Bangun di pagi hari dengan keadaan setengah sadar, meraba sekitar tempat tidur, mencari ponsel hanya untuk melihat sudah pukul berapa sekarang. Kutemukan beberapa panggilan tak terjawab dari ayah. Aku bukannya tidak ingin mengangkatnya, semalam aku begitu kelelahan. Setelah menyelesaikan tugas akhirku yg sudah mendekati waktu pengumpulannya. Aku ingin cepat selesai kuliah dan segera kembali berkumpul bersama nuna dan ayah. Perbedaan jam antara Korea dan Kanada juga agak menyulitkan kami dalam berkomunikasi. Jika di kanada pukul 11 siang, maka di Korea pukul 12 malam, perbedaan waktu 13 jam membuat kami bertiga harus saling menghitung waktu yg tepat jika ingin melakukan panggilan video.
"Kenapa ayah menelepon sebanyak ini?"
"25 panggilan tak terjawab dan 5 pesan."Pesan dari ayah
Nak, bisa kau pulang sekarang. Nunamu mengalami kecelakaan.
Kubuka pesan lainnya
Gyeom, Gyeol nuna sedang kritis. Apa kau bisa segera pulang?"Pesan terakhir ayah.
Gyeom.. pulanglah nak, kau bisakan datang ke Pemakaman nunamu.Aku menelepon ayah balik
Tuut.. tuut.. tuut...
Tuut.. tuut.. tuut...Tidak ada jawaban
Aku mencari kontak Jungha Hyung..
Tuuutt.. tuut.. tuuut.."Yeoboseyoo" suara disana terdengar lemah.
"Hyung... apa yg terjadi??"
"Hiks... hikss... seharusnya.. seharusnya aku mengantarnya pulang gyeom..."
"Apa benar nuna sudah tidak ada didunia ini hyung."
"Hiks hiks.. gyeom.. bagaimana aku menjalani hidupku tanpa Han Gyeol. Aku sudah mengumpulkan uang agar kami segera menikah setelah dia lulus nanti. Lalu sekarang bagaimana... hikss. Hiksss.."
"Aku akan pulang. Tunggu aku."Aku segera berkemas alakadarnya, memesan tiket langsung menuju korea.
Kupesan tiket pesawat tanpa transit dari Vancouver ke Korea. Untunglah dari kerja sambilanku. Aku bisa mengumpulkan sedikit uang, paling tidak ayah tidak berat menanggung biaya kuliahku dan uang simpananku berguna di saat-saat seperti ini. Perasaanku berkecamuk, aku ingat benar malam itu menghubungin nuna. Dia bercerita akan pergi ke Gangnam bersama Jungha Hyung. Tapi kenapa jadi begini ceritanya. Sebenarnya apa yg sudah terjadi. Aku berselancar didunia maya mencari informasi berita tentang semua kecelakaan. Betapa terkejutnya aku saat melihat dari sebuah portal berita kenamaan korea. Di portal itu menceritakan kronolgis kecelakaan kereta subway di daerah gangnam. Ada sebuah error sistem yg menyebabkan dua kereta seling bertubrukan. Menyebabkan beberapa orang terluka bahkan ada yg sampai meninggal dunia. Apa nuna naik kereta subway ini, tidak biasa-biasanya dia naik subway. Jika JungHa hyung tidak menjemputnya, nuna biasa naik bis kota.Aku jadi teringat beberapa hari lalu, aku bermimpi tentang nuna. Ketika itu dia hadir dengan wajahnya yg sangat cantik. Dikelilingi bunga-bunga dengan rambut sedikit lebih panjang dari sebelumnya. Rambutnya diurai dan dibagi sama rata kiri dan kanan tanpa poni. Memakai pakaian bewarna putih dengan renda tanpa lengan. Seperti pengantin wanita sebelum memakai kerudung penutup wajah.
(Buseeet.. pas ngedit speechless. Gyeomii kalo jadi cewe secantik ini, pantes aja jungha klepek2)
Nuna hanya diam dan terus tersenyum. Tidak biasa-biasanya dia hadir di mimpiku. Banyak orang bilang jika kita begitu merindukan seseorang maka dia akan muncul di dalam mimpimu. Bagaimana aku merindukannya. Hampir setiap hari kami bercengkrama via skype.
Aku berharap aku sampai di korea tepat waktu. Berat rasanya pulang ke kampung halaman dengan alasan semenyedihkan ini. Seharusnya ketika perayaam Chuseok aku menurutinya untuk pulang sejenak, jika saja aku tau nuna akan pergi secepat ini. Menyesal sekarang sudah tidak berarti.
