Gyeom Kerasukan

24 5 0
                                    

Aku mengemudikan mobilku dengan kecepatan yg tinggi. Jarak dari apartemen dukun misterius itu lumayan jauh dari apartemenku. Mungkin sekitar kurang lebih dua jam dari rumah. Aku menoleh ke arah Gyeom tapi sepertinya dia kelelahan dan tertidur sambil menyender ke arah jendela. Kulihat ponsel yg di genggamnya kedap kedip dan ada tulisan 'ayah'. Kupinggirkan mobilku sejenak dan mengangkat teleponnya. Ini sudah sekitar jam 9 malam pasti ayah khawatir dengan Gyeom.

" Ya ayah.. gyeom bersamaku. Ayah  jangan khawatir. Dia akan menginap semalam lagi denganku. Iya.. baik ayah. Ayah beristirahatlah. Iya.. terima kasih yah." Aku melanjutkan perjalanan kami yang kurang dari setengah jam lagi. walaupun aku belum sempat menikah dengan Han Gyeol aku merasa seperti bagian dari keluarganya. aku merasa sudah menjadi menantu dari keluarga ini.

Padahal kami sampai di apartemen dukun itu siang hari tapi karena hujan berhenti sampai hampir senja, kami baru bisa keluar dari lingkungan itu ketika petang. Kami belum sempat makan malam. Rencananya aku akan mampir ke kedai dekat rumah dan membeli beberapa macam makanan berat dan lauk untuk ku simpan di kulkas. Aku memakirkan mobilku tepat didepan kedai langgananku, membeli dua porsi tangsuyuk, dua porsi jajangmyeon, beberapa lauk yang akan kusimpan dan kumakan jika sempat.

"Gamsahamnida"

"Selamat menikmati." Sapa sajangnim pemilik kedai. ada beberapa kantong keresek yang kubawa. aku membuka pintu belakang dan memasukkan semua belanjaanku di bagian tengah mobil.

Aku kembali ke kursiku dan memasang sabuk pengaman. 

cup

Tiba-tiba Gyeom mencium pipiku.

"Gyeom, Hangyeom~~~~a apa yang kau lakukan?"

"Oppa, ayo cepat kita pulang ke apartemenmu. ppaliiii juseyooooo chagiyaa.."

"Gyeom??"

"wae? ppali.. ayo kita pulang hyung..."

Aku bersiap dan menginjak rem perlahan dan mengemudikan mobil dengan aman sampai kerumah. Gyeom turun dari mobil dengan gaya yang tidak biasa. Malam ini dia nampak centil seperti wanita. Dia berjalan dengan memegang tas selempangnya dengan kedua tangan dan berjalan sambil berjingkrak, bersenandung lagu cinta sama seperti HanGyeol jika dia sedang bahagia.

apa yang sedang Han Gyeom lakukan, dia tidak kerasukan lagikan?

Aku berjalan mengikutinya dari belakang, belum sempat aku menekan kunci password apartemen rumahku. Gyeom sudah menekan dan pintu itu terbuka.

"Gyeom, dari ma....."

"oppa... eeh, hyung aku akan mandi dulu baru kau mandi, setelah itu kita makan. oke?"

"lagi.. dia memanggilku oppa lagi." aku menyiapkan makan malam dan menyimpan sebagian lainnya untuk besok. Gyeom keluar dari kamar mandi dengan membalut handuk seperti wanita, dia menutupi bagaian atas badannya dan berjalan ke arah kamar. Berpakaian dan memaksaku untuk segera mandi. Dia mengambil bajuku tanpa menanyakan letaknya seakan-akan sudah seringkali membuka lemari pakaianku. dia memakai kaos oversize bewarna putih kesukaan HanGyeol dan celana bitam pendek yang mengekspos bagian pahanya yang putih bersih. seketika aku terdiam, aku seperti melihat Hangyeol barusan, HanGyeol yang kurindukan selama ini.

"Hyung cepatlah mandi, aku lapar, aku tidak sabar ingin makan tangsuyuk itu bersamamu."

"oiya,, tunggu sebentar."

Gyeom berjalan dan melewatiku, aku mencium parfum Gyeol yang seringkali dia pakai jika tidak sengaja pulang dari kampusnya dan beristirahat seebentar di apartemenku. 

"Gyeol," aku meraih tangan Han Gyeom, menariknya dan memeluknya, melihat keseluruhan wajahnya. benar, ini Gyeol. Gyeol belahan jiwaku. Aku mengecup bibirnya. Menarik dagunya dagunya dan mengulum bibir bawahnya. Merasakan kembali bibirnya yang sudah lama kurindukan. Dejavu. Aku pernah merasakan ini sebelumnya, mencium bibir Han Gyeol dulu. 

25 Han Gyeol's ExpectancyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang