Apa yang paling menyenangkan sewaktu sekolah?
Saat semua guru sedang rapat dan meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan juga tugas pelajaran.Itu adalah jam kosong yang paling ditunggu para siswa untuk bermain-main bersama teman sekelas, menyambangi seseorang di kelas sebelah atau ke kantin diam-diam demi membeli sesuatu.
Ada yang mengantuk kemudian tidur,
ada yang memisahkan diri ke pojok kelas untuk melamun sambil mendengarkan lagu memakai headsetnya,
ada yang makan dan berebut cemilan sampai isinya berhamburan,
ada yang taruhan adu panco dengan imbalan yang kalah memijit yang menang.
Masih banyak jenis lain, jangan heran seberisik apa ruangan kelas ini.Begitu pula yang dilakukan Hyunsik dan kedua sahabatnya, mereka sangat gaduh memainkan Truth or Dare, tak terhitung berapa kali permainan mereka menimbulkan lengkingan teriakan.
Permainan ini mengandalkan 90% keberanian, skill menepati janji dan setia kawan. Jika memilih keputusan yang salah pasti akan berakhir dikerjai sepuasnya oleh sahabat-sahabatnya yang hobi usil satu sama lain.
Sekarang giliran Hyunsik, botol minuman kosong itu diputar dan berujung mengarah padanya.
Tawa renyah dan cekikikan tadi yang keluar dari mulut Hyunsik seketika hilang, mendadak dia kesusahan menelan ludahnya sendiri, serasa tersangkut di dalam tenggorokan."Mereka akan menjahiliku habis-habisan"
Hyunsik baru saja memperhatikan perilaku kedua sahabatnya, Zayyan dan Gyumin saling pandang lalu memberikan senyuman smirk yang membuat dirinya bergidik.
Mereka sudah siap dengan segala akal bulus untuk mengerjai balik."Aku bakalan mati muda"
"Truth or dare?"
Tanya Zayyan, salah satu sahabat Hyunsik yang tinggi badannya nyaris sama namun tampak lebih kecil."Truth"
Hyunsik menjawab dengan logis dan tak tergesa-gesa, sebab opsi Dare sangat beresiko.Tapi tentu saja sahabatnya tak akan dengan mudah mengabulkan pilihan Hyunsik.
"Tidak bisa"
Sangkal Gyumin."Hey! Kalian mengakaliku!!"
Hyunsik tak terima tingkah sahabatnya, mereka selalu begitu.Menurut Hyunsik, Gyumin adalah juara satu dalam mengganggu orang. Sementara Zayyan kerap di pihak menyoraki, tak peduli sahabat mana yang menjadi target asal bukan dia yang menjadi korban.
"Zayyan, kau setuju bocah ini memilih Truth? sedangkan kita berdua tadi memilih Dare. Seharusnya dia juga dare, ya kan?"
Seperti inilah annoying-nya Gyumin."Oke sepakat, Hyunsik memilih Dare"
Tuh kan, Zayyan juga ikutan. Mereka berdua sama saja.Hyunsik menggeram kesal. Tarikan nafasnya berat seakan memberi arti kesabaran nyaris di ambang limit.
"Itu salah kalian sendiri memilih Dare.
Oh oh, apa ini termasuk dalam rencana kalian?? YAA! kalian sengaja menjebakku main game bodoh ini?!"Hyunsik pandai sekali menerka, dan tebakannya jarang meleset.
"Hehe... Maaf Hyunsik, kami perlu melakukan ini karena seseorang akan mentraktir kami selama sebulan kalau bisa membuatmu memberikan nomor hpmu padanya"
Gyumin dengan entengnya berbicara mulus dan lancar tanpa ada rasa takut sedikitpun. Dia seolah tau Hyunsik takkan memarahinya.
Iya Hyunsik takkan memarahinya tapi mungkin membunuhnya.
"BODOH! BODOH! MATI KAU!! GYUUUMIIINNN!!!"
"YAAA HYUNSIK!! dia bisa kehabisan nafas!"
Zayyan berusaha melepaskan cekikan tangan Hyunsik saat melihat lidah Gyumin sudah terjulur-julur. Dia tau Gyumin sedang mendramatisir keadaan tapi Hyunsik sungguh seperti orang kesurupan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART • oneshot • Xodiac
Cerita PendekHeart to heart * 9 members * Bromance * Short stories • • • • • • • • • • 100% fanfiction. tidak ada hubungannya dengan kehidupan sehari-hari member ✿