Setelah makan siang, Jungha hyung mengantarku kembali kerumah. Aku berterima kasih padanya dan berjanji pukul sembilan malam ini akan menginap dirumahnya.
Kutekan panel berangka di pintu rumahku, panel yg tanpa mengingatnyapun aku sudah hafal diluar kepala. Tanggal lahirku dan nuna dijadikan kata sandi untuk bisa masuk kerumah. Rupanya ayah sudah membereskan semua koperku yg aku taruh sembarangan di ruang tv tadi.
Ayah sepertinya sedang dikamar, pintunya tertutup rapat dan ada suara dengungan ac yg menyala. Musim panas kali ini sepertinya agak menyiksa. Aku yg baru tiba dirumah bergegas masuk ke kamarku dan menaruh tas selempangku di meja. Aku berinisiatif pergi menengok kamar nuna. Mencari buku catatan yg bewarna merah marun itu. Kamar nuna sama sekali tidak berubah, ayah membiarkannya kosong. Aku mencari buku catatan nuna dan membacanya lagi. jika memang nuna tidak bisa pergi dari dunia ini karena semua keinginannya disini. ini akan sangat merepotkan. ada berbagai keinginan nuna yang tidak bisa direalisasikan jika ini dilakukan olehku dan Jungha hyung.
"hangyeom~~~aaaa,,,"
Aku seperti mendengar suar nuna di telingaku barusan. aku menggaruk telingaku yang tidak gatal.
"hangyeom~~~aaaa,,,"
Tidak salah lagi itu suara nuna. aku melihat kesemua sisi kamar, membuka jendela, menengok kearah kolong, melihat kebelakang pintu kamarnya dan mengecek seluruh bagian di kamar nuna ini.
"Sepertinya aku kurang istirahat." walaupun sepanjang perjalanan dari Toronto ke Korea aku hanya tidur, tapi dua belas jam perjalanan diatas sana tidak bisa membuatku kehilangan semua rasa lelah yang sejak tadi menempel di pundakku. Aku memilih mandi dan berganti pakaian dengan pakaian yang nyaman, memilih kamar nuna yang bersih untuk dibandingkan kamarku sendiri.
Ajaibnya sedetik aku menempelkan kepalaku di bantalnya, seketika aku tertidur pulas. Semula aku hanya melihat kegelapan, tapi lama-kelamaan ada sinar yang terang dan membuatku membuka mataku perlahan. Aku melihat ada hamparan pasir didepanku, ditambah goyangan air maju dan mundur bersama buih-buih dibarengi riakan ombak kecil. Aku tertuju pada seorang perempuan muda cantik berambut pendek mengenakan gaun yang berwarna putih bertelanjang kaki. Dia membelakanginku. Ini dimana, bukankah aku baru saja tidur di kamar nuna tadi.
"hangyeom~~~aaaa,,,"
aku tidak bisa membedakan apakah aku sedang berada dialam mimpi atau ini sungguh kenyataan. aku bisa merasakan angin yang berhembus lembut yg mengenai wajahku.
wanita didekat bibir pantai itu berbalik kearahku dan melambaikan tangan padaku sambil berteriak.
"hangyeom~~~aaaa,,,"
"kemarilah, ayo bermain bersamaku."
Aku heran, aku masih memakai piyama lamaku yang tadi kupakai ketika akan tidur. Pergi ke pantai dengan mengenakan piyama terlihat seperti orang aneh. aku mendekati sosok wanita cantik itu. Song Han Gyeol, benar orang yang sekarang berdiri dihadapanku dan tersenyum dengan wajahnya yang manis ini, nunaku yang sejak 6 bulan lalu meninggal.
"Gyeoma,, apakah kau baik-baik saja?"
"kau, sungguh kau nunaku?"
"tentu saja"
lihat aku baik-baik, aku sangat mirip denganmukan," dia berputar memperlihatkan semua bentuk tubuhnya.
"ini mimpikan, nuna kau sudah meninggal dunia setengah tahun yang lalu."
"kau benar. tapi kau tau, gara-gara perbuatan bodohku aku tidak bisa ke akhirat."
"maksudmu?"
"kau pernah bermain game bukan?" Aku mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Han Gyeol's Expectancy
FanfictionLika liku perjalanan JungHa menghabiskan 25 daftar harapan yg ingin dijalani kekasihnya ketika masih hidup, Song Han Gyeol. Song Han Gyeol meninggal mendadak setelah pulang berkencan dengan JungHa malam itu, Han Gyeol menjadi salah satu korban kecel...