17. Tidak dipercayai

942 55 4
                                    

 Kok aku sebagai penulisnya ngerasa cerita ini makin hari makin ngebosenin ya?

Agak bingung sih.

Gaes, Typo tandai yaa

Minimal komen dong, atau vote hehe

Happy reading!

"D-daddy.. A-aku bukan Samuel.. Aku Jun-"

  BRAKKK!

  Tubuh Samuel tersentak. Jiyandra tiba-tiba menggebrak meja, menatap matanya dengan tatapan tajam.

  "Apa maksudmu berbicara seperti itu, Boy?! " Sentak Jiyandra emosi.

  Author : Hadeh, Jun.. Jun.. Lo kok suka sih, nyari masalah sama Daddy Jiyan?

  Juna: elo yang buat alurnya, Thor!

  Author : oh iya 😁

  Kembali ke cerita..

  "D-dadd.. A-aku nggak bohong.. N-nama asli Sam itu.. J-Junartha.. D-daddy-"

  "Jangan mengatakan omong kosong mu itu lagi, Samuel! " Bentak Jiyandra.

  "T-tapi.. Tapi Sam.. Nggak bohong.. " Samuel menatap Jiyandra sendu. "S-sam.. Nama aslinya.. J-Juna.. S-Sam punya papa sama mama, Dadd.. Mereka—" Samuel terkejut saat Jiyandra mencengkram lengannya kuat, membuat rasa sakit menyiksanya.

  "Jangan katakan kebohongan seperti itu untuk pergi dari rumah ini, Samuel Shaquille Oliver! Apa Daddy perlu memeriksakan mu ke Dokter?! Hah?! "

  Tangan Samuel gemetar. Air matanya turun ke pipi. "Sam nggak bohong! Daddy harus percaya sama Sam! Sam-"

PLAKKK!

  Tamparan keras mendarat di pipi Samuel. Anak itu sampai oleng karena tamparan Daddynya yang sangat kuat, membuat sudut bibirnya berdarah.

  Sakit.

  Bukan hanya pipi dan bibir Samuel yang sakit.

  Hatinya juga.

  "Hiks.. " Isakan keluar dari bibir Samuel. Ia menyentuh pipinya yang tercetak bekas merah akibat tamparan Daddynya.

  "kembali ke kamarmu! jangan buat daddy semakin marah dengan ulahmu itu! " Usir Jiyandra kencang, pria itu enggan menatap wajah berlinang air mata milik Samuel.

  Samuel mengusap kasar air matanya. Ia mendecih, berlari keluar dari ruang kerja Jiyandra.

 

.

.

.

.


  "Kenapa semua pada nggak percaya sama omongan gue.. Hiks..? Gue bicara jujur.. Hiks.. Gue Juna! Gue bukan Samuel.. Hiks.. Gue nggak suka harus tinggal jauh dari Papa - Mama! Gue kangen mereka! Hiks! "

  "Gue kangen keluarga gue yang dulu! Hiks! Gue juga kangen Temen temen gue!!!! "

  "A arrrggghhh! Gue mau mati aja! " Samuel mengambil obat penenang yang ada di laci kamarnya memasukkan banyak butir ke mulutnya, tak peduli apa yang nantinya terjadi pada dirinya.


.

.

.

.


  Juna mengernyit. Ia berada di tempat yang sama seperti terakhir kali ia bertemu dengan Samuel, laki-laki itu berdiri berhadapan dengan Samuel yang menatapnya sendu.

  "Juna-"

   "Kok gue di sini?! Kenapa gue nggak ke alam baka?! Hah?! " Teriak Juna dengan emosi menggebu. Matanya menatap tajam Samuel yang terlihat berharap padanya.

  "Gue minta tolong,... Jangan menyerah dulu.. "

  "Ck.. " Juna berdecak. "Gimana gue nggak menyerah kalo keluarga elo toxic kayak gitu?! GUE TERTEKAN TINGGAL SAMA MEREKA! "

  "Juna.. Gue tahu.. Tapi mereka mulai sayang elo sekarang.. Seharusnya-"

  "SIAL! GUE EMANG NYAMAN SAMA DADDY LO! TAPI ORANG ITU SERING BANGET NYAKITIN GUE, SAM! GUE NGGAK KUAT! GUE NGGAK BISA LANJUTIN INI LAGI! " Juna menjadi sensitif saat ini. Ia lelah. Benar benar lelah.

  "Itu urusan lo, Sam.. Kenapa lo harus bawa bawa gue? Kenapa? Hiks.. " Juna jatuh terduduk, ia menangis tersedu di bawah kaki Samuel.

  "Izinin gue pergi, Sam.. Hiks.. Gue mau bahagia.. Hiks.. Gue mau pergi.. " Suara Juna terdengar menyayat hati. Laki-laki itu terus memohon dengan air mata mengalir deras.

  "Maaf, Jun.. Maaf.. Tapi lo nggak akan bisa pergi sebelum semuanya selesai". Setelah Samuel mengatakan itu, dada Juna terasa sesak luar biasa sekaligus nyeri, nafasnya tak beraturan dan semuanya gelap.

  Namun saat matanya kembali dipaksanya untuk terbuka, ia merasakan suatu benda yang mengganjal hidungnya, tangannya juga terasa kebas.

  Juna mengernyit, terlebih saat merasakan cairan jatuh di tangan kirinya yang terbebas dari infus.

  Dan..

  Ia melihat Jiyandra yang menangis, pria itu kacau dengan Kris dan Seline yang berdiri di belakangnya.

  Juna tersadar.

  Ia masih di dalam tubuh Samuel sialan ini.

  "Ha—us.. " Lirihnya dengan pelan. Tenggorokannya kering dan ingin ia basahi dengan air sekarang.

  Mendengar permintaan Juna—yang dianggapnya sebagai Samuel itu, Jiyandra pun membantu anak itu meminum air yang sudah disediakan.

  Kepala Juna pusing. Ia memutuskan untuk kembali menutup matanya setelah selesai minum.

  "Daddy menyayangimu.. Maafkan Daddy, Boy.. " Bisik Jiyandra dengan air mata berlinang.

 

 

 

Si Juna yang asli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si Juna yang asli

Si Juna yang asli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalo ini.. Siapa ya?

Juna Or Samuel? [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang