syarat

63 9 2
                                    

masih dengan mode marahnya hanni tetap mengabaikan minji hingga saat ini.

minji dan hanni tengah berkumpul di ruang tamu dengan keadaan minji yang sedang mengerjakan tugasnya dan hanni yang sedang menonton tv

"duh ini gimana yah cara kerjanya!!" bingung minji menggaruk kepalanya. 

sudah 3 minggu minji tidak masuk sekolah karena di score, membuat gadis itu tertinggal banyak sekali materi pelajaran. alhasil sekarang ia tengah pusing tujuh keliling akibat begitu banyak tugas yang sama sekali ia tidak fahami.

"hann bisa bantu aku ngga"

"apaan???" jawab hanni dengan sedikit juteg 

"ini lo han soalnya susah banget!! kamu ngerti ngga??"

walaupun masih kesel bawaan tadi siang hanni tetap turun dari sofa dan duduk lesehan di samping minji yang juga sudah lesehan sambil belajar.

"ini itu rumusnya kaya gini" hanni mengambil polpen dari tangan minji lalu menuliskan rumus untuk minji.

minji awalnya menatap pergerakan tangan hanni tapi sedetik kemudian pandangannya beralih menatap wajah hanni.

"cantik bet istri gue"

"nanti kamu ikutin ini aja" ucap hanni masih terus menulis

"gue masih ngga percaya nih cewek akhirnya jadi istri gue"

"ingat kunci utamanya adalah X" terang hanni melingkari  huruf X agar minji ingat patokan rumusnya.

"tapi sayang....gue punya jasadnya tapi hatinya engga" senyum minji perlahan memudar.

"jangan lupa selalu libatkan Y karena X selalu butuh Y nanti jadinya akar kuadrat paham!!" hanni langsung melihat minji

"paham, kek minji butuh hanni kan? jadinya bangbazz??" cerocos minji dengan kesadaran yang masih setengah lamunan.

"lo ngomong apaan sih!!"

"eh....." minji langsung tersadar sambil memegangi bibirnya

"tadi aku ngomong apaan???"

"dasar aneh, gue udah jelasin, lo malah ngomong sembarangan, ah malas gue ngajarin lo " hanni langsung pergi meninggalkan minji

"eh han hanni!! hann......" panggil minji yang tidak dirubris hanni

"duh tadi aku ngomong apa yah!! astaga..... ngomong apa sih aku barusan!! duh malu bangeeet..." minji benar benar malu sekarang.

di tengah sesi malu itu tiba tiba

tok...tok...tok...

"eh ad tamu" minji langsung bangkit dari duduknya dan lari ke depan pintu

ceklek......

"yaa......"

"atas nama nona minji??"

"ya dengan saya sendiri?? ada apa yah??"

"ini ada dua pekat untuk anda dan istri anda"

"paket?? dari siapa?? perasaan saya ngga pesan apa apa pak!!"

"si pengirim tidak memberitahu saya nona, kata beliau paket ini untuk anda dan istri anda saja"

"oh yaudah makasih ya pak"

"ne mohon tanda tangan dulu nona"

"oh okey"

minji pun menanda tangani paket sebagai tanda terima setelahnya sang kurir pun pergi

"hanni, minji" baca minji pada setiap tagname paketnya

"kok punyaku kecil" protes minji sedikit tidak terima paketnya lebih kecil dari hanni.

GIVE ME A CHANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang