tepat di kepala Randy, membuat Randy menggeram kesal.

"Ingat, lo itu introvert yang gue pungut karena gak punya temen," celetuk Daniel.

Introvert yang dipungut? Benar, dulu Randy sama sekali tak memiliki teman, bahkan Randy menghabiskan waktunya untuk belajar, tetapi ketika Daniel mengenalkan diri padanya dan suka sok kenal sok dekat, alhasil dia dan Daniel menjadi dekat. Mungkin kalau bukan karena Daniel, Randy tak akan bisa berinteraksi dengan siapapun.

"Gue lagi mau sendiri, Niel. Gue lagi mau nenangin diri gue," ungkap Randy dengan nada lemah.

"Lo kalau ada masalah, jangan ditahan-tahan, cerita aja sama gue. Lo pikir gue siapa?"

"Gak mau, nanti lo ngasih tahu ke jurnalis bidang bisnis untuk dimasukin ke majalah atau koran bisnis," balas Randy menyindir.

Sayangnya, Daniel sama sekali tak marah, dia hanya tertawa, lalu bertanya dengan nada serius, "Ada masalah, Bro?"

"Bukan masalah besar."

"Ribut dengan Indi?"

"Gue bakal ceraikan Indi," ujar Randy maah membuat Daniel yang mendengarnya tercengang.

Benarkah apa yang sedang dia dengar? Randy dan Indi baru saja menikah seminggu yang lalu, bahkan sehari setelah menikah, Randy datang ke apartemennya dengan keadaan kacau. Sepertinya ada masalah besar yang terjadi sehingga membuat Randy hanya diam saja di apartemennya selama seminggu ini.

"Kenapa?"

"Gue rasa, gue sama Indi gak cocok," jawab Randy.

"Yakin lo?"

"Hm."

"Terus kapan?" tanya Daniel. Pria itu sama sekali tak mencegah, membiarkan Randy pada keputusannya sendiri.

Daniel sangat mengenal Randy. Tiap keputusan Randy adalah mutlak, tak bisa dibantah. Namun, suatu saat Randy akan merasa menyesal dengan keputusannya sendiri, hal itu sudah sering terjadi. Daniel juga sama sekali tak berniat untuk ikut campur pada urusan rumah tangga Randy.

"Bentar lagi," jawab Randy.

"Semoga gak nyesel nanti setelah cerai," pungkas Daniel.

Pria itu hanya berdoa, semoga sang sahabat dekatnya tak akan merasakan penyesalan setelah bercerai nanti.

***

Halooo

Aku update lagiiii

Pokoknya di Wattpad lebih aku prioritaskan update dibandingkan di TikTok. Jadi semisalnya TikTok gak update, di Wattpad tetap update yah.

Btw, yang Fizzo bakal aku hapus malam ini

Bye bye

30 vote besok up 2 part

Tidak Suci (Randy-Indi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang