05. BERDUA

1.1K 141 7
                                    


"Kau mau makan apa biar ku ambilkan?" Tanya Lisa, bukan maksudnya perhatian karena dia yakin Jennie itu pasti akan salah mengartikan pertanyaannya. Ya, seperti sekarang.

"Kau perhatian sekali padaku, apa kau sedang mempertanggungjawabkan yang tadi?" Jennie mengedipkan sebelah matanya, dengan senyum menggoda.

"Cepat mau apa!"

"Aku mau mangga muda," katanya membuat Lisa kembali dibuat shock.

"Mangga muda apanya? Kau itu tidak sedang hamil." Gemas Lisa jadi ingin melempar Jennie dari gedung sekolah saat ini juga.

"Memang makan mangga muda harus hamil dulu?" Tanyanya yang entah itu polos sungguhan atau hanya berpura-pura polos. Lisa tiba-tiba tidak bisa membedakannya.

"Terserah! Kau membuatku sakit jiwa!" Lisa langsung bergegas pergi meninggalkan Jennie sebelum jadi rabies.

"Ya sudah sana berobat."

Lisa berjalan ke arah tempat makanan yang memang disediakan pihak sekolah, "dari banyaknya wanita yang dikirimkan untuk tinggal di rumahku entah kenapa Tuhan mengirimkan dia. Selain penakut dia juga suka menguji kesabaran orang." Lisa mengambil beberapa makanan untuk ia bawa ke Jennie sambil marah-marah.

"Apa kau sedang mengeluh tentang istrimu? Sepertinya semua istri itu sama saja, istriku juga tiada hari tanpa marah-marah." Orang random yang berdiri di samping, tiba-tiba menyambar ucapan Lisa. "Hai! Aku Seulgi!"

"Oh hai, Lisa! Kau salah, aku tidak sedang mengeluhkan tentang istriku karena dia sudah tiada dua belas tahun lalu," Lisa tersenyum menunduk, kesedihan itu masih ada meski waktu selalu berjalan membawa pergi kenangan.

"Astaga! Maafkan aku, aku tidak tahu. Aku turut berdukacita untuk mendiang istrimu."

"Tidak apa-apa, terima kasih! Tadi kau mengeluhkan tentang istrimu yang suka marah-marah? Kenapa dia suka marah-marah padamu?" Lisa memancing obrolan.

"Aku sih tidak tahu apa salahku, duduk di rumah salah, pergi keluar rumah juga salah, hidupku seperti dipenjara, kau jangan menikah lagi, sendiri lebih menyenangkan," Seulgi memberi saran.

Lisa menutup mulutnya, menunjuk dengan dagu, mengode pada Seulgi untuk diam karena ada seorang wanita dibelakangnya yang menatap tajam.

"Apa kau bilang tadi? Hidupmu seperti dipenjara? Apa itu tidak terbalik? Hidupku yang seperti dipenjara, kau membuat ku melahirkan tiga anak tanpa mau mengurusnya!" Omel Irene sebagai istri Kang Seulgi.

"Itu, lihatlah kesana ada anak-anak," Seulgi mengalihkan.

Irene terkecoh, "kembali kau Kang Seulgi!"

Lisa melongo, menggeleng-gelengkan kepalanya, "semoga aku tidak satu nasib dengannya."

Namun, ditengah acara yang sedang berlangsung di sekolah Greysa, disitulah kepanikan Lisa dimulai, Jennie menghilang entah kemana. Dia tidak ada di kursinya. Padahal Lisa hanya meninggalkannya sebentar.

"Kemana dia pergi? Jennie! Lihatlah, belum ada lima menit aku meninggalkannya dan dia sudah menghilang," Lisa meletakkan makanannya di sembarang tempat dan mulai mencari Jennie.

Greysa yang melihat Lisa langsung menghampirinya, sambil membawa piala kemenangannya. "Daddy!" Panggilnya.

"Sayang, kau melihat Nona Jennie?"

"Tidak, aku tidak melihatnya, memang ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, sayang. Acaranya sudah selesai bukan? Pulanglah bersama supir."

"Tapi Daddy, aku ingin pergi ke rumah temanku Selene, boleh ya?"

"Ya, baiklah, tapi pulang sebelum jam makan malam." Lisa mengecup pipi Greysa dengan penuh sayang.

THRILL - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang