15. AYAHNYA

614 124 14
                                    


"Sekarang aku tahu kenapa kekasih gadis itu takut menyentuh tubuhnya karena ternyata ayahnya seorang Kim Jungjae."

Lisa sekarang bisa menyimpulkan, dia mengangguk-anggukkan kepalanya seolah paham padahal tidak.

"Lalu apa kau sudah menyentuhnya?" Tanya Dara. Sebenarnya sudah tahu karena leher Jennie dipenuhi tanda merah dan itu pasti karya anaknya karena tidak mungkin orang lain.

"Hah? Tidak, belum, maksudku ibu tahu kan?" Kaget Lisa sambil menyembunyikan kepanikannya.

"Ya, ibu tahu kau tidak menyukai Jennie jadi mana mungkin kau menyentuhnya," Dara hanya mengangguk seolah percaya lalu tersenyum diam-diam sambil menyuapkan makanan ke dalam mulut.

Sementara Lisa mencoba biasa saja sambil menarik kursi dan duduk sambil memainkan ponselnya menunggu Jennie. "Hanya seorang Kim Jungjae, aku akan menghadapinya. Tapi bagaimana?"

Dara rasanya ingin menyemburkan makanan yang sedang dirinya kunyah karena menahan tawa melihat Lisa yang terlalu percaya diri. Tapi Dara menahannya.

Tiba-tiba Lisa menelan ludah susah payah sembari membayangkan. "Yang pasti Kim Jungjae itu juga memiliki kelemahannya," terlalu yakin itulah Lisa.

"Kau bicara apa sih sejak tadi? Ibu tidak dengar dengan jelas," Dara bertanya.

"Tidak ada. Ibu, aku akan menemui Jennie, kenapa dia lama sekali." Lisa pun berdiri dan memutuskan menyusul Jennie ke atas, membuka pintu kamar begitu sampai. Berjalan terburu-buru lalu menggedor-gedor pintu kamar mandi yang tertutup.

"Jennie, buka pintunya cepat, aku ingin bicara," Lisa mencoba membuka pintunya tapi terkunci dari dalam.

"Ya bicara saja, aku dengarkan." Sahut Jennie dari dalam.

"Keluarlah dulu," ujar Lisa tak sabaran.

Dengan malas Jennie membuka pintu dan hanya menyembulkan kepalanya, "ada apa? Aku masih butuh waktu untuk bersiap."

"Kenapa kau tidak bilang jika Kim Jungjae itu adalah ayahmu?" Dari nada bicara Lisa bisa Jennie tebak ada sesuatu.

"Memang itu penting?"

"Apa kau tidak waras? Dia ayahmu."

"Ya lalu kenapa, ayahku tidak sehebat itu kan?" Jennie tidak mengerti kenapa semua orang takut dengan ayahnya. Tapi Jennie sendiri juga takut sih.

"Kau bercanda?"

"Mana ku tahu."

Dn tanpa berbasa-basi lagi Lisa langsung bergegas pergi sambil mengotak-atik ponselnya, "kenapa aku harus ditakdirkan berhadapan dengan seorang Kim Jungjae? Ya ampun! Apa aku harus mulai membuat persiapan pemakamanku sebelum pernikahanku?"

"Lisa, kau jadi pergi mengantarku tidak sih?" Teriak Jennie yang tiba-tiba ditinggalkan tanpa adanya basa-basi seperti berpamitan contohnya.

Lisa menoleh, "kau bicara apa aku tidak bisa mendengarnya."

"Ish! Menyebalkan! Tahulah, terserah!" Jennie kembali menutup pintu kamar mandinya dengan keras.

Lisa terjingkat kaget lalu menggaruk kepalanya merasa bingung, "ada apa dengannya? Sepertinya semua orang sedang tidak waras! Dan sayangnya aku ini juga orang!"

.
.
.

Lisa duduk di sofa ruang tamu sambil memutar-mutar kunci mobil dan berpikir, "jika aku menginginkan Jennie maka aku harus mau bersimpuh di hadapan Kim Jungjae? Tapi aku bahkan tidak sudi bertemu dengan pria tua yang sombong itu." Lisa terus bergumam, bertanya sendiri dijawab sendiri.

Disaat Lisa sedang pusing memikirkan itu semua, tak lama Jennie muncul tapi berlalu pergi melewatinya begitu saja, membuat Lisa tergugah dan langsung berdiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THRILL - JENLISA [G!P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang