06 | Punya Jaemin

1.5K 203 48
                                    

06

"Lakukan saja, brengsek!"

Haechan mengerjap. Lalu tawa pelannya terdengar. Pria itu tidak menyangka Jaemin akan sangat bar-bar saat heat. Haechan kira, Jaemin tidak akan sadar dan hanya menuruti nafsunya. Seperti Omega heat pada umumnya.

Tubuh Jaemin dibaringkan di atas ranjang. Bibir keduanya kembali bertemu. Kali ini Jaemin benar-benar mengikat Haechan agar pria itu tidak menjauh. Kedua lengan ada di leher Haechan sementara kakinya memeluk pinggang pria itu.

Suasana kamar terasa panas. Jaemin rasanya semakin tidak sabar. Tubuhnya bereaksi berlebihan. Kepalanya pun terasa pusing. Ledakan nafsu membuat Jaemin terlihat sedikit berbeda. Dia sedikit menurut saat Haechan menyuruhnya untuk mengangkat kedua lengannya. Melepaskan kaus yang dia kenakan.

"Cantik," puji Haechan. Dia menggigit bibir bawah Jaemin lalu melumatnya lembut. Lidahnya menyusup masuk ke dalam mulut Jaemin. Yang lebih muda hanya bisa mengerang pelan, tubuhnya bergerak tidak nyaman. Pelampiasannya hanya mencengkram kemeja putih yang masih Haechan kenakan.

"Haechan ... Haechan~" Tatapan Jaemin tidak fokus. Kabut nafsu menutupi kewarasan Jaemin.

"Kenapa?" tanya Haechan. Dia menyentuh perut Jaemin, mengusapnya lembut. "Nanti bayinya tau kamu kayak gini."

Wajah Jaemin semakin memerah. Kedua kakinya merapat. Rasanya Jaemin mendadak malu setelah mendengar ucapan Haechan. Ini betulan bayinya bisa tau?

"Nggak malu?" Haechan rasanya ingin tertawa. Menggoda Jaemin yang sangat polos tentang hal seperti ini rasanya sangat menyenangkan. Membuat Haechan ingin menandainya.

"Jangan ... gitu." Jaemin menutup perutnya sendiri dengan kedua tangannya, "Bayinya gak liat. Jangan liat."

Haechan memandang tubuh telanjang Jaemin yang terbaring pasrah di bawahnya. Wajah memerah dan mata serta pipi yang basah karena air mata. Pemandangan yang pernah dia lihat sebelumnya.

"Kalau liat gimana?" Haechan menarik lepas dasi yang terasa mencekik lehernya. Meletakkannya asal di lantai. Lalu disusul dengan kancingnya.

Jaemin menatapnya. Sedikit buram karena air mata. Demi apapun, Haechan tampan sekali. Pria itu seolah sengaja melakukannya. Melepaskan kemejanya dan menunjukkan lekuk tubuhnya yang sempurna.

Yah dia seorang Alpha.

"Haechan tutupin."

"Gimana caranya?"

Jaemin rasanya mau menangis. Dia malu sekali. Tapi, Haechan malah kembali melanjutkan kegiatannya. Memberikan tanda merah di seluruh tubuh Jaemin. Menciumi perut lembutnya lalu turun. Mengangkat kaki kanan Jaemin dan bibirnya menyentuh paha Jaemin.

"Ja-jangan gitu. Nanti ... nanti bayinya lihat."

Haechan terkekeh pelan. Dia mengusap paha Jaemin lembut. "Enggak, enggak. Bayinya gak akan lihat. Aku hanya bercanda."

Jaemin mengangkat kaki kirinya. Ingin menendang wajah Haechan tapi dia tidak berhasil. Telapak kakinya itu hanya menempel di pipi Haechan.

Kalau Alpha yang lain, harga diri mereka mungkin akan terluka. Tapi, ini Haechan. Pria itu melupakan harga dirinya kalau itu tentang Jaemin. Entahlah, Haechan hanya merasa kalau dia harus 'terlalu baik' ke Jaemin.

"Haechan?"

~

Menyerahkan heat pada Alpha memang memiliki banyak keuntungan. Tidak ada efek samping seperti obat yang para Omega minum untuk mencegahnya. Dengan Alpha memang membuat siklusnya lebih cepat selesai, berbeda dengan obat. Mungkin membutuhkan waktu selama seminggu.

RENJANA [HYUCKNA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang