Akhirnya aku UP!
Maaf ya kalo makin ke sini makin gaje
Bingung banget lanjutinnya gimana, hehe
Semoga sukaaaa
Happy Reading!
Keadaan Samuel berangsur-angsur membaik meski sesekali anak itu akan mengalami mimpi buruk dan gangguan kecemasan.
Akibat kejadian buruk yang menimpanya, kondisi mental Samuel juga terkena imbasnya. Anak itu takut ditinggalkan sendirian, ia juga takut mendengar suara bentakan dan ruangan gelap. Jika ia mendengar suara teriakan seseorang, ia akan panik, nafasnya bahkan mulai sesak.
Hal itu mampu membuat Jiyandra, Kris dan Seline geram dengan Zergaf. Mereka menyiksa Zergaf tanpa belas kasih. Karena pria itu membuat malaikat keluarga itu berubah.
Hari ini Samuel mulai menjadi anak periang seperti sebelumnya, ia merasa bosan berada di ruang rawatnya dan akhirnya merengek untuk keluar dari sana. Ia ingin jalan jalan sebentar di taman Rumah Sakit.
Karena yang menjaganya sekarang adalah Seline, yang tak bisa menolak permintaan Samuel, akhirnya Seline mengiyakan.
Setidaknya sekarang Seline harus mengawasi kakaknya dalam jarak dekat, ia tak ingin kejadian naas itu kembali menimpa malaikat kesayangan keluarga Oliver itu.
.
.
.
.
Jiyandra menatap bengis wajah hancur Zergaf. Wajah Zergaf penuh luka, bibirnya membiru, tubuhnya hanya ditutupi oleh celana panjang, dadanya dan perutnya penuh luka cambukan dan pukulan.
"Sialan! Lo iblis! Bajingan! Bangsat! " Sentak Zergaf tanpa takut.
"Berani mengumpat, kau?! " Jiyandra mengambil pisau lipat di dekatnya, menggoreskan benda tajam tersebut ke dada Zergaf. Darah langsung mengucur deras.
"AKKKHHH! BAJINGAN LOOOO!!!!! " Teriak Zergaf kesakitan.
Jiyandra tersenyum senang saat darah Zergaf muncrat di wajah tampannya.
"Ini hukuman karena kau berani mengusik putraku, Zergaf! " Ia melempar pisaunya, kini ia mencekik kuat leher Zergaf, membuat sang empu kesulitan bernafas.
"Akkhh.. Hahh.. "
"Kau harus menanggung dengan nyawamu, Zergaf! " Jiyandra melempar tubuh Zergaf kuat, hingga laki-laki itu menjerit, karena punggungnya yang terasa remuk, kini terhantam keras di permukaan kasar lantai ruangan dengan cahaya remang remang itu.
BRUKKKKK!
"Ini karena perbuatan sialanmu.. Hahahaha! "
.
.
.
.
"Seline.. Capek.. Mau duduk.. " Rengek Samuel pada Seline saat mereka sedang berjalan jalan di taman rumah sakit.
Seline tersenyum kecil. "Oke. Ayo duduk di bangku sana". Ajaknya sambil mendorong tiang infus Samuel.
Mereka akhirnya duduk berdampingan, Samuel tampak memandangi sekitarnya dengan nafas lega. Seline sedikit senang karena Samuel mulai kembali manja seperti sebelumnya, ia mengusap gemas rambut hitam legam milik Samuel. "Aku seneng kamu bisa bahagia lagi.. " Ujarnya pelan.
"Aku.. Juga seneng.. Bisa balik sini lagi, Sel.. " Jawab Samuel dengan senyuman kecil. Ia masih teringat kejadian suram itu, dan ia masih merasakan takut yang parah. Ia pikir ia takkan bisa bertemu Daddy dan saudara-saudaranya lagi, namun ternyata Tuhan masih berbaik hati dengannya.
Setelah berdiam diri di taman, akhirnya Samuel mengadu, berkata kalau dirinya mengantuk. Dengan senang hati, Seline membantu Samuel berjalan meninggalkan taman rumah sakit.
Namun saat mereka berada di lorong rumah sakit, mata mereka—lebih tepatnya Samuel menemukan teman temannya dulu—Daniel, Jaden, dan Kevin yang tampak cemas di depan sebuah ruang rawat.
Samuel menggigit bibir bawahnya, ia menghentikan langkah kakinya.
"Sam, kenap-" Belum selesai Seline bertanya, Samuel tiba-tiba berlari meninggalkannya, membuat infusnya lepas begitu saja.
"Samuel! " Teriak Seline. Ia mengejar Samuel yang berhenti di depan para teman-teman 'Juna' yang dulu.
"I-ini.. Ada apa? Kalian kenapa di sini? Ada yang sakit? " Samuel bertanya pada teman-temannya, yang sayangnya menganggap keberadaannya sebagai hal yang mengganggu.
"Ngapain lo ke sini?! Belum puas lo buat David koma, hah?! " Sentak Daniel emosi.
"A-apa maksud kalian? D-David.. Koma? Dia kenap-"
"Jangan pura-pura sok polos deh, lo! Gara-gara Daddy lo, gue sama yang lainnya dibantai habis-habisan! David koma pun gara-gara elo! Kalau David nggak bangun, lo harus tanggung akibatnya! " Potong Kevin.
Tubuh Samuel menegang. Tangannya gemetaran hebat. Gangguan kecemasan nya kambuh karena bentakan yang barusan ia dapatkan. "E-enggak! Gu-gue.. Hiks! Gue.. Nggak mungkin! " Air matanya jatuh.
Seline mengepalkan tangannya melihat kakak kembarnya yang kembali rapuh. "Sialan kalian semua! " Sentaknya pada teman-teman Juna, ia mendekap Samuel yang gemetaran hebat, kesulitan mengendalikan ketakutannya.
"Sstt.. Aku di sini, Sam.. Kamu baik-baik saja.. "
"Hiks.. T-takut.. Arrgghh! " Ingatan saat ia disekap oleh Zergaf kembali masuk, membuat ia semakin kesulitan bernafas.
Geng Sagaros yang melihatnya hanya berdecih. Dasar playing victim, pikir mereka.
"Kalau kakakku kenapa-kenapa, siap siap mati kalian! " Sentak Seline, membawa Samuel pergi bersamanya meninggalkan geng Sagaros.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna Or Samuel? [TAMAT]
FanfictionJunartha Malendra Agrava, laki-laki dengan sifat jahil dan bobrok itu mengalami nasib buruk akibat menjahili temannya yang berujung terpeleset di tangga dan nyawanya tak dapat ditolong. Namun bukannya pergi ke alam baka, jiwa Juna malah nyangkut...