Aku tiba di bandara dengan selamat, mendarat pukul tiga sore waktu korea, memesan taksi untuk mengantarkanku ke rumah duka tempat nuna di semayamkan. Jetlag yg kurasakan sudah tidak berarti lagi. Benar aku mengantuk, karena jika ini Kanada, sekarang pukul 2 malam. Aku hanya berusaha tegar demi ayahku. Sekarang dua wanita yg dicintainya sudah pergi untuk selama-lamanya. Ada banyak karangan bunga yg berjejer di rumah duka rapi berbaris menyambut kedatanganku. Kebanyakan berasal dari kampus tempat nuna berkuliah. Beberapa dari pemerintah dan teman-teman hyung. Aku melihat ayah sedang menerima penghormatan dari para tamu. Disebelahnya JungHa hyung juga memakai pakaian duka. Terpampang wajah Nuna di karangan bunga kematiannya. Wajah yg sama yg menemuiku di mimpi beberapa malam lalu. Aku memeluk ayah. Menangis bersama, berusaha tegar tapi mustahil. Semenjak ibu meninggal. Nunalah yg selalu menjagaku. Bertindak layaknya seorang ibu. Menyayanyiku yg kala itu masih tidak begitu memikirkan apa artinya kehilangan.
Setelah 4 hari disemayamkan, akhirnya jenazah nuna di kremasi dan abunya di taruh tepat di guci sebelah abu ibu. Kenapa mereka semua meninggalkanku begitu cepat. JungHa hyung bahkan mengambil cuti tahunannya untuk mengurus pemakaman nuna. Dia merasa bersalah membiarkan Gyeol nuna pulang dengan subway. Kami berbincang-bincang soal nuna semasa hidup. Sesekali ketika hyung mengingat kembali kenangan berasama nuna, dia mulai terisak.
Seperti sebuah firasat, ketika beberapa jam sebelum kejadian, hyung bercerita jika nuna memintanya membelikan ayah donat didekat restoran italia langganan mereka setiap hari jadi mereka berdua. Dan ayah menimpali jika malam itu nuna berpamitan dengan gaya yg aneh, menyuruh ayah untuk berhati-hati jika dirinya tidak ada. Padahal seringkali jika berpamitan nuna hanya bilang dia akan pergi tanpa pesan khusus. Walaupun ini kali pertamaku bertemu dengan hyung, aku seperti sudah menganggapnya hyungku sendiri. Kami tidak pernah bertemu sebelumnya. Kami hanya berkomunikasi via telpon jika nuna menghubungiku. Nuna begitu mencintai JungHa hyung, aku setiap hari mendengarnya berceloteh membangga-banggakan kekasih tampannya itu. Benar, aku sekarang seratus persen percaya jika apa yg dikatakan nuna itu benar. HanGyeol nuna dan JungHa hyung ini memang sepasang gebok dan kunci. Mereka pasangan yg saling mengisi satu sama lain.
Setelah selesai mengurus semuanya. Jungha hyung meminta izin pada ayah untuk melihat kamar nuna. Ayah mengijinkannya, bahkan ia menawarkan untuk menginap dirumah kami. Hyung duduk di kursi depan meja rias nuna. Memeluk fotonya dan menangis sendirian. Aku bisa melihatnya dari balik dapur, pintu kamar nuna terbuka separuh.
Tangisan Hyung sangat menyedihkan. Dia menangis sambil terus meracau. Aku berniat mengambilkan minum agar dia lebih tenang. Kudapati dia tertidur dalam tangisnya.
"Gyeoool~~aaaaaa... Song Han Gyeoool..."
"Kau tega padaku. Kau bilang nanti kita akan menikah dan memiliki banyak anak. Kau bohong padaku. Kau jahat."Dia menangis, mengigau, dan tertidur bersamaan. Kehilangan membuatnya menjadi sedikit tidak waras. Bahkan sebelum ini. Aku melihatnya tertawa kemudian menangis sangking sedihnya. Kuharap hyung segera pulih dari rasa kehilangannya karena kepergian nuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
25 Han Gyeol's Expectancy
Fiksi PenggemarLika liku perjalanan JungHa menghabiskan 25 daftar harapan yg ingin dijalani kekasihnya ketika masih hidup, Song Han Gyeol. Song Han Gyeol meninggal mendadak setelah pulang berkencan dengan JungHa malam itu, Han Gyeol menjadi salah satu korban kecel...